news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ingin Membangun Mindfulness di Kehidupan Digital? Coba Gunakan Cara Ini

5 Agustus 2021 18:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Penggunaan teknologi digital yang terus meningkat, waktu jeda untuk terhubung kembali dengan apa yang terjadi di pikiran dan tubuh menjadi berbeda. Banyak gangguan yang datang, tanpa sadar membuat kita menjadi semakin jauh dengan apa yang sedang difokuskan dalam pikiran.
Ilustrasi sedang menerapkan sikap mindfulness dengan meditasi. Foto: Shutterstock
Mengutip dari Mindful, hidup di dengan kemajuan teknologi yang cepat membuat kita membutuhkan sedikit cara berbeda, agar emosi dan pikiran bisa tetap terjaga. Dengan begitu, kita bisa membuat pilihan secara sadar tentang apa yang harus difokuskan selanjutnya — juga menjadi lebih reaktif ketika emosi datang.
ADVERTISEMENT
Membangun dan melatih mindfulness bisa menjadi salah satu caranya. Dimanapun kita berada—secara mental atau fisik, online atau offline—kita dapat berhenti sejenak untuk bertanya: Apa yang terjadi dalam pikiran dan tubuh saya saat ini? Apa ini?
Dan Nixon, seorang peneliti senior di Mindfulness Initiative, telah menemukan bagaimana mindfulness dapat memperkaya kehidupan digital kita. Berikut tiga cara yang Dan temukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk membangun hubungan yang sehat di kehidupan digital saat ini.
1. Seperti apa pengalaman saya dengan teknologi?
Ilustrasi sedang menerapkan sikap mindfulness. Foto: Shutterstock
Kita banyak membaca di media yang mempertanyakan berbagai aspek hubungan manusia dengan teknologi, mulai dari masalah misinformasi hingga manfaat dan bahayanya. Ini adalah cara untuk mengeksplorasi seperti apa pengalaman kita sebenarnya.
Latihan: Saat membuka media sosial atau mencari sebuah informasi dan berita, bangun kebiasaan untuk bertanya: Apa yang terjadi di sini? Apa perasaan yang saya sadari? Bagaimana suasana ruang online ini?
ADVERTISEMENT
Dengan menumbuhkan rasa ingin tahu terbuka seperti ini, kita dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan teknologi. Kita dapat bertanya pada diri sendiri: Seberapa sering (dan untuk berapa lama) saya ingin menghabiskan setiap hari menggunakan media sosial, menanggapi email, atau memeriksa berita? Perangkat mana yang paling mendukung untuk berbagai aktivitas dan membantu saya tetap fokus?
Cara ini dapat membangun kebiasaan baru yang membantu menjaga hubungan sehat dengan teknologi.
2. Apa yang terjadi pada tubuh saya ketika menggunakan gadget?
Ilustrasi sedang menerapkan sikap mindfulness. Foto: Pexels
Terhubung secara online, tanpa menyentuh atau perasaan lainnya yang bisa dirasakan dan dilihat maupun didengar secara langsung mengakibatkan adanya kemungkinan kita terjebak dalam pusaran opini, suka/tidak suka, dan sebatas emoji. Kesadaran akan tekstur dan ritme halus tubuh dapat dengan mudah memudar dan tubuh menghilang dari perhatian kita.
ADVERTISEMENT
Latihan: Saat menggunakan gadget, luangkan waktu sejenak untuk bertanya “apa ini?” dari perspektif tubuh. Berhenti sejenak untuk memperhatikan: Apakah saya bernapas secara alami atau menahan napas? Apakah yang saya lihat atau dengar membawa ketegangan, atau membuat saya merasa lebih santai? Apakah ini berguna?
Atau ketika menggunakan media sosial, bayangkan orang-orang yang kita temui secara online tersebut memiliki tubuh dan bernapas. Sehingga saat menghadapi sebuah perbedaan pendapat, itu bisa menjadi jalan untuk menemukan titik temu di dunia yang begitu terpolarisasi.
3. Apakah semua masalah saya perlu diselesaikan dengan teknologi?
Ilustrasi sedang menerapkan sikap mindfulness. Foto: Pexels
Ungkapan "tech solutionism" terkadang digunakan untuk menggambarkan bagaimana teknologi selalu diarahkan untuk memberikan kita solusi, apapun masalahnya.
Namun, seperti yang sebagian besar praktisi mindfulness lakukan, jika kita melihat dunia melalui lensa dan sebatas layar, memperbaiki dan mengendalikan banyak hal, kita akan kehilangan pengalaman penting mendasar yang bisa didapatkan dari waktu ke waktu.
ADVERTISEMENT
Latihan: Sebagai tanggapan terhadap keadaan pikiran “mengoptimalkan” yang ditanamkan oleh gadget ke dalam diri, kita dapat kembali lagi dan lagi ke pertanyaan, “apa ini?” bukan untuk mendapatkan jawaban, tetapi justru sebagai sarana membiasakan diri untuk terus berusaha. Seperti yang dijelaskan oleh guru meditasi Martine Batchelor tentang “apa ini?” sebagai latihan dasar untuk memahami diri sendiri.
Dengan terus memperbaharui sikap peduli dan ingin tahu dalam ruang dan interaksi online, perlahan tapi pasti kita dapat bekerja untuk membangun lingkungan digital yang mengeluarkan sisi terbaik dalam kemanusiaan.