Akal Politik Muhammadiyah: Skripturalis-Rasional vs. Substansialis-Pragmatis

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP
Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP merupakan lembaga yang berada di bawah struktur pimpinan pusat Muhammadiyah yang bergerak di bidang kebijakan, politik, demokrasi, dan masyarakat sipil
Konten dari Pengguna
22 Juni 2023 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ridho Al-Hamdi. (2020). Paradigma Politik Muhammadiyah: Epistemologi Berpikir dan Bertindak Kaum Reformis. Yogyakarta: IRCISOD
zoom-in-whitePerbesar
Ridho Al-Hamdi. (2020). Paradigma Politik Muhammadiyah: Epistemologi Berpikir dan Bertindak Kaum Reformis. Yogyakarta: IRCISOD
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akal Politik Muhammadiyah merupakan Konsistensi cara berpikir dan cara bertindak warga Muhammadiyah dalam merespon urusan politik, baik itu politik yang bersifat umum maupun politik praktis (kepemerintahan, kepartaian, dan kepemiluan).Akal Muhammadiyah Politik merujuk pada putusan organisasi baik yang diputuskan oleh Muktamar Tanwir maupun forum resmi lainnya yang mentukan konsistensi berpikir dan bertindak dari Akal Politik Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT

Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akal Politik Muhammadiyah

Pembentukan akal politik Muhammadiyah tidak bisa lepas dari keterkaitan sejarah politik muhammadiyah dari masa lampau pada 1912 untuk menjadi bekal kuat dalam mengarungi kondisi dan realita masa kini dan masa depan. Ada 4 faktor terbentuknya akal politik Muhammadiyah, diantaranya :
1. Faktor Muhammadiyah sebagai gerakan Islam di bidang kemasyarakatan. Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang bergerak konsisten di bidang dakwah kemasyarakatan, bukan bidang politik. Sebagai contohnya adalah penolakan atas ajakan gerakan politik oleh Ahmad Dahlan terhadap Agus Salim (Politisi Sarekat Islam). Serta usulan yang tertolak lainnya seperti yang dilakukan oleh HOS Cokroaminoto dan ketika Muhammadiyah di pimpin oleh Ahmad Badawi melakukan penolakan serupa. Bahwasannya pada Muktamar Muhammadiyah 1978 Muhammadiyah memang bergerak dibidang dakwah islam bidang kemasyarakatan.
ADVERTISEMENT
2. Faktor Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis. Muhammadiyah lebih mudah berkembang di kawasan perkotaan daripada pedesaan. Di kawasan perkotaan, masyoritas masyarakatnya cenderung lebih terdidik dan memiliki kesibukan di dunia industri sehingga dakwah Muhammadiyah dalam menghadapi masyarakat jenis ini lebih mudah diterima. Cara berpikir dan bertindak gerakan Islam modernis-reformis yang dilandaskan pada etos kerja yang penuh semangat inilah, yang kemudian menyebabkan cara berpikir dan bertindak warga Muhammadiyah mengarah pada pilihan yang bersifat rasional dan pragmatis.
3. Faktor pengaruh Nilai-nilai di Muhammadiyah. Kita bisa menjumpai pada Teologi Al-Ma’un, Teologi ‘Al-Ashri, Langkah 12 Mas Mansur, Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM), Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH) Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih (HPT), Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wasy-Syahadah, dan nilai-nilai lainnya. Nilai-nilai terserbut disampaikan di berbagi forum Muhammadiyah seperti Darul Arqom/Pengkaderan tingkat Ortom, Pelatihan, rapat sebagai indoktrinasi kepada warga Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
4. Faktor Khittah Ujung Pandang Cs. Khittah perjuangan Muhammadiyah yang sering menjadi rujukan bagi warga Muhammadiyah adalah Khittah Ujung Pandang 1971. Khittah tersebut menegaskan: Muhammadiyah tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau organisasi apapun. Konsistensi netralitas Muhammadiyah dalam politik praktis tetap dijaga pada pemilu 2014 dan 2019 meskipun aspirasi tertuang dalam “tim sukses”. Selain itu juga dalam pendirian partai yang tidak terlibat jauh pada PAN (1998) dan PMB (2006)

Karakteristik Akal Politik Muhammadiyah

1. Akal Skripturalis: menjaga kemurnian Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah Islam dari ketercampuran politik praktis; menjaga agar Muhammadiyah konsisten di jalur dakwah kemasyarakatan.
2. Akal Rasional: konsekuensi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam reformis-modernis. Muhammadiyah berusaha keras merasionalisasikan cara hidup dengan menyebarluaskan ajaran-ajaran modernisme Islam yang bertentangan dengan cara hidup Jawa tradisional.
ADVERTISEMENT
3. Akal Substansialis: lebih menekankan substansi ajaran dari pada simbol keagamaan. Ajaran-ajaran Islam memiliki makna yang universal dan harus dikontekstualisasikan dengan realitas sosial. Orang yang bersikap rasional, biasanya cenderung berpikir substansialis dan menerima sikap perbedaan.
4. Akal Pragmatis: Ahmad Dahlan adalah seorang pragmatis sejati. Hal ini terlihat dengan sikap dan perilaku Dahlan selama dia hidup, di mana Dahlan akan mengambil sesuatu hal jika dia berpikir hal itu memang yang terbaik.

Dua Madzhab Akal Politik Muhammadiyah

1. Akal Skripturalis-Rasional (Spiral)
• Madzhab ini dominan di Muhammadiyah dan didukung kebijakan organisasi.
• Muhammadiyah tidak perlu terlibat dalam politik praktis dan cenderung mencari urusan lain di luar politik praktis.
• Terlibat politik praktis hanya merugikan diri sendiri, bahkan lebih banyak membawa pada aspek negatif seperti sikap saling curiga, saling benci, dan memusuhi satu sama lain.
ADVERTISEMENT
• Bersikap oposisi terhadap kekuasaan.
• Menempatkan Muhammadiyah sebagai kelompok kepentingan (interest group) dan kekuatan moral (moral force).
2. Akal Substansialis-Pragmatis (Supra)
• Mazhab ini minoritas di Muhammadiyah dan tidak didukung kebijakan organisasi.
• Cita-cita perjuangan Muhammadiyah harus diwujudkan dalam perjuangan politik praktis melalui partai politik dan pemilu sehingga dapat merebut kekuasaan.
• Memiliki ketertarikan terjun dalam politik praktis baik itu menjadi aktivis partai politik maupun terlibat dalam pemilu baik itu sebagai caleg, capres, cakada atau tim sukses.
• Perjuangan Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya harus dikawal melalui perjuangan politik praktis agar targetnya sesuai dengan yang dicita-citakan.
• Muhammadiyah harus konsen untuk memikirkan perjuangan melalui jalur politik praktis, apakah itu melalui partai politik atau diaspora kader ke partai politik
ADVERTISEMENT