Menelusuri Misteri di kumparan Crime Story

6 September 2019 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rini Friastuti dan Melisa Lolindu, 2 perempuan di balik kumparan Crime Story.
zoom-in-whitePerbesar
Rini Friastuti dan Melisa Lolindu, 2 perempuan di balik kumparan Crime Story.
ADVERTISEMENT
Pada Agustus 2019 lalu, kumparan membuat program baru bernama kumparan Crime Story. Pada program ini, kumparan mencoba menelusuri misteri dari kasus-kasus kriminal di Indonesia yang janggal dan tak terpecahkan hingga puluhan tahun.
ADVERTISEMENT
Rini Friastuti dan Melisa Lolindu adalah 2 perempuan di balik program ini. Mereka adalah produser di balik program yang September ini akan memasuki episode ke-3.
Program ini diadakan untuk menjawab kuesioner seputar program di kumparan yang dilempar ke pembaca tahun lalu. Saat itu, Rini, Redaktur kumparanNews memberikan ide untuk membuat berita 10 berita kriminal tak terpecahkan, baik global maupun nasional.
Gayung bersambut, ide tersebut diterima baik oleh Wakil Pimpinan Redaksi kumparan, Rachmadin Ismail yang langsung mendiskusikan teknis eksekusinya kepada Melisa, Video Producer.
Setelah melalui proses penggodokan ide yang cukup lama, akhirnya pada Agustus 2019, episode perdana kumparan Crime Story ini pun tayang.
Menelusuri misteri dari kasus kriminal yang terjadi puluhan tahun yang lalu pastinya bukan perkara mudah. Lalu bagaimana Rini dan Melisa mengumpulkan informasinya?
ADVERTISEMENT
“Awalnya, kita mencari kasusnya di online dulu sebagai acuan pertama, tapi ternyata susah apalagi untuk kasus-kasus kriminal yang terjadi puluhan tahun lalu. Dari situ, kita minta bantuan ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas) yang di Salemba dan Monas. Dari arsip-arsip di sana, baru kami kulik lagi kasus-kasus yang mau diangkat ceritanya,” ungkap Rini yang memiliki pengalaman 5 tahun meliput desk megapolitan yang salah satunya meliput berita-berita kriminal ini.
“Iya, untungnya arsip Perpusnas itu oke banget, jadi banyak banget bantu proses riset kita,” tambah Melisa.
Untuk satu kasus kriminal yang diangkat ceritanya, Rini dan Melisa membutuhkan waktu kurang lebih sebulan untuk mengerjakannya mulai dari riset, produksi hingga eksekusi grafis video. Proses yang paling memakan waktu lama adalah proses riset.
ADVERTISEMENT
“Untuk riset hingga scripting itu makan waktu sekitar 2 minggu. Setelah itu aku translasikan ke naskah video untuk acuan tim grafis membuat visualnya,“ jelas Melisa.
Untuk proses produksi atau syuting, Melisa menjelaskan, hanya memakan waktu sehari. “Kalau syuting enggak seribet riset, sih, satu hari bisa. Oh iya, pas syuting itu kita enggak pakai teleprompter, lho. Jadi benar-benar menghapal skrip dan berusaha senatural mungkin,” papar Melisa sambil tertawa.
Kendala terbesar saat mengerjakan proyek ini bagi Rini adalah ketika menjalankan riset.
“Proses riset yang cukup ribet. Karena kasusnya udah lama banget, jadi harus bolak-balik ke Perpusnas nyari arsip sebagai sumber berita. Terus, kondisi arsipnya juga kan udah tua, jadi kita harus hati-hati supaya enggak rusak. Benar-benar butuh waktu full day cuma buat nyari bahan untuk satu kasus di satu sumber saja. Benar-benar perjuangan banget, apalagi waktu itu pas bulan puasa, aku hampir batal puasanya pas lagi riset,” kenang Rini ketika dia meriset kasus Misteri Mutilasi Setiabudi 13, episode perdana kumparan Crime Story.
ADVERTISEMENT
“Apalagi kita sebagai media kan enggak bisa sembarangan ngomong, harus berdasarkan fakta. Jadi, harus hati-hati banget risetnya,” imbuhnya.
Namun, dari proses riset yang panjang ini, justru ada fakta-fakta baru yang terungkap, yang membuat cerita semakin komplet.
Sedangkan untuk Melisa, mengerjakan skrip untuk kasus pembunuhan sempat membuatnya ngeri. “Aku kan orangnya visual, jadi pas aku nulis detail kondisi mayatnya untuk pendukung cerita, itu aku langsung kebayang visualnya. Sempat ngeri, tapi untungnya lama kelamaan terbiasa juga.”
Meskipun baru 2 episode, namun Rini dan Melisa berharap program ini dapat berjalan terus. “Semoga kita bisa terus dapet kasus-kasus menarik dan tak terpecahkan. Saran dari viewers sih banyak, tapi kebanyakan yang disarankan itu kasus yang masih tergolong baru dan sumber beritanya pun banyak di internet. Kami cari kasus-kasus yang unik dan kejadiannya sudah lama,” kata Rini.
ADVERTISEMENT
“Iya, kita mengusahakan angkat kasus-kasus yang usianya di atas 10 tahun, janggal, dan tak terpecahkan,” ujar Melisa menambahkan.
Di akhir wawancara, Melisa dan Rini memberikan sedikit bocoran tentang Crime Story episode 3, “Episode 3 ini bakal seru banget nih! Kasusnya lebih lama dari kasus yang pertama, nyari sumbernya juga lumayan menantang. Pokoknya tunggu deh, pas seru!” tutup Rini.