Sering Disepelekan, Ternyata Diare Bisa Sebabkan Kematian pada Anak

22 Agustus 2017 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampanye #IndonesiaMerdekaDiare (Foto: Dok. Nutricia Sarihusada )
zoom-in-whitePerbesar
Kampanye #IndonesiaMerdekaDiare (Foto: Dok. Nutricia Sarihusada )
ADVERTISEMENT
Diare menjadi salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh anak-anak. Menduduki peringkat kedua sebagai penyakit yang menyebabkan kematian pada anak-anak, membuat diare menjadi gangguan kesehatan yang paling dikhawatirkan para orang tua.
ADVERTISEMENT
Menurut penuturan Dr. Ariani Dewi Widodo, SpA, setiap anak pasti mengalami diare. Bahkan, dalam kurun waktu setahun bisa terjadi sebanyak 3 sampai 6 kali kasus diare yang dialami oleh satu orang anak. Hal ini jelas membuktikan jika diare adalah penyakit yang tak boleh disepelekan.
"Setiap anak pasti mengalami diare. Namun kebanyakan orang tua sering menyepelekan penyakit ini karena dianggap sebagai penyakit yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan yang lebih parah," ungkap Dr. Ariani, saat ditemui kumparan (kumparan.com) pada acara Kampanye Edukasi "Indonesia Merdeka Diare" yang diselenggarakan oleh Nutricia Sarihusada di restoran Kembang Goela, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (22/8).
Dr. Ariani menambahkan jika diare yang terjadi pada anak-anak tidak hanya disebabkan oleh faktor bakteri yang menempel pada makanan saja, tetapi juga bisa berasal dari suatu virus yang tak kasat mata dan bisa menempel di benda apapun. "Mungkin selama ini orang tua berpikir jika diare hanya disebabkan oleh bakteri yang menempel pada makanan atau berhubungan dengan masalah higienitas saja, namun virus Rotavirus ternyata menjadi penyebab utama anak-anak mengalami diare," paparnya.
ADVERTISEMENT
Nabhila Chairunissa - Sarihusada (Foto: Dok. Nutricia Sarihusada )
zoom-in-whitePerbesar
Nabhila Chairunissa - Sarihusada (Foto: Dok. Nutricia Sarihusada )
Berdasarkan penuturan Dr. Ariani, ada tiga penyebab utama diare, yaitu bakteri, parasit, dan virus. Bakteri dan parasit berkaitan dengan masalah higienitas, sedangkan Ritavirus merupakan sebuah virus yang bisa menempel di benda apapun yang terjangkau anak.
Anak dibawah usia 2 tahun rentan terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh Rotavirus. Penelitian pun menunjukkan jika sebanyak 67 persen kasus diare yang dialami anak-anak terjadi akibat Rotavirus, dan sisanya sebanyak 49 persen disebabkan oleh non-Rotavirus.
Saat seorang anak mengalami diare, para ibu harus memperhatikan anak mereka agar tidak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi. Untuk itulah, ada beberapa hal yang dapat ibu lakukan untuk mengatasi diare pada anak, yaitu tidak menghentikan pemberian ASI pada anak yang masih menyusui, memberikan larutan oralit untuk mencegah dehidrasi, menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan si keci, serta mengkonsultasikan ke dokter jika anak dirasa sudah mengalami diare akut.
ADVERTISEMENT
"Apabila anak tidak mau makan dan minum, orang tua perlu mengusahakan asupan bernutrisi yang mudah diterima oleh anak. ASI dan cairan dehidrasi oralit adalah yang utama selain tambahan zinc," terang Dr. Ariani
"Selain itu, asupan nutrisi yang baik dapat mempercepat pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk, serta memberikan energi untuk mempercepat proses pemulihan," pungkas Dr. Ariani menutup perbincangan.