Awak kumparan dan Hobi: Jatuh Cinta dengan Olahraga Ekstrem

13 Februari 2021 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bersepeda menjadi hobi dan tren baru sejak pandemi tahun lalu di berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Tidak mau ketinggalan, banyak awak kumparan yang akhirnya juga menekuni hobi olahraga satu ini. Salah satunya adalah Raden Ricy Batara, Senior Client Partner Manager yang tergabung dalam kumparan Cycling Club.
Adi, Batara, Kresno, dan Gaga anggota kumparan Cycling Club. Foto: Muhamad Rizki Gaga/kumparan
Sedikit berbeda dengan awak kumparan lainnya yang lebih menyukai bersepeda dengan medan aspal, mas Batara, sapaan akrabnya lebih suka untuk ‘turun gunung’ — istilah yang ia gunakan saat akan bersepeda di gunung.
ADVERTISEMENT
Sebelum jatuh cinta dengan trek sepeda gunung yang bervariasi dan menantang, ia bersama awak kumparan lainnya lebih sering bersepeda dengan medan aspal kota Jakarta dan sekitarnya. Hingga tiga bulan yang lalu, ada seorang teman mengajaknya untuk mencoba trek sepeda gunung. Merasa cocok dan lebih senang saat menjalankannya. Akhirnya mas Batara memutuskan untuk beralih dari aspal ke tanah dan batuan di gunung atau bukit.
Batara bersepeda di trek JPG (Jalur Pipa Gas), BSD Tangerang. Foto: Raden Ricy Batara/kumparan
Jalur menurun tajam atau yang lebih dikenal dengan downhill menjadi trek yang membuatnya jatuh cinta selama tiga bulan terakhir. “Trek di Ciawi, lokasinya KTH dan Nura. Itu jalurnya asik sih, karena cenderung turunan terus, bisa kita sebut downhill, selama kurang-lebih 45 menit.” cerita mas Batara dengan antusias.
ADVERTISEMENT
Untuk hobinya ini pria yang bergabung dengan kumparan sejak tahun 2017 meluangkan waktu khusus setiap Sabtu untuk sepedaan. Di malam hari sebelum berangkat bersepeda ia akan memastikan segala kebutuhannya sudah terceklis. “Pokoknya harus lengkap semuanya, harus safety. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Helm, pelindung lutut, tangan, tas, handuk, air minum juga harus full.” kata mas Batara saat menjelaskan betapa pentingnya persiapan dan perlindungan diri untuk salah satu olahraga ekstrem ini.
Pengecekan sepeda dan alat pengaman sebelum bersepeda. Foto: Raden Ricy Batara/kumparan
Di malam yang sama, tidak luput sepeda kesayangannya masuk dalam list pengecekan. Ia akan mengecek tekanan angin, memastikan rem berfungsi dengan baik, memberikan pelumas, memastikan tekanan suspensi shock pada sepedanya agar pas dan terakhir memandikan sepedanya.
Saat memutuskan untuk menetapkan hati pada hobinya ini, mas Batara paham betul akan risiko dari olahraga ekstrem ini. Jadi ia tidak main-main untuk masalah persiapan dan perlengkapan. “Butuh merogoh kocek yang sedikit lebih banyak memang dibandingkan untuk sepeda dengan medan aspal, tapi ini sudah risiko dan harus dipenuhi demi keselamatan.” jelas mas Batara.
Batara bersepeda di trek KTH, Ciawi Puncak. Foto: Raden Ricy Batara/kumparan
Selama tiga bulan terakhir ia sudah menjajal beberapa trek sepeda di Jakarta dan Jawa Barat, seperti Ciawi, Bukit Batu, Sentul, Depok dengan berbagai medan. Setiap lokasi juga punya kesan tersendiri untuk mas Batara, mulai dari suhu yang berbeda jadi harus ada beberapa penyesuaian tubuh hingga tantangan-tantangan di setiap trek. “Ini juga seru. Walaupun namanya sepeda gunung tapi ada lokasi yang suhunya agak panas, kaya di Bukit Batu. Jadi ada experience yang beda.” kata mas Batara.
ADVERTISEMENT
Ditanya soal target sepedaan selanjutnya mas Batara cerita, rasa penasarannya masih tinggi untuk mengeksplor lebih banyak trek di sekitar Jabodetabek dan sekitarnya, setelah itu ia punya rencana juga untuk melipir lebih jauh ke Bandung dan Serang. Semuanya sudah masuk list hari Sabtu spesial bersama sepeda kesayangannya.
Batara bersepeda di trek Hutan UI, Depok. Foto: Raden Ricy Batara/kumparan
Meskipun terbilang olahraga yang cukup ekstrem tapi sejauh ini ia cukup menikmati hobinya. Selain olahraga momen ini juga ia manfaatkan untuk wisata dan refreshing setelah satu minggu bekerja.
Banyak efek positif yang ia rasakan sejak menggeluti hobinya ini di tengah pandemi. “Merasa lebih fresh, karena jauh dari keramaian kota dan sejauh ini jadi merasa lebih tenang. Selain tentunya manfaat fisik, ya.” tutup mas Batara.
ADVERTISEMENT