Game Based-Learning, Solusi Pembelajaran Generasi Pandemi

Ludenara
Kami membantu guru dan orang tua, mengimplementasikan program game-based learning dan gamifikasi secara mudah dan sederhana, untuk hadirkan proses belajar yang menyenangkan dan bermakna. Untuk info lebih lengkap ada di Ludenara.org
Konten dari Pengguna
2 November 2021 10:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ludenara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Thought Catalog on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Thought Catalog on Unsplash
ADVERTISEMENT
Kamis, (14/10). Yayasan Ludere Nusantara mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama tenaga pengajar se-Indonesia. Menghadirkan tiga narasumber dengan peran dan kontribusi yang berbeda, tujuan diadakannya sesi diskusi ini adalah mencermati pengalaman mereka dalam dunia pendidikan yang diharapkan mampu memberi wawasan, khususnya dalam peningkatan kualitas pengajar.
ADVERTISEMENT
Sebagai narasumber pertama, ada Siti Syahwali selaku co-founder CEVA, organisasi komunitas asal Bali yang fokus pada pemberdayaan anak muda dan perempuan. Telah menempuh pendidikan di berbagai bidang dan negara sejak tahun 1999, ibu Siti merupakan contoh baik dari life-long learner yang mampu memberi pandangan tentang dunia pendidikan secara global.
Bangun Keterlibatan Belajar
Saat ditanya tentang tantangan pendidikan di satu tahun terakhir, beliau menjawab hal tersebut adalah membangun keterlibatan siswa dalam kelas belajar. Melalui kelas Pembelajaran Jarak-Jauh (PJJ), tentunya siswa akan kesulitan terlibat dalam proses belajar akibat absennya kehadiran fisik dari guru dan teman-teman di kelas.
“Turunnya tingkat keterlibatan siswa saat pembelajaran inilah yang mengakibatkan learning loss, karena tidak adanya engagement saat pembelajaran sama saja dengan tidak belajar.” terang wanita yang saat ini tengah menempuh pendidikan Executive Master in International Trade di IE University Spanyol.
ADVERTISEMENT
Menurutnya pula, kesulitan melakukan proses belajar di kondisi yang pelik bukan berarti tidak ada solusinya. Salah satunya adalah dengan pembelajaran berbasis game (game based-learning) yang dilakukan secara blended, yaitu menggabungkan sesi sinkron dan asinkron.
“Menerapkan game dalam pembelajaran tentunya efektif meningkatkan keterlibatan siswa. Tentunya hal ini tetap harus dikombinasikan dengan guru yang inspiratif.” jelasnya. Beliau pun menegaskan bahwa belajar adalah proses sosial, sehingga komunitas yang tepat pun menjadi faktor penting dalam pendidikan berkualitas.
Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa
Jika ibu Siti memberi pandangannya secara global, seorang guru dari sekolah menengah negeri di Jawa Tengah pun memberi opininya dari sudut pandang yang lain. Adalah bapak Wahyu Kurnia, guru di SMPN 2 Pekalongan yang hadir sebagai narasumber kedua. Dalam diskusi ini, beliau menyampaikan bahwa tantangan utama dalam pendidikan ada dua macam: yaitu karakter pelajar dan infrastruktur yang belum memadai.
ADVERTISEMENT
Menjelaskan opini tersebut, beliau mengatakan bahwa pada dasarnya karakter siswa yang dihadapi bisa berbeda-beda. “Ada murid yang dari awal sudah tidak suka belajar, dan susah mendapat motivasi. Itu tantangan kita sebagai guru.” ujarnya. Sama seperti ibu Siti, pak Wahyu pun mengakui bahwa game based-learning merupakan solusi praktis untuk hal ini. “Saya sudah menerapkan game-based learning (saat proses belajar). Perlu diingat, sistem ini sebaiknya fokus pada mindset belajar yang menyenangkan, bukan untuk pemahaman materi.” terangnya lagi.
Menambahkan lagi, pak Wahyu juga berpesan untuk para guru yang masih kurang mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini, yang berdampak pada pembelajaran yang tidak efektif. “Tak hanya murid, guru pun juga harus peka dan kreatif. Sebaiknya guru berinvestasi untuk memahami dunia digital, seperti ikut pelatihan salah satunya.”
ADVERTISEMENT
Siswa dan Guru Harus Bisa Beradaptasi
Untuk sesi diskusi terakhir, hadir ibu Lala Tansah yang saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah Mutiara Bunda Group of School. Menurutnya ada tiga pihak yang harus diperhatikan dalam pendidikan, yaitu siswa, guru dan orang tua. “Ketiga pihak tersebut pastinya mengalami tantanggan sendiri dalam keberlangsungan pembelajaran yang efektif.
Sependapat dengan dua narasumber sebelumnya, ibu Lala mengungkapkan bahwa kesehatan mental juga berandil besar dalam proses belajar. “Pembelajaran berbasis game tentunya bisa membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak ‘terasa’ belajar. Semoga guru-guru bisa lebih beradaptasi dengan situasi saat ini, sehingga pembelajaran jadi lebih efektif” jelasnya.
kegiatan focus group discussion