Siswa di Ambon Diliburkan dari Sekolah, Tapi Tidak di Rumah

Konten Media Partner
11 Oktober 2019 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Madrassah Ibtidaiyah (MI) Ambon (11/10). Dok: Lentera Maluku
zoom-in-whitePerbesar
Madrassah Ibtidaiyah (MI) Ambon (11/10). Dok: Lentera Maluku
ADVERTISEMENT
Lentera Maluku. Sejumlah sekolah mulai dari tingkat TK, SD, dan SMP di Kota Ambon kembali diliburkan, mulai sejak tanggal 11—19 Oktober 2019. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Fahmi Sallatalohy dalam unggahnya di akun facebook pribadinya.
ADVERTISEMENT
Pasalnya Kota Ambon kembali diguncang gempa bermagnetudo 5,2 pada Kamis (10/10/2019) dan di susul beberapa guncangan lagi.
“Selamat sore Bpk/Ibu kepala sekolah, guru TK, SD, dan SMP se-kota Ambon yang dikasih Tuhan Yang Maha Kuasa. Perlu kami informasikan bahwa mulai besok tgl 11 Oktober 2019 anak-anak diliburkan sampai tanggal 19 Oktober 2019. Demikian informasi ini menjadi perhatian kita semua,” tulis Sallatalohy.
Imbauan ini kemudian mendapat respon dari warganet. Apalagi diketahui ada seorang siswa SMP Kalam Kudus Ambon, Vinsen Yonatan Ananto (13), menjadi korban akibat terkena reruntuhan bangunan di Desa Passo, Kecamatan Baguala.
SD Negeri 19, 30 Ambon (11/10). Dok: Lentera Maluku
Menanggapi intruksi tersebut, Lentera Maluku mencoba untuk menemui Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Ambon, Dahlan Gazam S.Pdi., (11/10). Ia katakan bahwa anak-anak murid diliburkan namun tidak untuk guru.
ADVERTISEMENT
“Imbauan ini pun bersifat situasional, karena mencermati suasana saat ini, satu sisi siswa mengalami traumatis. Sehingga input siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak maksimal dan tidak efektif,” ujar Gazam.
Para Guru di MAN 2 Ambon tetap beraktivitas.
Gazam memaparkan bahwa ada juga beberapa murid yang jarak tempat tinggal ke sekolah cukup jauh, sehingga para orang tua rela menunggu, sampai proses belajar selesai.
“Imbauan tersebut juga diinformasikan kepada seluruh orang tua murid, bahwa proses belajar di lembaga pendidikan, untuk sementara waktu diliburkan, namun tidak dengan proses belajar di rumah”, tandasnya.
Dia berharap kepada para guru dan orang tua untuk tetap membimbing anak dengan pelajaran, atau tugas-tugas yang sudah diberikan oleh guru saat di ruang belajar. Kata dia, karena pemikiran anak-anak rentan sekali jika situasi seperti ini. (LM2)
ADVERTISEMENT
.