Hidup Sesuai Versi Terbaik Kita

MOH ALI S M
Tim Media Surabaya Academia Forum (SAF) Mahasiswa Pasca Sarjana Pengembangan Sumber Daya Manusia (UNAIR)
Konten dari Pengguna
16 November 2021 12:40 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MOH ALI S M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi wanita yang bahagia karena menjaga kesehatan mental. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi wanita yang bahagia karena menjaga kesehatan mental. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di zaman sekarang kita memang "cenderung" diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan hidup, tapi kadang ada beberapa situasi yang membuat kita tidak memiliki pilihan tertentu, contohnya jika dibebani dengan tanggung jawab mungkin akan efektif untuk seseorang yang hidup secara individual, namun agak sedikit kurang efektif untuk seseorang yang masih di bawah naungan orang tua misalnya, atau punya keluarga sendiri. Memasuki usia tertentu, tidak jarang kita mulai merasakan berbagai tuntutan hidup. Di mana, tuntutan hidup itu membuat kita overthinking, insecure, merasakan quarter life crisis yang tidak nyaman, sampai membandingkan diri dengan orang lain dan susah bahagia. Kalau sudah begitu, kita harus bagaimana?
ADVERTISEMENT
Menjadikan diri versi terbaikmu mungkin adalah salah satu solusi di mana hal itu bisa memudahkan kamu menjalani hidup dan bisa menerima semua keadaan yang kamu rasakan saat ini. Namun tangguh dalam artian bukan berarti "harus kuat dalam segala situasi", cukup posisikan tangguh sebagai "salah satu bentuk sikap positif yang akan berguna kelak di masa kini maupun nanti." Sebagai contoh: tangguh dalam menghadapi komentar miring dari pihak luar, tangguh dalam menghadapi masalah, ituk an hal-hal yang tidak bisa kita prediksi dan kendalikan, maka salah satu cara ya mengambil sikap tangguh sebagai bentuk pertahanan diri sebelum memikirkan jalan keluarnya.
Buruk atau baiknya sikap "Tangguh" ini tergantung bagaimana kamu menilainya. Menjadikan diri sebagai manusia yang kuat mentalnya itu kadang tidak bisa kita sadari. Dengan menjalankan hidup yang lebih santai, kewajiban untuk "menjelma lebih kuat" itu ternyata tidak harus dihindari dan kalau ditemui juga tidak menyiksa sama sekali. Terlepas dari berbagai macam tuntutan hidup, keputusan akhir ada di tangan kita, sudah dikasih pilihan mau bawa suasana hidup ke arah mana. Menurut Nietzsche, kesulitan-kesulitan yang kita temui dalam hidup haruslah disambut, bukan dihindari. Karena itu, dia mengecam keras gereja dan alkohol, karena menurutnya, keduanya berperan dalam “melemahkan dan mengalihkan” manusia dari kesulitan. Sebuah simbol yang sering muncul dalam filsafat Nietzsche adalah gunung. Gunung melambangkan proses. Dasar gunung adalah status quo, keadaan kita saat ini. Proses pendakian gunung adalah proses menghadapi kesulitan demi kesulitan. Puncak gunung adalah manifestasi perwujudan kita yang berubah setelah melewati begitu banyak kesulitan
ADVERTISEMENT
Hidup Biasa Saja
Hidup sederhana dan biasa adalah berdasarkan respons hati yang mau menerima diri kita apa adanya dan banyak bersyukur atas hal yang kita terima, mempunyai empati yang baik dan bahagia karena menolong orang lain. Hidup memang perpindahan satu episode ke episode yang lain, terkadang kita cenderung hidup biasa saja dengan menciptakan kebahagiaan sendiri seutuhnya. Mengalir dengan perubahan dan pencapaian kita selama ini dan tidak mempublikasi apa pun yang membuat dirimu haus akan status sosial dan pengakuan orang lain. Lucius Annaeus Seneca mengajarkan bahwa hidup memang aneh dan tidak adil. Di suatu saat, hidup membawamu terbang ke atas awan dan hidup seperti sultan. Di saat lain, hidup merobek sayapmu dan kamu jatuh ke dalam jurang keputusasaan yang dalam.
ADVERTISEMENT
Adapun hal yang sering di temui dalam diri kita, yaitu pada saat semakin sering kita mengalami kejadian yang tidak sesuai rencana, maka semakin kita dapat belajar untuk menerima keadaan diri sendiri beserta kekurangan atau kelebihannya. Hidup ini keras, harus kuat untuk menjalankannya. Tapi percayalah apa pun cobaan yang diberikan, tidak akan lebih kuat dari kemampuan kita sendiri. Kita punya Tuhan, ada keluarga dan teman yang bisa menolong kita. Melihat ke atas untuk memotivasi dirimu sendiri saat kehilangan semangat, memahami sebab dan akibat atas terjadinya sebuah persoalan akan membuat kita paham terhadap kondisi susah maupun senang akan tetap kita nikmati karena kita tidak akan pernah tahu mana yang baik di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Bagiku pribadi, aku menjalani hidup dengan sederhana dan bisa selalu tertawa. Karena aku sadar, kalau aku sedih terus, siapa yang akan membahagiakan diriku selain diriku sendiri? Orang memamerkan apa yang mereka punya, belum tentu mereka juga punya apa yang aku punya. Dan setelah dipikir-pikir, hidup biasa saja adalah hidup yang paling bahagia, dengan segala kesederhanaannya. Tapi bukan berarti kita berhenti, melainkan tetap grow and thrive semampu dan secukupnya, pokoknya yang terbaik buat diri sendiri. Baik itu karena akses yang kurang, atau kurang bisa mendapat kesempatan, dsb. Jadi, saya cuma mau bilang, mau hidup biasa, atau tidak, jagalah diri kita supaya tetap bahagia dengan tetap mensyukuri apa pun keadaan kita sekarang. Ya jadi, hanya masalah seberapa besar kita bersyukur dan mencintai diri kita. Karena kalau dipikir-pikir juga keindahan sesungguhnya dari kehidupan ini hanya akan terlihat ketika kita bersyukur dan mulai mencintai diri kita.
ADVERTISEMENT
Ordinary Before Extraordinary
Salah satu tips untuk hidup versi terbaikmu saat ini yaitu dengan cara prepare for the worst dan bersiap untuk life must go on apa pun yang terjadi. Karena yang namanya harapan mau dari orang lain maupun dari diri sendiri itu bisa membunuhmu. Jadi, mulailah dengan menerima dan memperbaiki segala sesuatu yang menurutmu tidak baik, bukan malah sibuk menyalahkan diri sendiri atau bahkan menyalahkan sesuatu yang memang di luar kendalimu. Tapi ya buat membentuk diri yang luar biasa itu harus jadi 'biasa' dulu. Menjadi 'biasa' itu ada kaitannya sama standar yang ditetapkan oleh masyarakat. Standar hidup yang "biasa" bagi masyarakat itu bagaimana, sih? Ya mungkin umur 21 tamat kuliah, 22 kerja, 25 menikah, 26 anak pertama lahir, dst. Sayangnya ada beberapa orang yang buat mencapai kehidupan yang "biasa" itu aja masih berjuang banget.
ADVERTISEMENT
Awalnya saya juga sempat banget ngejar banyak hal, pokoknya harus ikut ini ikut itu, bisa ini bisa itu. Sampai ada di satu titik, aku capek sendiri dan mikir, apa sih sebenarnya yang aku kejar? Dan aku merenungkan hal itu sampai berminggu-minggu dan menemukan jawaban bahwa cukup menerima diri sendiri, suka dan happy sama apa yang kamu lakukan dan tidak perlu untuk ingin layaknya orang lain. Setelah itu aku benar-benar menahan diri buat menentukan sesuatu yang memang benar-benar aku perlu, bukan sekadar ingin kayak orang lain atau sekadar buat post di sosial media.
Citra diri yang baik merupakan syarat mutlak untuk anda menjelma sebagai "manusia yang luar biasa". Jika selama ini anda pesimis pada diri sendiri, maka sudah waktunya mengubah diri lebih optimis, berpenghargaan besar, berambisi, dan berani menghadapi tantangan dan risiko. Setiap diri dari kita layak untuk berhasil dan sukses, berhak menetapkan cita-citanya setinggi langit, berhak mendapatkan apa yang diinginkan. Sadari apa yang benar-benar dibutuhkan oleh hidupmu, dan mulailah lakukan hal yang paling penting.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat dan bisa mengubah pola pikir dan perilaku kita bisa lebih baik dan benar-benar "Hidup sesuai versi terbaik kita".