Muhammad Zainudin Abdul Madjid, Pahlawan Kebanggaan NTB

9 November 2017 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (Foto: Dok Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (Foto: Dok Wikipedia)
ADVERTISEMENT
Tokoh nasionalis dan religius asal Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainudin Abdul Madjid atau yang biasa dikenal dengan nama Tuan Guru Pancor, dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada Kamis (11/9) oleh Presiden Jokowi di Istana Negara.
ADVERTISEMENT
Namanya memang terdengar asing ditelinga para milenial, namun bila kamu berkunjung ke Pulau Lombok, semua orang akan mengenal baik sosoknya sebagai seorang tokoh agama yang kharismatik.
Tuan Guru Haji Kyai Haji (TGKH) Muhammad Zainudin Abdul Madjid merupakan pendiri Nahdlatul Wathan, sebuah organiasasi Islam terbesar di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Gelar Tuan Guru yang diberikan kepadanya merupakan gelar bagi para pemimipin agama di provinsi NTB atau kalau di Pulau Jawa kerap disebut dengan Kyai.
Gelar Tuan Guru yang diberikan kepadanya merupakan gelar bagi para pemimipin agama di provinsi NTB atau kalau di Pulau Jawa kerap disebut dengan Kyai. TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid telah mengenyam pendidikan di Mekah pada tahun 1923 M.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari wikipedia, setelah kepulangannya dari Mekah tahun 1934, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan Madrasah Al Mujahidin sebagai wadah pemuda-pemuda Sasak dalam mempelajari agama. Selanjutnya mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) tiga tahun kemudian yakni pada 1937.
Kedua pesantren inilah yang menjadi akar berdirinya organisasi agama terbesar di NTB yang kini bernama Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (NW).
Bahkan karena perjuangan dakwahnya, murid-murid NWDI telah banyak yang kini mendirikan pondok pesantren di berbagai daerah di Indonesia.
Di masa kolonial, NW menjadi tempat berlindung serta markas perjuangan pemuda Indonesia dalam melawan penjajah. Bersama adiknya, Tuan Guru Haji Muhammad Faisal keduanya berjuang melawan tentara NICA di Kota Selong.
Selain itu TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga banyak berjasa untuk kesejahteraan bangsa serta penyebaran agama Islam di Indonesia, berikut jejak perjuangan beliau:
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1934-1945, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan pesantren al-Mujahidin, disusul dengan madrasah NWDI dan madrasah NBDI, ia juga turut serta menjadi pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok.
Tahun 1946-1955, bersama adiknya TGKH Muhammad Faisal melawan pasukan NICA di Selong Lombok Timur. TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sempat menjadi Amirul Hadi di Negara Indonesia Timur tahun 1947-1948. Setahun kemudian TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ditunjuk menjadi anggota Delegasai Negara Indonesia Timur ke Arab Saudi hingga turut serta dalam Konstituante RI hasil Pemilu I.
Tahun 1956-1982, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid kembali mendirikan sekolah bernama Akademi Paedogogik NW, bahkan sempat menjadi peserta Konferensi Islam Asia Afrika di Bandung dan sebagai anggota MPR RI dari hasil pemilu II dan III.
ADVERTISEMENT
Hingga di akhir tahun 1996, sebelum dirinya wafat, tercatat sekitar ada 17 sekolah, yayasan hingga institut agama yang pernah didirkan.
Selain menyebarkan dakwah, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga melahirkan karya-karya berupa 15 buku berbahasa Arab, 4 buku berbahasa Indonesia dan sedikitnya 10 lagu perjuangan.
21 Oktober 1997 menjadi momen pilu bagi para ulama dan pengikutnya di NTB, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul meninggal dunia di usia 99 tahun sekitar pukul 19.53 WITA di kediamannya, Desa Pancor, Lombok Timur.
Meski telah berpulang, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul meninggalkan banyak warisan bersejarah serta semangat perjuangan dalam berdakwah Islam yang akan selalu dikenang.
Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional  (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Penghargaan Pahlawan Nasional akan diberikan kepada ahli waris yakni Hj Siti Rauhun (ZAM) dan Hj Siti Raihanun (ZAM) di Istana Negara.
ADVERTISEMENT
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ini tak hanya diberikan oleh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid namun ada tiga tokoh yang juga menerima gelar serupa yakni Alm Prof Drs H Lafran Pane; tokoh dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Laksamana Malahayati, tokoh dari Provinsi Aceh; Sultan Mahmud Riayat Syah, tokoh dari Provinsi Kepulauan Riau.