Petani : Pahlawan yang Mulai Dilupakan

Lucky Andry Purnomo
Saya merupakan mahasiswa aktif Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
11 Desember 2023 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lucky Andry Purnomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Petani adalah pekerjaan yang mulia bahkan petani memiliki peran yang besar terhadap ketahanan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Peran besar petani ini bahkan dihargai oleh para pendiri bangsa Indonesia yang salah satunya terlihat dari diperingatinya Hari Tani Nasional yang jatuh pada tanggal 24 September. Sejarah petani sendiri ternyata tidak sembarangan. Mungkin tidak banyak masyarakat tahu khususnya anak muda zaman sekarang, bahwa ternyata petani adalah akronim yang diberikan oleh Bapak Proklamator Indonesia. “Penyangga Tatanan Negara Indonesia”, merupakan kepanjangan dari akronim profesi petani. Terlihat dari sebutan “Penyangga Tatanan Negara Indonesia”, bahwa petani memiliki peran yang sangat penting terhadap keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia khususnya bidang bahan pangan.
ADVERTISEMENT
Namun, ada fakta menarik dimana di era sekarang muncul stereotipe bahwa petani dianggap sebagai pekerjaan yang rendahan. Sangat sadis mendengar dan membaca fakta tersebut dimana kalau kita kembali melihat bahwa peran petani ini sangat besar untuk menyangga ketahanan pangan masyarakat Indonesia. Ditambah lagi, fakta ini semakin berkembang dengan rendahnya regenerasi petani di Indonesia. Lantas apakah profesi petani di Indonesia emas tahun 2045 akan musnah?
Mungkin kita kembali sejenak ke waktu dimana kita masih duduk di bangku sekolah dasar. Berapa anak yang bila diberi pertanyaan mengenai cita-cita, mereka menjawab ingin menjadi petani? Mungkin hampir tidak ada sama sekali. Kebanyakan anak ingin memiliki cita-cita sebagai dokter, tentara, pilot, polisi, guru, dan lain sebagainya. Kenapa tidak ada yang menjawab ingin menjadi petani? Apa salahnya kalau kita memiliki cita-cita sebagai petani? Apa gunanya Institut Pertanian Bogor dibangun? Apa tujuan dari fakultas pertanian dibentuk? Miris rasanya melihat fakta ini dimana regenerasi petani di Indonesia semakin menurun.
ADVERTISEMENT
Plt Direktur Pembangunan Daerah Kementerian PPN/ Bappenas, Mia Amalia mengatakan bahwa diperkirakan pada tahun 2063 tidak ada lagi yang menjadi petani. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mulai dari para petani yang ingin berpindah profesi ke sektor lain, regenerasi dan keinginan para anak muda untuk menjadi petani rendah, hingga alih fungsi lahan pertanian yang terus meningkat. Kita bisa melihat bahwa regenerasi petani menjadi salah satu penyebab profesi ini diperkirakan akan menghilang di masa yang akan datang.
Kembali ke bahasan awal dimana peran petani sangat penting untuk menunjang ketahanan pangan masyarakat Indonesia. Kita juga tahu bahwa kebutuhan pangan yang berkualitas terus bertambah dan hal ini perlu diimbangi dengan ketersediaan pangan yang mencukupi. Lantas bagaimana nantinya bila profesi yang menyediakan ketersediaan pangan ini terus berkurang hingga akhirnya hilang? Siapa yang salah? Masalah baru apa yang akan terjadi? Apa solusi dari isu dan masalah ini?
ADVERTISEMENT
Berangkat dari isu ini, kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya mulai peduli akan isu ini. Semua pihak perlu secara bersamaan membahas dan menemukan solusi dari permasalahan ini. Mulai dari pemerintah, para ahli, dosen, dan semua pihak yang seharusnya terlibat. Kita ingin bahwa ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia bisa semakin baik lagi. Kita ingin Indonesia emas tahun 2045 menjadi cita-cita yang bisa kita capai nantinya.
Salah satu area persawahan di daerah Berbah, Sleman. Sumber : Dokumen pribadi.