Ucapkan Terima Kasih

Konten dari Pengguna
14 Maret 2017 8:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Liliek Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ucapkan Terimakasih
(lek Timin, Catalunya) 
Selalu ucapkanlah terima kasih kepada orang yang mecemoohkan, nyinyir dan bahkan mencacimu, mengata-ngatai, Karena hatimu akan lebih tertata dengan baik dan kesabaranmu terjaga senantiasa bila kamu ucapkan terima kasih kepada mereka.  
ADVERTISEMENT
Bila ada orang dan orang-orang mengajak konflik, menyalah-nyalahkan, memamerkan kebenaran rendahan. Tetap ucapkan terima kasih. Karena dengan tidak menuruti emosi rendahnya, kamu akan lebih tenang, lebih dapat ber-intropeksi diri dan tidak turut gelisah.
Jikapun mereka memaksakan kehendak, cenderung menyerang. Ingin melakukan penganiayaan fisik. Katakan terima kasih sambil menghindarinya. Mundur teratur, berjalanlah menjauh, berlarilah ketempat yang aman. Bila memungkinkan mampirlah ke rumah ibadah dan doakan mereka agar tetap mendapatkan hidayahnya. 
Apabila mereka bergerombol, menyiasati, ingin berkuasa, bersorak-sorai, heboh, berbondong-bondong menyuarakan kepentingan pribadi dan ingin menggoyahkan ketentraman khalayak. Tetap mengucap syukur, lalu ucapkan terima kasih kepada mereka, bahwa masih ada orang-orang yang sudi rela menjadikan dirinya pupuk. Niscaya kita akan tetap dapat jernih berfikir, karena sesuatu yang menjadi subur dan nantinya memetik kemakmuran dibutuhkan pupuk. 
ADVERTISEMENT
Begitupun bila mereka bersatu, menyatukan diri ingin menghancurkan tatanan. Hadapi dengan lemah lembut namun tegas, dan selalu jangan melupakan terima kasih, karena kita akan tetap dalam kondisi damai, segar dalam berdialog, lalu merasa nyaman walaupun menghadapi bahaya SARA yang disengaja sekalipun.
Karakter manusia bumi itu polanya moral, mental dan perilakunya hanya ada empat. 
1. Baik
2. Buruk
3. Menerima apa adanya
4. Acuh tak Acuh. 
Adapun yang selalu meresahkan adalah pola moral buruk, mental buruk, perilaku buruk. Dan biasanya diikuti oleh rasa Iri, Dengki dan Srei. Orang berkarakter buruk ini sangat sulit dideteksi, karena mereka pandai menutupi dan membungkus baunya sendiri dengan bau sasarannya. Agar sasaran tidak curiga, karena yang diendus oleh sasarannya adalah baunya sendiri. Kemudian dilengkapi dengan kelicikkan, siasat, namun sangat mudah meskipun awalnya tampak pandai namun setelahnya bodoh karena uang. 
ADVERTISEMENT
Di Indonesia ini banyak, bahkan sebagian besar menggemari sesuatu yang buruk. Tidak perlu survey, tidak perlu penelitian, tidak perlu metode untuk mengetahuinya. Coba saja tengok dan melongok ke penjara. Coba cermati masalah korupsi, kriminalitas dan para eksekutif, legeslatif dan yudikatif. Belum lagi para mafia. Juga para orang-orang yang sakit hati. Belum lagi jumlah orang yang beragama dengan jumlah orang buruk. Jumlah orang berperilaku buruk, juga jumlah orang beragama. 
Bila kita, 
Berhati baik
Berpola hidup tertata 
Mengurangi dan menghindari resah gelisah, bermuram durja, gundah gulana. 
Kemana pun dan dimana pun berada,
Tuhan melindunginya. 
Mari kita bertanya kepada diri sendiri. 
Perlukah aku ikut-ikutan sakit hati?
ADVERTISEMENT
Pernahkah aku berkontribusi?
Kepada Lingkungan
Kepada Kedamaian
Kepada Kesehatan
Kepada Group MedSos
Kepada Tenaga Kerja
Kepada Wilayah
Kepada Rumah Ibadah
Kepada Pergaulan Positif
Kepada Budaya
Kepada Bangsa
Kepada Negara
Kepada Agama
Apabila pernah berkontribusi
Ucapan Terima Kasih 
adalah Berkah dari dirimu sendiri.