“Wak, sepertinya Faiz nggak jadi berlayar,” ucap pemuda yang usianya baru menginjak angka 21 itu pagi tadi, saat mengepel lantai ruang tengah. Wanita tua yang diajaknya bicara hanya mengalihkan perhatiannya sejenak, kemudian kembali mencuci bunga pepaya yang akan ditumis untuk makan siang. Napasnya diembuskan kuat. Faiz tahu, wanita itu amat kecewa.
“Bicara dulu saja sama Teh Citra, Iz,” ucapnya singkat.
Malam itu Faiz meringkuk di ranjangnya dengan kedua betis berdenyut. Tulang belulangnya kecil serupa ayam goreng tepung yang digeprek. Nyeri di mana-mana. Sudah tiga puluh menit pemuda itu berguling berganti-ganti arah di atas kasur, persis seperti ikan cue yang sedang dibakar bolak-balik. Namun, dalam waktu tiga puluh menit itu Faiz belum juga bisa memejamkan matanya. Otaknya kekeh terjaga meski tubuhya protes minta istirahat.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814