Strange But Cool: Surga Bali untuk Tas Vintage Lintas Zaman

Lynda Ibrahim
A Jakarta-based business consultant who loves telling a tale.
Konten dari Pengguna
10 Februari 2019 12:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lynda Ibrahim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tampak depan butik A Museum of Vintage Bags di Sanur, Bali. Foto: Lynda Ibrahim/Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tampak depan butik A Museum of Vintage Bags di Sanur, Bali. Foto: Lynda Ibrahim/Istimewa
ADVERTISEMENT
"Vintage" adalah sebuah kata populer dalam percakapan kaum urban muda Indonesia beberapa tahun ini.
ADVERTISEMENT
Tak lagi terikat oleh stigma tentang barang tua sebagai rongsokan tanpa nilai, kaum muda mulai melirik kreasi generasi terdahulu sebagai patokan keindahan atau sumber inspirasi.
Saking tingginya antusiasme terhadap barang vintage, sering kali bahkan benda yang baru berusia 10 tahun disebut vintage di Indonesia.
Padahal, standar industri desain internasional sebenarnya mensyaratkan 25 tahun sebagai usia minimum sebelum sebuah objek bisa masuk dalam kategori vintage.
Jadi, saat ada tempat di Indonesia yang menamai dirinya museum benda vintage dan menampilkan benda yang benar sudah masuk usia vintage, maka tempat tersebut adalah surga hakiki bagi penggemar vintage di Indonesia. Dan sensasi itu tidak bisa dimungkiri saat menapaki A Museum of Vintage Bags (AMVB) di Jl. Danau Poso No. 111, Sanur, Bali.
ADVERTISEMENT
Didirikan oleh wanita Singapura bernama Tina Lim pada tahun 2016, AMVB berbagi lokasi dengan butik Strange But Cool yang telah didirikan sejak 1999.
Seumur hidup dikelilingi keindahan dan beruntung bisa berkiprah di dunia mode selama puluhan tahun, Tina sampai pada sebuah titik jenuh pada keseragaman gaya rumah-rumah mode besar dan mulai berpaling pada kearifan mode vintage.
Banyak ragam koleksi unik di A Museum of Vintage Bags dengan desain-desain yang beda dari yang lain. Foto: Lynda Ibrahim/Istimewa
Bila penggila mode vintage sudah terpana dengan berbagai tas indah berusia puluhan tahun yang dijual di Strange But Cool, kekaguman itu akan kian membuncah saat pintu AMVB akhirnya dibuka.
Puluhan tas tangan wanita dekade 1920-1990 yang masih cantik dan terawat baik terpajang pada beberapa panel pancang dan meja persegi panjang, dikelompokkan berdasarkan desainer, gaya, atau jenis material.
ADVERTISEMENT
Ada sebuah tas dari tahun 1914, yang secara resmi tergolong antik (> 100 tahun) berdasar Smoot-Hawley Tariff Act yang diratifikasi tahun 1930 dan dijadikan standar penilaian benda antik internasional sampai sekarang.
Koleksi tas unik A Museum of Vintage Bags. Berwarna merah dengan desain ala telepon. Foto: Lynda Ibrahim/Istimewa
Secara total, AMVB mengoleksi sekitar 450-an tas. Namun karena keterbatasan ruang, hanya sebagian yang bisa dipajang bersamaan--kendala yang disiasati dengan merotasi pajangan.
Tas bisa dinikmati tanpa terhalang lemari kaca dan mayoritas bisa disentuh setelah memakai sarung-tangan yang disediakan.
Walau tiap tas yang dipajang didampingi keterangan tertulis singkat, staf AMVB siap memberikan penjelasan lebih jauh tentang merk, model, atau era tas-tas tersebut.
Di sini sebenarnya bertaburan informasi baru yang bisa diserap oleh mayoritas fashionista Indonesia, yang kalaupun menyukai tas vintage sering sebatas merk-merk besar, seperti Chanel, Dior, Gucci, dan YSL.
A Museum of Vintage Bags juga menampilkan koleksi dari merek ternama, seperti Chanel. Foto: Lynda Ibrahim/Istimewa
Merk-merk ternama tersebut hadir di AMVB, namun yang lebih menarik adalah 50 lebih nama lain, seperti Bonnie Cashin, Carlo Falchi, Enid Collins, atau Koret--jawara-jawara lawas yang sayangnya kerap sudah tidak berbisnis lagi.
ADVERTISEMENT
Tiap tas yang dipilih Tina Lim untuk koleksi AMVB menyiratkan narasi zamannya--saat wanita hanya membawa sapu-tangan dan segenggam uang, saat wanita mulai bisa merokok di publik, atau saat pembebasan hak sipil 1970-an menyulut kegilaan kreasi mode seperti tas kulit tenteng besar kreasi Dallas Handbag dengan telepon rotary yang bisa digunakan.
Koleksi A Museum of Vintage Bags dengan nuansa warna emas. Foto: Lynda Ibrahim/Istimewa
Pengunjung yang beruntung menjumpai Tina Lim saat ia senggang bisa mendulang banyak kisah perjalanan desain tas, langsung dari wanita yang bukan saja bak ensiklopedia mode berjalan, namun juga berkisah dengan mata berpendar penuh semangat.
A Museum of Vintage Bags, sejatinya, adalah buah kerja penuh cinta. Sebuah destinasi tiada duanya di Indonesia bagi pencinta mode atau vintage. A labor of love. A must see.
Koleksi A Museum of Vintage Bags bermotif gambar bergaya lawas. Foto: Lynda Ibrahim/Istimewa
Koleksi tas A Museum of Vintage Bags dengan konsep gambar binatang ini tampak lucu. Foto: Lynda Ibrahim/Istimewa
Salah satu koleksi vintage di A Museum of Vintage Bags. Foto: Lynda Ibrahim/Istimewa
ADVERTISEMENT