7 Kebiasaan yang Dapat Meningkatkan Kecerdasan Emosional Seseorang

18 Februari 2021 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang karyawan, salah satu kualitas terpenting yang harus dimiliki adalah kecerdasan emosional, atau EQ. Kecerdasan emosional mengacu pada kapasitas seseorang untuk menangani emosi internal dan eksternal. Jika kamu termasuk orang yang memiliki EQ yang tinggi, maka kamu akan dapat mengenali emosi sendiri dan mengendalikannya. Selain itu, kamu juga dapat mengenali emosi orang lain, dan menanggapi emosi tersebut dengan cara yang lebih sehat dan produktif.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, seseorang dengan EQ tinggi mampu mempertahankan hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan anggota tim, berpikir lebih jernih dalam situasi stres atau emosional, dan menghasilkan ide yang lebih baik tentang cara mengelola masalah pribadi.
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa kecerdasan emosional adalah kualitas genetika. Namun, keterampilan tersebut dapat dikembangkan dan diasah seiring berjalannya waktu jika memiliki komitmen dengan baik.
Berikut beberapa kebiasaan penting untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan emosional seseorang:
1. Mendengarkan Secara Aktif
Ilustrasi mendengarkan secara aktif. Foto: Pexels
Ini adalah salah satu praktik sederhana yang tanpa sadar sering dilewatkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Mendengarkan secara aktif adalah situasi ketika seseorang terlibat sepenuhnya dalam percakapan tersebut, menaruh perhatian penuh kepada lawan bicara, dan tidak terganggu dengan ponsel atau tugas lainnya. Hal ini memungkinkan orang tersebut bisa lebih baik memahami alasan dan motivasi lawan bicara saat berkomunikasi — yang dapat membantu seseorang menafsirkan emosi lawan bicara dan menemukan solusi atau tujuan dari komunikasi tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Sabar
Ilustrasi sabar. Foto: Shutterstock
Seseorang yang cerdas secara emosional juga akan melatih kesabarannya. Mereka akan mengambil sebuah keputusan lebih hati-hati dengan mempertimbangkan banyak aspek. Dan akan memperlakukan orang lain cenderung lebih baik. Kesabaran ini juga membuatnya lebih banyak waktu untuk memantau dan menanggapi emosi dirinya sendiri, membuat lebih tenang dan lebih rasional. Ini juga membantu seseorang membangun lingkungan yang lebih tenang bagi rekan kerja dan tim.
3. Empati
Ilustrasi sabar. Foto: Shutterstock
Bagi kebanyakan orang, empati muncul secara alami. Tapi sebetulnya setiap orang bisa melatih keterampilan ini dengan meluangkan lebih banyak waktu untuk membayangkan bagaimana kondisi dan perasaan orang lain. Semakin sering kita mempraktekkannya, maka akan mudah untuk kita memahami dan berempati kepada orang lain. Empati juga dianggap oleh beberapa orang sebagai keterampilan kepemimpinan terpenting yang harus dimiliki seorang pemimpin, loh.
ADVERTISEMENT
4. Memperhatikan Bahasa Tubuh
Ilustrasi memperhatikan bahasa tubuh. Foto: Shutterstock
Beberapa peneliti memperkirakan bahwa sebanyak 55% komunikasi disampaikan melalui bahasa tubuh. Sejalan dengan itu, seseorang yang memiliki kecerdasan emosional secara aktif akan memperhatikan bahasa tubuh orang lain. Mungkin lawan bicara memberitahumu bahwa mereka baik-baik saja dengan keputusan yang kamu ambil dalam sebuah proyek, atau bahwa mereka tidak merasa stres, tetapi tangan mereka yang bersilang dan tangan terlihat gugup mungkin menceritakan hal sebaliknya. Dengan memperhatikan bahasa tubuh lawan bicara selain dapat memahami lebih dalam, kita juga bisa membaca kemungkinan indikasi adanya sentimen lebih dalam namun tidak bisa disampaikan secara verbal.
5. Meditasi
Ilustrasi meditasi. Foto: Shutterstock
Ada banyak cara untuk bermeditasi dengan tujuan memberikan kesadaran yang lebih besar akan momen saat ini, dan kendali yang lebih besar atas pikiran dan perasaan sendiri. Meditasi bukanlah sesuatu yang memberi manfaat langsung; sebaliknya, ini harus dikembangkan seiring waktu, dengan latihan yang konsisten. Jika meditasi dilakukan secara konsisten maka seseorang akan merasa lebih selaras dengan pikiran dan perasaannya sendiri. Banyak penelitian telah menemukan bahwa meditasi dan pengendalian emosi dapat membantu seseorang tetap tenang dan rasional bahkan dalam situasi sulit dan mendesak.
ADVERTISEMENT
6. Menulis Jurnal (Self-Awareness)
Ilustrasi menulis jurnal. Foto: Shutterstock
Seseorang yang memiliki kecerdasan secara emosional sering membuat jurnal, atau kebiasaan serupa yang memungkinkan mereka lakukan untuk mengevaluasi dan memilah pikiran serta perasaan pribadi mereka. Ini penting untuk mengenali dan mengendalikan emosi diri sendiri, juga dapat membantu memproses apa yang sedang diamati di lingkungan sekitar, misalnya rekan kerja. Melalui jurnal, seseorang mungkin menyadari tentang motivasi dan perasaannya saat tidak produktif dan cara ini dapat membawa mereka untuk memikirkan solusi dengan lebih bijaksana agar bisa keluar dari situasi tersebut.
7. Work Life Harmony
Ilustrasi olahraga. Foto: Shutterstock
Seseorang yang cerdas secara emosional juga menyadari pentingnya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, lalu mempraktekkannya dalam kehidupan mereka. Mereka rela mengambil waktu khusus untuk beristirahat dan menjauh dari situasi dengan tingkat stres yang tinggi. Juga memprioritaskan kebiasaan sehat seperti tidur, makan, dan olahraga yang teratur — yang akan membuatnya lebih baik secara mental maupun emosional.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu penting untuk menjadikan kecerdasan emosional sebagai salah satu prioritas yang dikembangkan dalam dunia kerja. Selain meningkatkan hubungan dengan rekan kerja, ini juga bisa meningkatkan produktivitas dan mengenal diri sendiri lebih baik.