Anak Kedua Lebih Bandel Dibandingkan Anak Pertama, Benarkah?

25 Juli 2017 8:27 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak kedua cenderung bandel (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak kedua cenderung bandel (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Apakah kamu memiliki seorang adik lelaki? Atau kamu justru merupakan anak kedua dalam keluarga?
ADVERTISEMENT
Banyak orang mengatakan bahwa anak kedua (laki-laki) biasanya memiliki sifat dan tingkah laku yang lebih bandel atau pemberontak dibanding sang kakak. Sepertinya, pernyataan tersebut bukanlah isapan jempol belaka.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, telah membuktikan kebenaran pernyataan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kedua memiliki kecenderungan untuk berperilaku lebih buruk dibanding anak pertama.
Melakukan penelitian di wilayah Denmark dan Florida, studi ini menemukan bahwa sebanyak 20 persen sampai 40 persen anak kedua cenderung memiliki masalah pada perilakunya. Anak kedua cenderung bermasalah di sekolah dan lebih rentan untuk melakukan tindak kriminal dibandingkan sang kakak.
Ini tentunya berbeda jauh jika dibandingkan dengan anak pertama. Sejak lahir, anak pertama biasanya menerima curahan perhatian yang maksimal dari ayah dan ibunya.
ADVERTISEMENT
"Anak pertama cenderung jadi panutan bagi saudaranya yang lain, lebih dewasa," Joseph Doyle, seorang ekonom dari MIT.
Dalam buku Birth Order Blues (Owl Books) karangan Meri Wallace, anak sulung biasanya memiliki kualitas karakter yang lebih matang. Mereka biasanya lebih bisa diandalkan, terstruktur, senang mengontrol, teliti, berhati-hati, dan senang mencapai sesuatu.
Anak kedua cenderung lebih bandel (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak kedua cenderung lebih bandel (Foto: Thinkstock)
Sedangkan anak bungsu biasanya cenderung lebih fokus terhadap diri sendiri (egois), ogah ribet, manipulatif, senang mencari perhatian, supel, dan spontan.
Perbedaan cara dan pola asuh orang tua jadi alasan utama mengapa hal ini bisa terjadi. Hal ini dikarenakan anak kedua cenderung menerima perhatian yang jauh lebih sedikit dari orang tuanya.
Seiring bertambahnya jumlah anak, orang tua cenderung memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Orang tua juga cenderung memberi perhatian yang lebih sedikit pada anak terakhirnya.
ADVERTISEMENT
Merasa bahwa hal ini masuk akal? Bisa dikatakan, hal inilah yang jadi alasan mengapa kamu sering merasa senewen saat menghadapi kebandelan yang dilakukan oleh sang adik tercinta.
Bagaimana komentar kamu terkait hal ini?