Tentang Memilih Prof. Nurdin Abdullah; Cerdas Memilih (yang) Terbaik

Konten dari Pengguna
22 November 2017 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari leo tolstoy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tentang Memilih Prof. Nurdin Abdullah; Cerdas Memilih (yang) Terbaik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Kemampuannya dalam hal memahami orang miskin dan upayanya mengangkat harkat dan kesejahteraan rakyat kecil, Nurdin Abdullah berdiri di garda depan. Keberpihakannya pada rakyat kecil sangat mengagumkan".
ADVERTISEMENT
Effendi Gazali (Peneliti Komunikasi Politik dari Cornell University).
***
Dalam sistem demokrasi, kebebasan memilih pemimpin adalah sebuah keniscayaan. Kebebasan itu adalah sebuah keistimewaan dan sesejati-sejatinya hak yang mereka peroleh untuk menentukan lima tahun ke depan (satu periode kepemimpinan) tentang siapa sosok pemimpin (pelayan) yang akan memberimu pelayanan.
Keistimewaan dari kebebasan untuk memilih pemimpin politik yang diberikan oleh ruang demokrasi ini menegaskan kemandirian setiap orang untuk berfikir tentang siapa sosok yang benar-benar patut untuk dijadikan pemimpin. Keniscayaan kebebasan ini mesti benar-benar diisi dengan kejelian dan kesungguhan berfikir menimbang-nimbang rekam jejak mereka. Kebebasan memilih ini hanya punya arti yang baik apabila masyarakat memaksimalkan pertimbangannya untuk mengenali sang calon pemimpin.
Seolah sebuah ungkapan berbicara: dalam dunia yang demokratis, kebebasan memilih haruslah ditopang oleh kemandirian memberdayakan pikiran untuk memutuskan pilihan.
ADVERTISEMENT
Memilih Prof Andalan, Menilik Jejak Rekam
Prof Andalan adalah sebuah fenomena pemimpin yang mengagumkan: punya nama dan kebesarannya yang bersumber dari kerja nyata dan kesungguhannya mencintai rakyatnya. Kebesaran namanya tidak lahir dari permainan media. Bahkan daerah yang dipimpinnya semula sungguh-sungguh luput dari perhatian media. Bantaeng, daerah tertinggal dengan segala kepesimisan yang menyelimuti daerah itu. Apa yang mungkin bisa membuat media tertarik untuk meliputnya?
Tetapi kesungguhan untuk bekerja nyata dan keberpihakan politiknya untuk membangun Bantaeng adalah sebuah komitmen yang dimiliki oleh Prof. Nurdin Abdullah. Dengan atau tanpa diperhatikan media, dia tak berkurang sedikit pun semangatnya untuk bekerja membangun dan memberdayakan Bantaeng. Dia bekerja untuk membebaskan Bantaeng dari cengkeraman kemiskinan.
Jejak-jejak rekam seperti ini, di dalam dunia yang demokratis, haruslah benar-benar menjadi pertimbangan. Masyarakat di era ini adalah masyarakat yang memiliki hak untuk mengakses berbagai informasi. Tapi yang perlu dicatat, kritis untuk memilah dan memilih berbagai informasi yang berkembang adalah suatu kemestian yang lain. Ada ungkapan “you are what you eat”, kamu adalah apa yang kamu makan. Kamu adalah apa yang kamu konsumsi. Mengonsumsi informasi yang tidak benar, salah, atau sesat, hal itu justru bisa membawamu tersesat jauh.
ADVERTISEMENT
Kembali kepada sang profesor, memilih dia tentu saja tidak boleh saja terjebak pada ‘pengidolaan’ yang buta. Penggunaan dan pemaksimalan pemikiran untuk melihat jejak rekam dia adalah suatu hal yang mutlak diperlukan. Siapakah sosok Nurdin Abdullah? Apakah kelebihan ketimbang dari pemimpin yang lain? Di manakah letak dari kelebihannya? Pertanyaan-pertanyaan yang kritis ini haruslah muncul dalam setiap otak tiap individu untuk memutuskan memilih. Menentukan pilihan dengan cara seperti ini lebih memuaskan dari terjebak pada pengidolaan yang buta.
Pengalaman semacam ini pernah dilalui oleh masyarakat Bantaeng di tahun 2008. Waktu itu, Bantaeng adalah sebuah daerah yang tertinggal. 2008 adalah tahun pemilu dan tahun bagi kehadiran seseorang yang tak pernah diunggulkan. Tetapi orang-orang memiliki ikhtiar untuk mencari pemimpin yang benar-benar memimpin (pemimpin yang melayani) rakyatnya. Mereka menggunakan hak memilihnya dengan baik dan sebagian besar (terdorong oleh keinginan luhur mencari pemimpin yang benar) menjatuhkan pilihan kepada profesor yang tak diunggulkan itu. Dan rupanya ikhtiar dari masyarakat Bantaeng terbayar: mereka memperoleh apa yang dicita-citakannya dengan kehadiran seorang pemimpin yang benar-benar melayani. Kesejahteraan Bantaeng perlahan hidup. Pertanian Bantaeng perlahan bangkit. Objek-objek wisata mewarnai keindahan Bantaeng. Setelah itu, masyarakat kembali menjatuhkan pilihan kepada profesor untuk periode kedua. Bahkan mungkin jika tak ada aturan yang mengharuskan batasan jadi pemimpin, sang profesor bisa dipilih lagi untuk periode ketiga, keempat dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Membuka Banyak Saluran Informasi untuk Mengenal Nurdin Abdullah
Kini tentu saja tidak susah untuk mengenal siapa sosok Nurdin Abdullah. Ada banyak saluran media yang bisa digunakan untuk mengenali sosoknya secara sesungguhnya: dari media lokal atau nasional, dari tokoh-tokoh atau peneliti terpercaya, dan atau dari masyarakat Bantaeng secara langsung. Untuk memilih Nurdin Abdullah sang profesor, kalian memiliki banyak akses informasi untuk menelusuri rekam jejak kepemimpinan dan keberhasilannya. Semata-mata agar kita sama-sama memperoleh bukti: kepemimpinan dan keberhasilan yang diukir oleh sang profesor bukanlah cerita fiktif belaka.
Banyak tokoh-tokoh dan pengamat politik di tingkat nasional (yang memberikan perhatian kepada pemimpin-pemimpin daerah) memberikan komentar yang menakjubkan tentang sosok Nurdin Abdullah. Effendi Gazali, seorang peneliti komunikasi politik dari Cornell University, mengaku ‘kagum’ dengan ketokohan dan kepemimpinan Nurdin Abdullah baik sebagai akademisi maupun sebagai tokoh politik di Indonesia. Seperti yang muncul di pikiran kita jika kita menelaah benar-benar track record sang profesor, Effendi Gazali mengatakan bahwa sang profesor bukan hanya seorang guru besar. Melainkan dia juga seorang yang mampu membangun daerah yang dipimpinya. Kemampuan dan keberhasilan sebagai Bupati Bantaeng adalah sesuatu yang membuat sang pengamat politik itu berdecak kagum. (sindonews).
ADVERTISEMENT
Effendi Gazali membandingkan Nurdin Abdullah dengan tokoh-tokoh nasional lainnya. Menurutnya, yang membuat popularitas para tokoh nasional melejit jauh melebihi Nurdin Abdullah adalah faktor pemberitaan media saja. Jika mau berbicara prestasi dan kemampuan menciptakan terobosan kebijakan yang berpihak kepada rakyat, sang pengamat dengan tegas mengatakan Nurdin Abdullah lah kekagumannya. Dalam diri Nurdin Abdullah, ada kemampuan memahami orang miskin, ada wujud ikhtiar mengangkat harkat dan kesejahteraan rakyat kecil. Dan sekali lagi, sang pengamat kagum. Sebab sang profesor dari Bantaeng memiliki keberpihakan kepada rakyat kecil (sindonews).
Gagasan dan Jaringan yang Luas
Turut-sertakan pikiranmu (your mind) dalam cintamu kepada seseorang. Ungkapan ini mengungkapkan satu hal: mencintai adalah pekerjaan hati. Tapi agar tak terjebak pada cinta yang buta, pikiran sertakan pula untuk turut bekerja menilai apakah ia layak dicintai dan jadi sandaran dari segala harapan. Ini berlaku dalam mencintai Nurdin Abdullah sebelum memutuskan untuk menjatuhkannya sebagai harapan. Berikan sedikit ruang dalam cintamu agar pikiranmu memberi penilaian.
ADVERTISEMENT
Kalian mencintai Nurdin Abdullah, berilah sebentar untuk berfikir tentang apa kelebihan dari Nurdin Abdullah, profesor andalan itu. Dua hal saja sebagai kata kunci: sang profesor memiliki gagasan dan jaringan luas. Dimulai dari gagasan atau idea, ini bukan hal yang mudah. Setiap orang memiliki gagasan. Tapi gagasan yang cemerlang sudah pasti tidak lahir dari proses pendidikan dan pengalaman yang biasa saja. Nurdin Abdullah menjalani proses yang matang (sungguh-sungguh matang) dalam pendidikan. Pengalaman yang luas memberi banyak hal yang penting dalam dirinya sehingga ia menjadi matang sebagai pribadi. Kualitas pengalamannya juga turut memberi kontribusi bagi kualitas gagasannya. Ada ungkapan: pengalaman adalah guru terbaik.
Gagasan-gagasan cemerlang Nurdin Abdullah telah mewujud sebagai kebijakan yang membawa perubahan besar bagi Bantaeng: Bantaeng bangkit dari keadaan yang tertinggal. Bantaeng mewujud sebagai daerah yang maju. Bantaeng menjadi daerah dimana masyarakatnya sejahtera. Bantaeng menjadi daerah tujuan wisata. Dan banyak lagi perubahan yang dimiliki Bantaeng. Semua itu berkat gagasan yang dimiliki oleh Nurdin Abdullah. Di sini kita dapat melihat betapa lengkapnya seorang Nurdin Abdullah: pengukir gagasan dan juga pengeksekusi sekaligus. Dia cemerlang dalam memikirkan segala detail-detail perencanaannya. Dia bijaksana dalam penggarapannya. Tentu kemampuan ini tetap disadari oleh sang profesor sebagai anugerah ilahi. Dan dia bersyukur.
ADVERTISEMENT
Kelebihan kedua, Nurdin Abdullah memiliki jaringan yang luas. Jaringan sosial (sosial network) di dalam sosiologi merupakan bagian dari modal sosial yang penting. Jaringan sosial terbentuk sebagai akibat dari keberhasilan sebuah interaksi. Dengan sederhananya, pergaulan yang baik dengan siapapun, komunikasi yang nyaman dan pertemanan yang terjaga dengan baik membuatnya memiliki keuntungan itu yakni jaringan sosial.
Jaringan sosial yang luas yang dimiliki oleh Nurdin Abdullah sangat membantu dalam mewujudkan ide-idenya. Kita tak dapat membayangkan apa jadinya seorang Nurdin Abdullah memiliki iide atau gagasan-gagasan yang cemerlang jika tanpa memiliki jaringan yang luas? Tetapi jaringan yang luas yang dimiliki yang dimiliki olehnya telah membantu banyak hal. Ketika dia memiliki ide yang mulia dalam terobosan di bidang kesehatan, jaringannya di Jepang dapat membantunya dalam memberikan bantuan mobil ambulans. Dan banyak lagi contoh dari keuntungan memiliki jaringan luas yang dimiliki oleh Nurdin Abdullah.
ADVERTISEMENT
Perpaduan gagasan cemerlang dan jaringan yang luas telah menempatkan Nurdin Abdullah sebagai idola yang layak dicintai dan dijatuhkan pilihan untuk menjadi pemimpin di masa depan. Tidak akan rugi menjatuhkan pilihan dan menempatkan harapan pada pemimpin yang memiliki integritas, memiliki keberpihakan politik kepada rakyat dan ditambah lagi memiliki ide cemerlang dan jaringan luas seperti sang profesor.