Transportasi Laut Warga Banda Dengan Segala Ketabahan

Konten Media Partner
12 November 2019 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat transportasi Laut di Banda, (Dok. Lentera Maluku)
zoom-in-whitePerbesar
Alat transportasi Laut di Banda, (Dok. Lentera Maluku)
ADVERTISEMENT
Pulau Banda yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah memiliki eksotisme laut yang mengagumkan. Banda dan pulau-pulau sekitarnya menjadi tempat tujuan wisata laut bagi turis lokal maupun mancanegara.
ADVERTISEMENT
Untuk tiba di Banda Neira dari Kota Ambon, bisa ditempuh dengan jalur udara dengan jadwal dua kali seminggu, dan jalur laut dengan beberapa jadwal pelayaran. Jika menggunakan kapal jarak tempuh Ambon-Banda Neira adalah 6-16 jam.
Kepulauan Banda terdiri atas beberapa pulau kecil, diantaranya Pulau Ay, Pulau Hatta, Pulau Pisang (Pulau Sjahrir), dan pulau-pulau kecil lainnya. Untuk sampai di pulau-pulau itu satu-satunya transportasi yang tersedia adalah kapal kecil dengan mesin motor yang lazim disebut Pok-pok.
Salah satu pengemudi Pok-pok, Angga Ronoterto(45) menjelaskan, waktu tempuh antara satu pulau dengan pulau lainnya tergantung pada jarak pulau-pulau tersebut. Di Banda Neira terdapat pelabuhan kapal Pok-pok yaitu Pantai Lamane. Di Pelabuhan ini bersandar semua rute Pok-pok yang akan mengantarkan calon penumpang ke pulau-pulau sekitar Neira.
ADVERTISEMENT
Kapasitas penumpang yang bisa diangkut oleh satu kapal Pok-pok terdiri atas 10-15 orang. Jika sedang sepi dan kurang penumpang, kapal Pok-pok akan tetap berlayar walaupun hanya dengan 5 orang penumpang. Tarif untuk satu kali pelayaran ke Pulau Lonthoir adalah Rp 5000. Per 10 November nanti tarif Pok-pok Neira-Lonthoir akan naik menjadi Rp 10.000 per kepala. ia mengisahkan bahwa dalam sehari dia bisa membawa penumpang hingga 6 kali bolak balik dengan penghasilan berkisar Rp 150.000 hingga Rp 200.000.
"Dalam sehari saya menghabiskan 5 liter solar. Jika harga solar per liter adalah Rp 10.400 maka dalam sehari saya harus mengeluarkan biaya operasional sebanyak Rp 52.000 untuk membeli solar," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Dengan pemasukan Rp 150.000 saja, lelaki yang sudah 21 tahun menjalani profesi sebagai pengemudi kapal pok-pok ini bisa mendapat penghasilan bersih Rp 100.000 per hari.
Angga Ronoterto, Pengemudi Pok-pok. (Dok. Lentera Maluku)
Dengan penuh keyakinan dan tetap berserah pada Tuhan Yang Esa, Angga dan pengemudi Pok-pok lainnya tetap semangat menjalani pekerjaan sehari-hari. Berapapun penghasilan yang didapati mereka syukuri.
“ini adalah rejeki beta, yang penting katong (kami) sehat supaya bisa tetap kerja”, pungkas Angga dengan wajah teduh.
Keadaan geografis kepulauan Banda yang terdiri atas laut menjadikan modal transportasi ini popular di kalangan masyarakat. Karena yang tersedia hanya kapal pok-pok maka penduduk kepulauan Banda menjadi sangat bergantung pada kapal bermuatan belasan orang ini. Bahkan pada musim-musim ombak pun masyarakat akan tetap menumpang pok-pok dengan konsekuensi ombak dan gelombang tinggi melanda. (LM3)
ADVERTISEMENT