Diperkirakan Akan Lebih Banyak Orang yang Makan Sehat di Tahun 2018

12 November 2017 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vegetarian. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vegetarian. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sebelumnya telah banyak artikel yang memberitakan angka penderita penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat. Bahkan yang paling mengejutkan, sebagian besar PTM saat ini lebih banyak diderita oleh mereka yang masih berusia muda.
ADVERTISEMENT
Dan kini faktor genetik tak lagi menjadi penyebab utamanya, tapi gaya hidup masyarakat yang buruk menjadi alasan kenapa angka tersebut semakin melonjak tiap tahunnya. Bagaikan sebuah tamparan, kejadian luar biasa ini lantas membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya penerapan gaya hidup sehat sekarang ini.
Kejadian ini rupanya juga turut mendapat perhatian dari Kevindra Soemantri yang berprofesi sebagai chef sekaligus pemerhati kuliner dan gaya hidup. Jebolan Masterchef Indonesia season pertama ini mengatakan kesadaran tersebut berdampak baik pada tren gaya hidup sehat yang semakin banyak diterapkan oleh masyarakat luas.
Kevin Soemantri, pemerhati kuliner dan gaya hidup (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kevin Soemantri, pemerhati kuliner dan gaya hidup (Foto: Luthfa Nurridha/kumparan)
Bahkan, pria yang akrab disapa Kevin itu juga memperkirakan tren healthy eating atau pola makan sehat akan semakin ramai digalakkan pada tahun 2018 mendatang.
ADVERTISEMENT
"Jika ditanya tentang tren makanan di tahun mendatang, saya memprediksi makanan sehat akan meningkat," ungkap Kevin kepada kumparan (kumparan.com).
"Awareness untuk healthy food akan meningkat karena kita enggak bisa menutup kemungkinan jika angka harapan hidup semakin menurun," sambungnya.
Pengalaman masyarakat yang mempunyai anggota keluarga atau kerabat yang meninggal di usia muda mendukung tren makan sehat akan terus berkembang.
Kevin menilai anggapan sebagian besar orang yang menilai bahwa makan sehat itu mahal, harus segera diubah.
"Makan sehat itu enggak perlu mahal. Ya, memang selama ini makanan sehat yang dijual itu ditaksir dengan harga yang mahal karena produsen menggunakan bahan-bahan organik untuk mengolah semua masakan," ujar Kevin.
"Tapi, kita bisa menyiasatinya dengan mengkonsumsi makanan tradisional yang jauh lebih murah, misalnya lalapan, karedok, terancam, dan urap yang jauh lebih murah," tambahnya lebih lanjut.
Menu Sehat (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Menu Sehat (Foto: Thinkstock)
Untuk membuat hidangan serba sehat, Kevin juga menyarankan agar masyarakat lebih memilih menggunakan produk lokal dibandingkan dengan produk impor.
ADVERTISEMENT
"Percuma makan sayuran organik jika diimpor dari luar negeri. Waktu tempuh pengiriman yang memakan waktu cukup lama membuat nutrisi sayuran atau buah tersebut berkurang," tuturnya.
Mungkin sayuran impor terlihat lebih segar tapi waktu tempuh pengiriman sayuran lokal yang lebih sedikit menjadikan sayuran lokal sebagai pilihan terbaik untuk membuat olahan masakan sehat.
"Lebih sedikit waktu tempuh sayuran atau buah, maka keutuhan nutrisinya juga masih tinggi," pungkas Kevin mengakhiri perbincangan.