kumplus- Opini Lynda Ibrahim-8

Fenomena Wearable Art: saat Seni Berdansa dengan Dunia Lain

Lynda Ibrahim
A Jakarta-based business consultant who loves telling a tale.
15 Februari 2023 17:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dunia seni kontemporer sering dianggap sebagai dunia yang membingungkan. Angkuh, bahkan. Mungkin karena ini adalah dunia tempat batasan seni klasik diterabas, sehingga jenis dan bentuk seni terus-menerus meluas sampai taraf liar. Seni jadi tergantung pada mata yang menilainya—subjektivitas yang terus memancing perdebatan di antara penggemarnya.
Di sisi lain, meluasnya batasan ini memungkinkan seniman kontemporer bekerja sama dengan pelaku industri lain, baik dalam menciptakan karya seni atau benda keseharian. Dari dansa ini lahirlah apa yang disebut wearable art.
Sudah pasti, isu ini penuh kontroversi. Sebagian menganggap seniman menurunkan standar berkeseniannya. Sebagian lain mengapresiasi dengan menganggap langkah ini memangkas jarak seni dan publik. Saya termasuk yang lebih condong ke pendapat kedua, dengan catatan dilakukan secara baik tanpa melupakan muatan seni. Lagi-lagi, ini amat subjektif. Apa yang menurut saya kolaborasi berseni, bagi orang lain mungkin jualan murni.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten