3 Hal yang Mengubah Hidup DiduHitler dari DJ Menjadi Pendakwah

12 Oktober 2017 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diduhitler (Foto: Instagram/Diduhitler)
zoom-in-whitePerbesar
Diduhitler (Foto: Instagram/Diduhitler)
ADVERTISEMENT
"Menurut saya hidayah itu harus dijemput, tidak bisa kita hanya berdiam diri duduk-duduk santai di rumah," tutur pria yang akrab disapa Diduhitler kepada Kumparan (kumparan.com) (12/10).
ADVERTISEMENT
Tujuh tahun mencicipi kerasnya dunia malam, membuatnya kehilangan arti ketenangan dan kebahagiaan kekal. Sudah setahun ia mendalami ilmu dakwah hingga hijrah menjadi seorang penceramah muda lagi mengispirasi banyak orang.
Lantas apa yang membuatnya bertekad untuk hijrah?
1. Pesantren kilat
"Saya ikut pesantren kilat selama tiga hari di masjid Ciapus dan di situlah saya mulai merasakan ketenangan yang selama ini saya cari," jelas pria bernama lengkap Abdul Qodir Jaelani.
Hanya dalam waktu 3 hari setelah mengikuti pesantren kilat yang diakan si sebuah masjid daerah Ciapus, Bogor, Diduhitler memantabkan hati untuk hijrah dan meninggalkan pekerjaannya menjadi Disk Jockey (DJ).
Bahkan untuk memperdalam ilmu dakwah, ia rela terbang jauh ke India dan Banglasdesh selama 4 bulan lamanya demi menjadi seorang pendakwah yang baik.
ADVERTISEMENT
"Sekarang saya sibuk dakwah, terakhir ke India dan Bangladesh buat belajar ilmu dakwah dan baru kembali saat Idul Adha lalu," jelasnya.
2. Ketenangan
Selama setahun dirinya memutuskan untuk menghindari dunia malam, Diduhitler merasa mendapatkan ketenangan batin yang selama ini tak pernah ia rasakan.
"Dulu bisa dibilang saya bukan orang yang beragama, saya nggak kenal agama, akhirnya saya ikut pesantren kilat dan menemukan hikmah juga ketenangan yang selama ini saya cari," tutur pria bertato itu.
Bagi Dudihitler, ketenangan batin menjadi hal penting dalam untuk meneguhkan niat saat menjalankan hijrah.
3. Ampunan
Perjalanan spiritualnya ini bukan tanpa halangan berarti, ia sempat mendapatkan olokan dann ejekan dari teman-temannya atas keputusan berhijrah tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun ia tak menghiraukan, Diduhitler memilih menjalaninya dengan sabar dan menjadikan itu sebagai alat penggugur dosa atas apa yang ia lakukan di masa lalu.
"Ya dulu saya diolok-olok, ngejek-ngejek ketika saya memutuskan berhijrah. Tapi saya doakan saja supaya mereka diberi hidayah. Saya menganggap ini adalah hukuman sekaligus penggugur dosa atas apa yang saya lakukan di masa lalu," tuturnya.
Kegigihannya dalam berdakwah melalui akun Instagram membuahkan hasil, kini banyak teman, sahabat dan pemuda yang mengalami hal serupa terinspirasi olehnya.
Ia berpesan kepada para pemuda yang menjadikannya sebagai inspirasi bahwa Tuhan Maha Pengampun sekaligus mengajak mereka untuk sama-sama kembali ke jalan dakwah.