“Saya bingung.
Sepertiga gaji saya untuk biaya hidup orang tua.
Sepertiga lagi untuk membayar utang bisnis orang tua.
Sepertiga sisanya untuk biaya hidup sendiri.
Kalau untuk sendiri, ini cukup. Tapi sebentar lagi saya menikah. Bagaimana menafkahi keluarga saya nanti?”
Inilah kisah seorang pemuda yang ketiban beban menjadi generasi sandwich yang terimpit di antara generasi atasnya (orang tua) dan bawahnya (anak), layaknya isian roti lapis atau sandwich.
Menghentikan bantuan finansial kepada orang tua bukan opsi karena budaya timur mengenal istilah “berbakti kepada orang tua”. Di sisi lain, anak dan pasangan juga harus dinafkahi. Keduanya harus berjalan beriringan dan tak bisa dipilih salah satu.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814