Pengalaman Gagal Nonton MotoGP di Catalunya dan Saksikan Aksi Vale

Lita  Lestianti
Ibu rumah tangga yang memanfaatkan waktunya dengan menulis.
Konten dari Pengguna
22 Maret 2022 19:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lita Lestianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengalaman menonton MotoGP di Catalunya pernah hampir menjadi mimpi yang nyata. Melihat Valentino Rossi dari dekat dan menunjukkan kemampuannya di atas aspal sirkuit, adalah mimpi saya. Saya kira, mimpi itu terasa begitu mudah untuk terwujud ketika saya tinggal di benua biru tahun 2013. Masih satu negara dengan Le Mans. Dan masih satu visa yang sama jika ingin pergi lintas negara ke Catalunya ataupun ke Mugello.  Saat itu, tiket menonton MotoGP sudah dibuka enam bulan sebelumnya. Jadi saya berburu tiket lewat internet tepatnya lewat website MotoGP.  Banyak pertimbangan sebelum saya memutuskan lokasi sirkuit yang akan saya pilih. Yang paling utama sebenarnya adalah infrastruktur dan biaya. Hal lain yang saya pertimbangkan adalah harga tiket menonton, akses menuju lokasi sirkuit, lokasi penginapan, termasuk jaringan telekomunikasi. Sirkuit yang menjadi pilihan saya adalah sirkuit Le Mans (Prancis), Catalunya (Spanyol) dan di Mugello (Italia). Di tahun 2013, harga tiket nonton di Le Mans lebih mahal dibanding di Catalunya atau Mugello. Untuk transportasi, tiket naik bus dari Paris ke Le Mans ternyata tidak jauh berbeda dari Paris ke Catalunya atau ke Mugello Naik kereta jelas lebih mahal. Jadi saya memilih bus saja.  Penginapan paling murah di Le Mans pada waktu itu masih termasuk mahal dibanding penginapan di Catalunya atau di Mugello. Pada akhirnya saya memilih Catalunya karena memang saya belum pernah ke negara tersebut. Email masuk memberitahukan tiket masuk nonton MotoGP Catalunya lengkap dengan peta lokasi sirkuit Catalunya. Betapa senangnya saya waktu itu. Membayangkan bisa duduk di kursi yang dekat dengan garis start dan menonton Vale berlaga. Euforianya bisa berhari-hari. Dan berharap segera tiba hari H.  Saya menghitung total budget yang dibutuhkan untuk penginapan, konsumsi, transportasi dan telekomunikasi. Satu-satunya hal yang tidak boleh saya lupakan adalah pulsa. Jaga-jaga kalau saja saya tersesat dan membutuhkan petunjuk via internet.  Sayangnya, ketika hari H tiba, saya terpaksa harus membatalkan menonton MotoGP di Catalunya akibat uang tabungan yang memang akan saya gunakan saat menonton MotoGP saya pakai untuk uang bulanan. Bantuan uang pendidikan belum saya terima jadi saya harus memakai tabungan saya untuk kehidupan sehari-hari. Tiket sudah ditangan terpaksa hanya sebatas kenangan saja. Saya memandang peta petunjuk sirkuit yang masuk ke email saya dengan perasaan sesal. Jarak yang tidak jauh secara real untuk melihat Vale, Lorenzo, Marquez dan Pedrosa saling beradu kecepatan terasa begitu jauh saat itu di hati saya. Setelah kegagalan saya saat menonton MotoGP secara langsung, saya membatin mungkin suatu saat, entah kapan, saya akan menonton pembalap MotoGP beraksi di sirkuit dan yang pasti dimampukan untuk menonton MotoGP.  Sampai sekarang pun saya merasakan euforia terhadap MotoGP Mandalika. Jelas sekali karena event balap internasional tersebut sangat prestisius dan biasa diadakan di negara-negara Eropa. Sekarang, tahun 2022 MotoGP diadakan di Mandalika, Indonesia. Euforia MotoGP Mandalika Nan Luar Biasa
SIrkuit Mandalika (IG @sirkuitmandalikalombok_)
Konvoi pembalap yang diadakan di Jakarta menarik para warga Indonesia untuk melihat pembalap dunia menjajal jalanan Indonesia. Rasanya tidak semua negara melaksanakan konvoi pembalap MotoGP seperti itu. Dan hal itu menjadi salah satu keunikan penyelenggaraan MotoGP di negara kita.
ADVERTISEMENT
Bahkan 1000 tenda tempat menginap di dekat sirkuit Mandalika sudah penuh dipesan oleh penonton MotoGP Mandalika. Benar-benar ya penonton MotoGP punya aktivitas tanpa batas karena internet lancar jadi bisa dapat informasi apapun tentang Mandalika termasuk penginapan dekat sirkuit. Tenda tempat menginap ini sudah dilengkapi dengan toilet kamar mandi dan musholla dengan harga per tenda Rp. 250.000,-. Sedangkan untuk konsumsi sudah disiapkan bazar UMKM. Bahkan tiket menonton MotoGP Mandalika sebanyak 60 ribu tiket sudah habis terjual.  Meskipun tidak ada lagi Valentino Rossi yang turut menjadi peserta balapan, saya ikut merasakan euforia tersebut. Kalian juga? Demi antusias tetap terjaga, hal yang bisa dilakukan yaitu dengan menonton MotoGP melalui layanan IndiHome SPOTV bersama keluarga. Tetap dukung kehadiran MotoGP Mandalika, meski tiada lagi kehadiran The Doctor. Semua sama menyenangkannya.   Bagi yang mendapat tiket gratis dari sponsor yang bekerjasama dengan Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC), tentu sangat beruntung. Saya jadi terkenang kembali bagaimana mimpi yang hampir jadi kenyataan tersebut berakhir karena kebutuhan yang mendesak. Tidak ada semisal pelanggan IndiHome yang masuk kategori HVC atau High Value Consumer mendapatkan kemudahan menukarkan poinnya agar bisa nonton MotoGP di Mandalika.  Melihat antusiasme penonton Mandalika sangat besar sampai-sampai kursi penonton penuh terisi, saya membayangkan menjadi salah satu penonton MotoGP seperti yang saya impikan. Belum lagi melihat postingan-postingan teman-teman yang sedang menonton MotoGP di Mandalika. Seolah-olah saya sedang berada di Mandalika.  Melihat pemandangan laut dengan ombak yang cukup tenang. Merasakan angin laut yang sepoi-sepoi. Menatap bukit-bukit kecil hijau terbentang di antara sirkuit. Tak kalah dengan pemandangan sirkuit di negara. Saya pun berharap event MotoGP tidak hanya satu kali ini diselenggarakan tetapi akan kembali diselenggarakan. Siapa tahu saya punya rezeki bisa menonton MotoGP kelak ebagai pengganti kegagalan saya di tahun 2013 lalu. Dan dengan momen inilah event balap internasional menjadi salah satu cara mengenalkan Indonesia di mata dunia. Tentunya semoga hal-hal baik saja yang sampai di mata, telinga dan hati para penonton dari seluruh dunia tentang Mandalika. 
ADVERTISEMENT