Memecahkan Masalah dengan "Incubation Period"

15 September 2020 16:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Saat kamu dihadapkan dengan keputusan sulit atau mencoba memecahkan masalah yang sulit, mungkin kamu akan berasumsi bahwa kamu hanya perlu berpikir lebih keras. Tetapi berkonsentrasi lebih keras tidak akan memaksakan 'momen eureka' (momen yang tiba-tiba membuatmu paham akan sesuatu yang sebelumnya rumit) ketika mengalami hambatan.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, solusi dan pilihan terbaik mungkin akan datang dengan menjauh dari pekerjaanmu, menyibukkan diri dengan tugas lain. Seperti membersihkan rumah, bayar beberapa tagihan, main dengan hewan peliharaan, atau tidur siang, kegiatan tersebut akan memicu percikan ide jenius yang muncul secara ajaib. Lalu apa itu “Incubation Period”?
Ilustrasi membaca di sela waktu bekerja. Dokumen: shutterstock
Incubation Period
Proses seseorang mencari solusi dengan beristirahat sejenak dan melakukan kegiatan berbeda dari masalah yang sedang dihadapi.
Selama lebih dari 100 tahun, para ilmuwan telah mempelajari tentang "Incubation Period" atau masa inkubasi. Penelitian telah menemukan bahwa ide-ide terbaik seringkali datang ketika orang-orang tidak secara aktif mencoba mengembangkan solusi dari masalah yang ia sedang hadapi.
Sebaliknya, ide jenius sering muncul ketika seseorang menyibukkan diri dengan tugas yang tidak terkait dengan masalah yang mereka coba atasi.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah studi Psychological Science 2010, menjelaskan bahwa masa inkubasi ini dapat mempengaruhi pilihan seseorang dengan meluangkan waktu untuk tidak memikirkan suatu masalah dan dapat menghasilkan keputusan terbaik. Keberhasilan ini dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar manusia yang ternyata sangat cerdik — itulah fakta yang ditemukan para peneliti. Hingga mereka sepakat mengapa masa inkubasi ini dapat berpengaruh pada kemunculan ide-ide jenius untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Selain itu masa inkubasi ini juga dapat menghasilkan insight baru, seperti:
Mendapatkan pengetahuan baru. Ketika kamu berhenti memikirkan sesuatu, tapi otak akan terus bekerja untuk menemukan ingatan yang relevan, yang mungkin telah kamu abaikan ketika secara aktif mencoba memikirkan solusi dari masalah tersebut. Berbekal informasi baru itu, otak bisa mengembangkan gagasan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Menghasilkan solusi yang efektif. Masa inkubasi melemahkan solusi yang tidak membantu dan mengganggu. Istirahat sejenak memberi kamu perspektif pendekatan baru dalam permasalahan yang sedang dihadapi.
Masalah restrukturisasi. Menjauh dari masalah sejenak memberi otak kesempatan untuk mengatur ulang masalah tersebut dan melihatnya dari sisi yang berbeda. Jika kamu melihat masalah secara berbeda, maka solusi yang dihasilkan akan lebih jelas.
Ilustrasi istirahat di sela waktu kerja. Dokumen: shutterstock
Lalu bagaimana membuat masa inkubasi bisa bekerja dengan baik?
Nah, saat sedang dihadapkan dengan satu masalah ada baiknya mengambil waktu sejenak untuk beristirahat dan berhenti berpikir terlalu keras.
Lalu, berapa lama masa inkubasi yang disarankan? Beberapa penelitian mengatakan masa inkubasi sesingkat 10 menit cukup untuk membantu otak mendapatkan perspektif baru. Tetapi waktu ini tidak mutlak, kamu bisa bereksperimen untuk menemukan berapa waktu yang cocok untuk kamu.
ADVERTISEMENT
Saat kamu dihadapkan dengan satu pilihan sulit, lakukan kegiatan lain sejenak. Kamu bisa menyiram tanaman atau memberi makan hewan peliharaan untuk mencari inspirasi yang mungkin akan datang kepada kamu di sela kegiatan tersebut.
Atau, ketika kamu tergoda untuk begadang dan mengatasi suatu masalah, lebih baik pergi tidur sambil memikirkannya. Otak kamu akan tetap bekerja untuk mencari solusi dari masalah yang kamu hadapi saat kamu tertidur nyenyak.
Tips sederhana dari Amy Morin (Psikoterapis) ini bisa membantu kamu me-refresh otak sejenak di sela jam kerja karena tidak menyita waktu yang lama. Semangat teman-teman! Stay safe and positive!