Kisah Para Pesepeda kumparan

12 Agustus 2019 16:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kalau kamu suka bersepeda ke kantor untuk berkontribusi melawan polusi, Kalau kamu suka bersepeda ke kantor untuk mengurangi macet, kumparan mendukungmu!
ADVERTISEMENT
Di kumparan, banyak yang bersepeda ke kantor. Istilah bekennya, bike to work. Begini cerita mereka.
Aditia Noviansyah, Redaktur Foto kumparan, sudah jarang menyentuh mobil dan sepeda motornya. Ia hampir selalu menggowes sepeda lipatnya ke kantor. Alasannya sederhana: Olahraga.
"Saya enggak suka olahraga yang gerak di satu ruang saja, cepat bosan. Akhirnya olahraga bersepeda cocok untuk saya, karena pemandangannya berbeda-beda," kata Ano, sapaan Aditia.
Bahkan, Ano kerap memutar-mutar rutenya pulang ke rumah hingga berjarak sejauh 18 kilometer. Baginya, fisik tak menjadi masalah. Yang jadi masalah adalah udara Jakarta yang berpolusi. Ia terpaksa pakai masker. “Enggak enak olahraga pakai masker. Napasnya enggak leluasa,” kata dia.
Reihan, karyawan magang kumparan, punya cerita berbeda. Ia sudah suka sepeda saat masih kuliah di Ritsumeikan University di Jepang. "Bersepeda memberikan aku kesempatan untuk lebih melihat sekitar. Aku bisa dengan mudah berhenti, bahkan bisa mengambil foto,” katanya.
ADVERTISEMENT
Bagi banyak orang, bersepeda adalah hobi yang cukup mahal. Tapi tidak bagi Tirta, Motion Graphic Designer kumparan. "Soal mahal atau enggak, tergantung dari kebutuhannya apa. Kalau aku pribadi, sepeda itu yang penting bisa dipakai dan nyaman saat digunakan. Murah bukan berarti enggak nyaman pas dipakai gowes," katanya.
Jalanan Jakarta yang belum mendukung pesepeda di Jakarta adalah tantangan terbesar ketika bersepeda ke kantor. “Walaupun sudah disediakan jalur tapi biasanya tetap harus rebutan dengan pengendara motor. Pesepeda masih belum dihormati oleh pengendara di Jakarta, masih dianggap minoritas, " kata Tirta.
Angga Sukmawijaya, Redaktur Ekonomi kumparan, mengingat kala bersepeda bersama M. Rizki, Redaktur Kolaborasi kumparan. "Karena rute kami sama, biasanya kami gowes bareng. Dan di tengah jalan selalu mampir ke penjual bubur ayam," kata Angga sambil terbahak.
M. Rizki, Redaktur Kolaborasi kumparan, dan sepedanya. | Foto: kumparan.
Reihan, karyawan magang kumparan, dan sepedanya. | Foto: kumparan.
Trio kumparan yang selalu gowes ke kantor. | Foto: kumparan.
Parkiran khusus sepeda, lokasi kedua. | Foto: kumparan.
Tempat parkir khusus sepeda, lokasi pertama. | Foto: kumparan.
Hijau, bersih, sepeda. | Foto: kumparan.
Foto gowes Ano. | Foto: kumparan.
Foto gowes M. Rizki. | Foto: kumparan.
Foto gowes Tirta. | Foto: kumparan.
Tak perlu baju khusus bersepeda, yang penting nyaman. | Foto: kumparan.
ADVERTISEMENT