Mengenal Lebih Dekat Tubercolosis (TBC)

Lihabi S,Tr,Kes
Penulis bidang kesehatan di UMSurabaya Peneliti PUSAD UMSurabaya
Konten dari Pengguna
14 Maret 2022 17:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lihabi S,Tr,Kes tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan secara global. Pernyataan tersebut sejalan dengan laporan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 yang melaporkan bahwa terdapat 9 juta kasus dan 1,4 juta kematian disebabkan oleh TBC. Pada tahun 2019, estimasi jumlah kasus TBC di Indonesia sebanyak 845.000 orang yang berhasil menempatkan Indonesia menduduki peringkat 3 kasus TBC dunia.
ADVERTISEMENT
Penyakit TBC tentu sangat berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga sangat perlu dilaksanakan program penanggulangan TBC secara berkesinambungan, yang tentunya mengenal lebih dekat mengenai penyakit ini agar dapat menanggulangi secara maksimal. Salah satu yang bisa dilakukan untuk membantu pemberantasan penyakit ini adalah dengan meningkatkan pengetahuan tentang gejala-gelaja dan pencegahan preventif sebelum dan sesudah terinfeksi.
Banyak ragam mengenai gejala yang menandakan adanya infeksi TBC ini, beberapa di antara gejala ini sangat mirip dengan penyakit infeksi lainnya. Oleh karena itu, sangat penting memerhatikan perbedaannya. Yang pertama adalah Batuk Berdahak, bila mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh dalam beberapa minggu minimal 1-3 minggu, tentunya disarankan agar melakukan periksaan ke dokter. Apabila jika dicurigai terinfeksi penyakit TBC setelah dokter melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan mengarahkan agar melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu pemeriksaan laboratorium, biasanya mengunakan sampel dahak atau Sputum. Selain batuk berdahak yang menjadi penanda terinfeksi TBC yaitu Sesak Nafas, bakteri ini memang menyerang pada bagian paru-paru manusia. Tentu orang yang menderita akan mengalami sesak nafas karena adanya peradangan pada jaringan paru, sehingga pertukaran udara menjadi lebih sulit dilakukan. Selain itu, infeksi TBC juga dapat menyebabkan adanya cairan pada rongga selaput paru, yang membuat paru-paru jadi lebih sulit berkembang.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya batuk berdarah juga menjadi salah satu dari gejala infeksi TBC, walaupun batuk darah juga menjadi diagnosis penyakit lain seperti luka pada rongga mulut, luka lecet saluran pernapasan atau tumor. Namun, pendarahan saluran napas pada infeksi TBC terjadi karena bakteri menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah penderita. Dan ini tentu sangat berbahaya dan mengancam nyawa manusia. Gejala lainnya keringat pada malam hari dan berat badan yang menurun, walaupun gejala ini bukan gejala spesifik karena juga terjadi apabila tubuh mengalami infeksi, hipoglikemia, gangguan hormon dan penyakit kanker, tetapi jika terinfeksi TBC akan mengalami keringat yang berlebih pada malam hari dikarenakan adanya peningkatan set point termoregulator yang memicu peningkatan suhu tubuh yakni dengan cara memperkecil diameter pembuluh darah untuk mencegah kehilangan napas berlebih serta mensignalkan respons untuk mengigil.
ADVERTISEMENT
Adanya indikasi penurunan berat badan pada orang yang terinfeksi TBC karena diakibatkan oleh adanya interaksi yang kompleks antara tubuh dengan organisme penyebab infeksi, TBC menekan sistem kekebalan tubuh ketika komplikasi penyakit sudah mencapai tahap parah. Selain itu, penderita juga mengalami penurunan nafsu makan karena mempengaruhi hormon leptin, sehingga bisa terjadi gangguan penyerapan nutrisi makanan di usus, kondisi ini tentu berkontribusi pada penurunan berat badan.
Selain dari pengetahuan tentang gejala-gejala yang terjadi jika terinfeksi TBC, penting juga untuk mengetahui pencegahan dan preventif sebelum dan sesudah untuk memutus mata rantai penularan penyakit infeksi TBC. Yang pertama pastinya pola hidup bersih dan sehat, hal ini merupakan kewajiban yang mutlak bagi seluruh manusia, selain untuk mencegah penyebaran penyakit TBC juga untuk pencegahan adanya penyakit yang lain. Faktor yang satu ini memang terlihat sangat mudah tapi jarang di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya asupan makanan, olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup, hal ini tentu sangat berguna untuk menjaga sistem imun yang kuat.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya pada penderita disarankan juga untuk mentaati aturan pengobatan. TBC bisa diobati sampai sembuh bila pasien patuh terhadap aturan pengobatan hingga tuntas. Bila positif terinfeksi TBC, ikuti pengobatan sesuai intruksi dan lamanya pengobatan yang ditetapkan oleh dokter. Jangan sampai lalai karena bisa berakibat fatal yaitu gagalnya pengobatan dan bakteri akan kebal dengan pengobatan awal.
Kejadian infeksi TBC yang terjadi di Indonesia masih sangat tinggi. Namun, masih banyak yang belum faham mengenai penyakit ini. Termasuk di antaranya masih menganggap sepele dengan gejala-gejala awal TBC. Padahal, deteksi ini sangat membantu dokter menentukan perawatan dan terapi terbaik, mencegah terjadinya komplikasi, serta menurunkan risiko penularan. Melalui tulisan ini, mari kenali penyakit TBC dengan mengetahui gelaja-gejala yang diderita dan pencegahan preventif sebelum dan sesudah untuk memutus penularan.
ADVERTISEMENT