Surabaya Masuk Zona Oranye, Amankah?

Lihabi S,Tr,Kes
Penulis bidang kesehatan di UMSurabaya Peneliti PUSAD UMSurabaya
Konten dari Pengguna
15 Agustus 2020 9:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lihabi S,Tr,Kes tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 di Indonesia yang menyerang seluruh elemen masyarakat, tidak mengenal baik tua ataupun muda, kaya ataupun miskin. Semua orang yang menganggap virus ini adalah hal yang biasa sangat mungkin dengan mudah akan terpapar Covid-19.
ADVERTISEMENT
Dibeberapa daerah kondisi penularan virus ini sangatlah beragam, beberapa daerah tingkat penularannya menurun dan terbaru adalah di Surabaya kasus penularannya menurun meskipun sempat terjadi kontroversi terkait pandangan Walikota Surabaya yang menyebutkan Surabaya menjadi zona hijau.
Kontroversi ini kemudian mereda dengan pemaparan hasil survey yang menunjukkan Surabaya berada pada zona orange turun satu tingkat dari zona sebelumnya. Terlepas dari kontroversi yang ada, kita patut mensyukuri perpindahan dari zona merah menjadi zona orange yang merupakan kerja keras semua pihak dalam menerapkan protokol kesehatan secara tepat.
Dengan menerapkan protokol kesehatan yang tepat menyebabkan angka penambahan kasus Covid-19 menurun di bandingkan dengan bulan sebelumnya, menurunnya angka ini tidak lepas dari kerja keras Pemkot Surabaya dan warga kota Surabaya dalam melakukan upaya memutus mata rantai penularan Covid-19.
ADVERTISEMENT
Banyak hal telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya dalam mencegah penyebaran penularan Covid-19. Pencegahan yang dilakukan mulai dari langkah preventif, kuratif dan juga rehabilitatif. Tentunya semua dilakukan dengan baik dengan menggrakkan seluruh elemen masyarakat. Salah satu gerakan yang melibatkan warga Surabaya adalah Program Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.
Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo
Program Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo merupakan gerakan preventif dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat Surabaya tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan sampai kelevel RT dan RW.
Program yang memanfaatkan gerakan grassroot merupakan langkah strategis dalam menyadarkan masyarakat tentang pandemi Covid-19. Program ini menumbuhkan sikap gotong royong antar semua pihak, peduli terhadap sesama apabila ada salah satu warga yang terdampak Covid-19.
ADVERTISEMENT
Selain itu warga juga ikut memantau langsung kasus terkonfirmasi menjadi pasien ODP, PDP, OTG dan melakukan pendataan terhadap warga yang mempunyai riwayat terinfeksi Covid19, serta melaporkan langsung ke puskesmas terdekat jika ada warga yang terindikasi gelaja. Dengan langkah sigap ini harapannya dapat mempercepat memutus penularan Covid-19.
Program ini juga menekankan peran warga dalam memantau langsung bantuan kepada yang berhak dan menyediakan makanan yang bergizi, berprotein tinggi bagi warga yang terkonfirmasi pasien ODP, PDP, OTG. Dengan begitu warga yang terdampak tidak perlu lagi keluar rumah dan melakukan isolasi mandiri secara penuh.
Peran warga dalam menjaga kampungnya juga memberikan pembatasan, mencatat orang dan kendaraan yang keluar masuk Surabaya one stage system, memantau atau memastikan warga yang isolasi mandiri untuk tidak keluar rumah sesuai anjuran akan mencegah penularan virus ini.
ADVERTISEMENT
Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo juga memberikan informasi serta edukasi kepada warga terkait pencegahan dan penanganan Covid 19, selalu melakukan koordinasi dengan petugas berwajib yang menangani Covid 19, serta melaporkan perkembangan pasien ODP, PDP, OTG agar tetap berada dalam pantauan tenaga Kesehatan.
Bergerak Bersama Surabaya Bebas Covid-19
Zona orange dalam kontek penyebaran kasus masih masuk dalam kategori rawan penularan, dalam kondisi ini penambahan kasus bisa dengan cepat akan meningkat apabila terjadi ueforia secara berlebih oleh warga Surabaya. Mengabaikan protokol kesehatan dan menganggap sudah terbebas dari pandemi Covid-19 tentu akan menjadi ancaman serius dalam penularan kasus ini.
Tentunya kondisi menakutkan seperti ini perlu diantisipasi oleh semua pihak, bukan tidak mungkin akan terjadi ledakan kasus kedua yang jauh lebih besar dari sebelumnya jika tidak menerapkan protokol kesehatan serta tidak mengindahkan anjuran pemerintah. Tentunya euforia seperti ini tidak boleh terjadi ditengah turunnya kasus penularan Covid-19 di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kondisi Surabaya menjadi zona orange bukan tidak mungkin akan kembali menjadi zona merah. Turunnya kasus bisa menimbulkan persepsi bahwa kasus ini sudah selesai atau berakhir. Apabila ini terjadi tentunya akan mengakibatkan masyarakat akan abai dengan protokol kesehatan.
Capaian penurunan angka penularan Covid-19 di Surabaya dengan berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya tentunya harus dibarengi dengan sikap optimis warga kota Surabaya. Perlu kesadaran bersama bahwa Surabaya akan terlepas dari wabah ini sambil menunggu vaksin Covid-19 bisa diproduksi dan digunakan oleh semua warga.
Salah satu antisipasi ditengah keberhasilan yang sudah dicapai, perlu kembali memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui program Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, bahwa penurunan kasus ini adalah langkah awal dalam memutus penyebaraan. Tetap bergotong royong menjaga sesama dilevel terendah ditingkat RT dan RW sampai pusat.
ADVERTISEMENT
Apa yang sudah dilakukan oleh Pemkot Surabaya dengan memanfaatkan grassroot sebagai tonggak dasar memutus mata rantai harus tetap dilakukan. Selalu mengunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak dan tetap senantiasa menerapkan protokol kesehatan secara tepat.