5 Pertalian Bangsa Viking dengan Peradaban Islam

14 Oktober 2017 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangsa Viking. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bangsa Viking. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Memutar kembali ingatan ke bulan Maret 2015, saat itu berita ditemukannya jasad perempuan Viking di pemakaman kuno Swedia dengan cincin bertuliskan lafaz Arab yang jika diterjemahkan berarti "Untuk Allah", menghebohkan media massa.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang lantas menyebut cincin yang dikenakan si perempuan Viking itu "cincin misterius", sedangkan sebagian lainnya memilih untuk mempertanyakan, memperdebatkan, bahkan membuat teori tentang bagaimana atau mengapa cincin beraksara Arab tersebut bisa sampai ke Swedia.
Namun perlu dicatat, cincin ini bukan satu-satunya benda yang didokumentasikan dalam Kisah Dua Peradaban: Dunia Viking dan Dunia Muslim oleh Cem Nizamoglu dan Sairah Yassir.
Berikut kumparan merangkumkan 5 fakta tentang Viking dan Peradaban Islam seperti dikutip dari 1001 Inventions.
1. Catatan sejarah
Ilustrasi bangsa Viking. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bangsa Viking. (Foto: Wikimedia Commons)
Catatan sejarah yang ditulis dan dinarasikan pada abad ke-10 oleh seorang penjelajah Muslim, Ahmed Ibn Fadlan, juga kronik cendekiawan Muslim lain mengindikasikan pertemuan orang-orang Islam masa itu dengan bangsa Viking.
ADVERTISEMENT
Catatan-catatan tersebut mencantumkan istilah "saqaliba", yang berarti "populasi berambut pirang dan berkulit bersih dari Eropa Tengah, Timur, dan Timur Laut".
Seorang penjelajah dan ahli ilmu bumi, Ibnu Rustah, memuji bangsa Viking "tampan, bersih dan rapi".
"Mereka menjaga pakaian yang dikenakan tetap bersih, dan menghias diri mereka dengan emas. Mereka berlaku baik terhadap sesama, menghormati tamu mereka, melindungi yang lemah, dan menyambut baik setiap orang yang bertamu kepada mereka."
"Mereka tidak membiarkan seseorang mengganggu atau menyakiti tamu mereka. Dan siapapun yang memperlakukan mereka dengan buruk, justru akan dibaas dengan pertolongan serta kebaikan."
Ibn Fadlan bahkan memuji orang-orang Viking sebagai "manusia dengan fisik yang sempurna" dan mendeskripsikan mereka "setinggi pohon kurma".
ADVERTISEMENT
Pujian-pujian tersebut bisa dibilang merupakan sanjungan tertinggi yang terucap dari orang-orang Arab pada masa itu.
2. Penjelajah Dunia
Ilustrasi perahu Viking. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perahu Viking. (Foto: Pixabay)
Dari abad ke-8 hingga 11, Viking dikenal sebagai penjelajah dunia yang hebat. Mereka menyebar, mengarungi laut dari Eropa Barat ke Asia Tengah--wilayah di mana bangsa Viking bersinggungan dengan peradaban Islam pada masa lampau.
Meski bangsa Viking kini tak lagi berdiam di Eropa Barat dan Timur, namun di kawasan tersebut--yang dikuasai negara-negara Muslim pada masa itu, orang-orang Viking seperti menemukan "pusat perdagangan yang melampaui harapan".
Meski Viking tak terlalu dihormati orang-orang di Andalusia, serangan Viking di semenanjung itu menunjukkan mereka mempraktikkan kekuatan militer dan strategi yang efektif.
Arkeolog Bjørn Myhre mengatakan, "Mereka (orang Viking) bukanlah orang barbar yang bodoh. Mereka tahu persis jenis tekanan militer dan ideologis yang mereka hadapi."
ADVERTISEMENT
Dalam satu catatan sejarah yang ditulis oleh Omar Mubaidin, disebut "Sebuah armada Viking mengangkut penduduk Lisbon, Seville, Cadiz, dan Algeciras dari Emirat Kordova, serta Asilah di Maroko."
Sebagai pembalasan, pasukan Arab Saudi menangkap armada Viking di Sungai Guadalquivir dan menghancurkan 30 kapal serta membunuh 1.000 orang Viking.
3. Pedagang Viking
Ilustrasi pedagang Viking. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pedagang Viking. (Foto: Pixabay)
Orang-orang yang hidup pada zaman Viking dan peradaban Islam membangun pusat perdagangan seperti Kiev (di Ukraina) dan Novgorod (di Rusia) yang merupakan bagian dari rute perdagangan Volga--titik pertama munculnya catatan pengamatan tentang bangsa Viking dan Rus.
Dalam perdagangan tersebut, dirham (koin Arab) membantu menstimulasi ekonomi di era Viking. Terlebih, mata uang dirham digunakan di Viking York dan Dublin (Irlandia) antara abad ke-10 dan 12 sebagai mata uang umum.
ADVERTISEMENT
Demi dirham perak ini, orang-orang Skandinavia (Viking) berusaha untuk menjelajah Timur. Sebaliknya, seperti ditulis dalam catatan al-Mas'udi, pedagang Muslim, orang-orang Islam sangat ingin "memiliki topi dan mantel yang terbuat dari rubah hitam, salah satu yang paling berharga dari semua bulu binatang."
Berikutnya, dalam penjelajahan mereka, orang-orang Viking juga bertemu bangsa Turki dan orang-orang Bulgaria yang memiliki kekuasaan dominan saat itu.
Viking kemudian meninggalkan peradaban Islam, memilih untuk menjadi tentara bayaran atau memperdagangkan komoditas berharga. Meski kemudian Viking disebut sebagai perampok di jalur perdagangan Eropa, di ujung Timur Tengah mereka adalah pedagang.
Dalam catatan mereka, Ahmed Ibn Fadlan dan Ibn Rustah menyatakan, "Aku melihat mereka (Viking) datang sebagai pedagang dan berkemah. Mereka memperlakukan para pelayannya dengan baik dan berpakaian indah karena mereka adalah pedagang pedang."
ADVERTISEMENT
4. Muslim Viking
Prajurit Viking. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Prajurit Viking. (Foto: Pixabay)
Bukti mengenai orang Viking yang memeluk agama Islam dicatat oleh ahli geografi Muslim abad ke-16, Amin Razi. Ia menuliskan, "Mereka (orang Viking) menganggap daging babi sebagai santapan lezat, bahkan setelah masuk Islam mereka masih mengkonsumsinya."
Sementara tulisan Omar Mubaidin menyebut, "Orang-orang Viking banyak menyerang negara-negara Muslim dan Kristen di Semenanjung Iberia. Akhirnya, satu komunitas Viking yang kemudian menetap di tenggara Seville, masuk Islam. Mereka terkenal karena memasok keju ke Kordoba dan Seville."
Andrew Marr dalam dokumenter BBC berjudul History of the World: Into the Light, menyebut bangsa Viking di Rusia sangat dekat dengan Islam dan rajanya. Mereka juga disebut tak dapat memutuskan agama apa di dunia yang paling sesuai dengan mereka.
ADVERTISEMENT
5. Penemuan Cincin
Bangsa Viking dan peradaban Muslim. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bangsa Viking dan peradaban Muslim. (Foto: Pixabay)
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan 23 Februari 2015, seorang arkeolog meneliti cincin milik seorang wanita Viking yang diduga dikuburkan pada abad ke-9.
Cincin perak berhias batu ungu itu sebetulnya sudah ditemukan pada akhir abad ke-19, namun baru akhir-akhir ini teridentifikasi. Pada cincin tersebut terlihat ukiran huruf Arab berbunyi "il-La-La" yang berarti "untuk/kepada Allah (Tuhan)".
Namun kondisi jasad wanita Viking dengan cincin Arab tersebut sudah membusuk, menyulitkan para peneliti dan arkeolog untuk memastikan kepercayaan dan etnisnya.
Pertanyaan yang tak terjawab soal asal mula dan agama si wanita Viking membuat pertanyaan lain terus mengemuka: apakah cincin itu peninggalan perang atau hadiah, atau bagian dari pakaian tradisionalnya? Atau, apakah wanita itu masuk Islam?
ADVERTISEMENT
Tak ada yang tahu pasti. Dan cincin tersebut tersimpan di Mueseum Sejarah Swedia di Stockholm. Penemuan tersebut setidaknya menunjukkan kekayaan budaya luas yang terdapat di tempat-tempat "tak terjamah".
Dikutip dari catatan Ibn Fadlam, para wanita Viking diketahui kerap mengenakan perhiasan, semisal kalung emas dan perak. Satu perhiasan bisa seharga 10.000 dirham. Mereka juga senang mengoleksi ornamen.
Tentu untuk memperoleh bukti lebih kuat yang menunjukkan hubungan lebih dalam antara peradaban Islam dan Viking, dibutuhkan penelitian lanjutan.
Bangsa Viking. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Bangsa Viking. (Foto: Wikimedia Commons)