news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cara Bandung Mencintai Dunia Engineering

3 September 2019 10:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yohanes Bandung Bondowoso, frontend engineer kumparan yang masuk melalui kumparan Academy.
zoom-in-whitePerbesar
Yohanes Bandung Bondowoso, frontend engineer kumparan yang masuk melalui kumparan Academy.
ADVERTISEMENT
Tidak mau dibilang geek sempat membuat Yohanes Bandung Bondowoso menolak menekuni bidang teknologi komputer, padahal dia adalah seorang gamer. Demi menghindari predikat geek, dia bahkan berencana kuliah di jurusan Metalurgi.
ADVERTISEMENT
“Dulu tuh predikat geek kayaknya nggak asik gitu, depan komputer kerjanya. Padahal jadi gamer kan sama aja geek juga, tapi nggak mau ngaku,” jelasnya sambil tertawa.
Namun, sepertinya takdir menginginkannya menjadi seorang geek dengan terpilihnya dia menjadi salah satu tim frontend engineer kumparan melalui program kumparan Academy.
Pertemuannya dengan dunia teknologi komputer diawali dari hobinya bermain game saat SMA. Dari situ, bermodalkan google dan bertanya kepada teman yang lebih mengerti, ia belajar ilmu coding secara otodidak.
Kehadirannya di acara JakartaJS yang diadakan di kumparan tahun 2018 lalu jadi awal keinginannya menjadi bagian dari tim frontend engineer kumparan. “Waktu itu saya lihat Mas Ferdian (Ferdian Robianto-VP Engineering kumparan) menjelaskan teknologi yang dipakai di kumparan, saya jadi penasaran mau gabung, tapi masih nggak tahu caranya. Makanya, pas tahu ada program kumparan Academy saya langsung daftar, nggak ragu-ragu,” jelas laki-laki yang sempat kuliah di Universitas Bina Nusantara ini.
ADVERTISEMENT
Walaupun memutuskan untuk tidak meneruskan kuliah, tapi bukan berarti Bandung tak lagi menyukai dunia engineering. Dia justru menggali lebih dalam lagi berbagai hal tentang coding dengan bergabung ke berbagai komunitas engineering. Usahanya ini pun membuahkan hasil dengan diterimanya dia menjadi peserta kumparan Academy, mengalahkan 2.400-an pendaftar yang masuk.
Profesi yang tadinya sangat dihindari, kini justru ia geluti dan menjadi passion-nya. “Sejak ikutan coding bootcamp di kumparan Academy, jadi semakin suka sama dunia engineering. Karena ada banyak hal menarik yang bisa di-explor dan membuatnya terus belajar.” jelasnya.
Bandung memilih untuk menekuni bidang frontend engineering yang fokus pada tampilan sebuah website atau aplikasi. Alasannya sederhana, dia senang melihat hasil kerjanya secara jelas.
ADVERTISEMENT
Di waktu senggangnya, laki-laki yang menyukai olahraga kalistenik ini sering datang ke konser-konser musik indie Indonesia. Buatnya 2 kebiasaan ini (olahraga dan nonton konser) adalah penyeimbang dari pekerjaannya sebagai engineer yang menghabiskan sebagian besar jam kerjanya dengan duduk menghadap layar laptop di dalam ruangan.
Bagi Bandung, seorang engineer itu tak ubahnya seperti seorang pujangga. “Engineer itu kurang lebih sama seperti pujangga, karena bahasanya nggak dengan mudah dimengerti semua orang tapi karyanya tetap bisa dinikmati banyak orang,” jelas bungsu dari 3 bersaudara ini.
Bertemu dengan orang baru menjadi kesenangannya yang lain. Menurutnya, dengan bertemu banyak orang ada banyak insight dan pengalaman yang bisa didapat.
“Bagi saya, setiap orang unik, dengan berinteraksi bersama banyak orang, ada banyak insight yang didapat dan sangat bermanfaat di kerjaan juga di kehidupan,” tutupnya.
ADVERTISEMENT