Kisah Hijrah Diduhitler, Mantan DJ yang Kini Jadi Pendakwah

12 Oktober 2017 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DiduHitler, Mantan DJ yang Kini Jadi Pendakwah (Foto: Instagram/@Diduhitler)
zoom-in-whitePerbesar
DiduHitler, Mantan DJ yang Kini Jadi Pendakwah (Foto: Instagram/@Diduhitler)
ADVERTISEMENT
Ialah Diduhitler, Pria 24 tahun yang dulunya bekerja sebagai Disc Jockey (DJ) kini hijrah menjadi seorang pendakwah muda lagi menginspirasi. Setahun menggeluti dunia dakwah dan mendekatkan diri kepada pencipta semesta, Diduhitler menemukan ketenangan dan kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
Kisah hijrahnya kerap ia bagi melalui akun Instagram pribadi @diduhitler hingga banyak pemuda mengikuti jejaknya untuk kembali ke jalan dakwah.
Kepada kumparan (kumparan.com) Diduhitler berkisah mengenai pengalaman spiritualanya, "Dulu saya bekerja sebagai DJ hingga ke luar kota, lingkungan DJ yang akrab dengan dunia malam membuat saya menjadi orang yang tak beragama. Sejak usia 16 tahun saya sudah mencicipi yang namanya narkoba, miras hingga tato," tuturnya saat dihubungi kumparan pada (12/10).
Di tahun 2016 ketika usianya menginjak 23 tahun dirinya tergugah untuk berhijrah, "Menurut saya hidayah itu harus dijemput, tidak bisa kita hanya berdiam diri duduk-duduk santai di rumah lalu berharap dapat hidayah. Akhirnya saya ikut pesantren kilat selama tiga hari di masjid Ciapus dan di situlah saya mulai merasakan ketenangan yang selama ini saya cari," jelas pria bernama lengkap Abdul Qodir Jaelani.
ADVERTISEMENT
Perjalanan hijrah Diduhitler bukan tanpa tantangan, ketika mengikuti pesantren kilat di sebuah masjid daerah Ciapus, Bogor, Diduhitler mengaku tak mudah melawan nafsu diri sendiri.
"Di hari pertama pesantren kilat, saya enggak ngerti apa sih ini, bahas apa sih ini, saya bingung. Kemudian di hari kedua saya sudah mulai merasa menemukan apa yang selama ini saya cari. Dihari terakhir saya sudah mulai mengerti dan mengambil hikmah dari kegiatan itu, kan saya juga udah lama nggak kenal agama," terangnya.
Bahkan kesulitan terus berdatangan dari lingkungan pertemanan maupun masyarakat sekitar. Melihat perubahan mencolok pada Diduhitler banyak teman-temannya yang mengoloknya.
"Ya dulu saya diolok-olok, ngejek-ngejek ketika saya memutuskan berhijrah. Tapi saya doakan saja supaya mereka diberi hidayah. Saya menganggap ini adalah hukuman sekaligus penggugur dosa atas apa yang saya lakukan di masa lalu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Tubuhnya yang dipenuhi tato sempat menjadi cobaan untuk Diduhitler melaksanakan ibadah di masjid.
"Banyak orang yang bilang saya tatoan salatnya enggak sah, menghalangi pahala dan salat. Saya jawab saja kalau yang menghalangi salat itu apabila di depannya ada kursi atau meja," katanya sambil tertawa.
Meski banyak rintangan yang harus dilaluinya, kerja keras Diduhitler membuahkan hasil. Sebagian teman-temannya kini juga mengikuti jejaknya untuk kembali mendekat kepada Tuhan dan menjahui keburukan.
"Saya bilang dulu masa jahiliyah belum mengenal Islam dan Allah, tapi Allah maha pengampun. Alhamdulilah kini banyak yang berhijrah juga teman-teman saya," tuturnya.
Kini dirinya disibukan dengan berbagai undangan untuk mendakwah hingga ke India. Niatnya untuk menebar kebaikan melalui dakwah ia tuntut hingga ke negeri tetangga, India dan Bangladesh, selama 4 bulan lamanya.
ADVERTISEMENT
Ia berpesan kepada setiap pemuda yang ingin berhijrah atau menjadikannya inspirasi untuk sama-sama belajar dan kembali ke jalan yang lurus, dan Dudihitler juga mengungkapkan keinginannya untuk terus berdakwah juga menemani mereka yang ingin berhijrah.