Nikmatnya Santap Siang di Restoran Legendaris Kota Batu, Malang

17 Oktober 2017 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jejeran Lauk Khas Jawa yang Tampak Menggiurkan (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jejeran Lauk Khas Jawa yang Tampak Menggiurkan (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jika kamu pernah berkunjung ke Malang, pasti familiar dengan nama Kota Batu. Kecamatan yang berjarak 15 kilometer dari Barat Laut Malang ini terkenal dengan ragam kawasan wisatanya yang menarik.
ADVERTISEMENT
Semuanya lengkap dan bisa kamu temukan di sini. Mulai dari ragam wisata alam, villa yang nyaman, museum, hingga kulinernya yang khas. Liburan tentu tidak terasa lengkap jika belum mencicipi makanan khas daerah setempat, bukan?
Satu destinasi kuliner yang wajib kamu kunjungi adalah sebuah restoran bernama Khas Jawa. Konon, ini merupakan restoran legendaris paling terkenal di Kota Batu dan Malang.
Sesuai namanya, Khas Jawa menyuguhkan aneka makanan tradisional bercita rasa Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Restoran Khas Jawa, Batu, Malang (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Restoran Khas Jawa, Batu, Malang (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Sepintas, rumah makan yang terletak di Jalan Diponegoro No. 14, Kota Batu, Jawa Timur ini tampak biasa saja. Namun begitu memasuki rumah makan berinterior kayu ini, kamu akan disambut oleh puluhan hidangan yang berbaris rapi di balik etalase. Di sinilah letak keistimewaan Khas Jawa,
ADVERTISEMENT
Dengan cekatan, pelayan akan langsung menyendokkan lauk menggurkan pilihan kamu. Ada Gudeg, mi goreng, sambel goreng kentang, kering tempe, bali daging, kare ayam, ayam bumbu rujak, rendang ati, krengsengan, paru kripik, semur lidah, empal, menjes, babat goreng, limpa goreng, mendol, sate komoh (sapi), bakwan jagung, dan masih banyak lagi.
Aroma wanginya sukses membuat kumparan (kumparan.com) merasa lapar seketika. Tanpa pikir panjang, kumparan pun memutuskan untuk mencicipi dua lauk yang jadi primadona Khas Jawa, yaitu Menjes dan Mendol.
Nasi Campur Khas Jawa Racikan Sendiri (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nasi Campur Khas Jawa Racikan Sendiri (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Untuk kamu yang masih merasa asing dengan dua nama ini, Mendol adalah tempe yang dihancurkan dan diolah dengan campuran jeruk nipis dan cabai. Setelah hancur (berbentuk adonan kasar), tempe dibentuk lonjong dan digoreng hingga garing.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Menjes adalah ampas tahu dan tempe yang dicampur jadi satu. Adonan ini selanjutnya dicampur dengan minyak ampas kacang tanah.
Dipotong persegi, Menjes akan digoreng dalam balutan tepung gurih nan lezat. Disajikan dalam bongkahan besar, Menjes sempurna untuk dijadikan sebagai lauk pendamping nasi ataupun rawon.
Menjes (kiri) & Mendol (kanan) (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menjes (kiri) & Mendol (kanan) (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Selain dua gorengan lezat tersebut, rawon dan nasi campur juga jadi menu favorit wisatawan yang berkunjung. Nasi campur Khas Jawa terdiri dari nasi putih, mi goreng, buncis, kering tempe, serundeng, dan sambel goreng kentang yang jadi bintang utamanya.
Seporsi Nasi Campur Khas Jawa dibanderol Rp 40 ribuan, sedangkan semangkuk Rawon plus nasi bisa kamu dapatkan dengan merogoh kocek Rp 45 ribuan saja.
ADVERTISEMENT
Saking terkenalnya, Khas Jawa bahkan membuat Presiden Jokowi penasaran hingga datang langsung mengunjungi tempat ini, lho!
Dokumentasi kunjungan Presiden Jokowi & Ibu Negara (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi kunjungan Presiden Jokowi & Ibu Negara (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Presiden dan rombongan berkunjung untuk menikmati santap siang pada April 2016 lalu. Hal ini sukses membuat Sukarli Arief (75), pendiri restoran Khas Jawa, merasa begitu bangga.
“Presiden saat berkunjung ke sini bilang ‘saya menemukan masakan Solo di sini’,” cerita Sukarli, saat dijumpai kumparan (kumparan.com) dalam acara Nutricia Jelajah Gizi, Kota Batu, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Kala itu, Jokowi sempat mencicipi gudeg, lodeh, dan sayur-sayuran segar lainnya.
“Warung ini kami mulai 1985, jadi kalau ditotal 32 tahun. (Gaya hidangannya) tak hanya Jawa Timur tapi juga Jawa Tengah, khususnya Malang,” tutur lelaki murah senyum ini.
Sukarli Arief (75), Pemilik Restoran Khas Jawa (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sukarli Arief (75), Pemilik Restoran Khas Jawa (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Saat ditanyai soal rencana untuk membuka cabang, Sukarli mengaku sama sekali tak berminat melakukannya. Alasannya, ia sama sekali tak ingin mengurangi keotentikan dan kenikmatan cita rasa yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Tertarik untuk menikmati hidangan makan siang di restoran paling terkenal di Batu ini?
Restoran legendaris ini buka setiap hari mulai pukul 07.30 pagi sampai 20.00. Khusus untuk hari Jumat, Khas Jawa buka siang hari, setelah jam salat Jumat selesai. Hampir selalu dipadati wisatawan, restoran ini memiliki kapasitas yang mampu menampung hingga 100 orang lebih.