Potret Kawasan M.H. Thamrin: Multifungsi Mereduksi CO2 dengan Vertical Garden

Made Srada Widya Utama
I am an active fourth-semester student at Brawijaya University, majoring in Industrial Engineering. I am enthusiastic and highly motivated to try new things with skills in 3D Design, computers, leadership, and public speaking.
Konten dari Pengguna
31 Mei 2022 21:33 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Made Srada Widya Utama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: Dokumen Pribadi
Apakah kamu mengetahui bahwa aktivitas industri yang diiringi oleh pertumbuhan bangunan memiliki dampak yang tidak dikehendaki khususnya bagi lingkungan? Menurut Dirjen PPKL pada tahun 2015, besar kontribusi nilai emisi CO2 di kawasan industri mencapai 66,55% dan Indeks Pemcemaran Kualitas Udara mencapai 86,56%. Hal tesebut yang menjadi alasan pentingnya keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan industri untuk menyeimbangkan ekosistem lingkungan dan perkembangan pembangunan di era modern. Tetapi, yang kita tahu RTH di kawasan industri sangatlah terbatas. Maka dari itu, bagaimana cara kawasan M.H. Thamrin dapat mengatasi masalah tersebut? Yuk kita coba ulik bersama.
ADVERTISEMENT

Penerapan Vertical Garden Upaya untuk Mereduksi kadar CO2

Vertical Garden merupakan sebuah solusi degradasi Ruang Terbuka Hijau yang dapat diterapkan di kawasan M.H. Thamrin DKI Jakarta. Kawasan ini merupakan pusat bisnis yang memiliki tujuh juta perjalanan dan enam ratus ribu kendaraan bermotor setiap harinya (Dinas PU, 2009). Sehingga, hal tersebut menyebabkan kawasan ini memiliki kondisi lingkungan khas metropolitan dengan beragam masalah lingkungan.
Vertical Garden yang diterapkan di kawasan ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan memanfaatkan ruang yang sempit di lingkungan perindustrian. Vertical Garden itu sendiri merupakan metode bercocok tanam dengan menggunakan lahan yang sempit dan terbatas seperti dinding atau ruang secara vertikal dengan menutupinya menggunakan tanaman yang tumbuh di atas media tanam.
ADVERTISEMENT
Penerapan konsep ini dapat membuat bangunan serta lingkungan sekitar menjadi lebih indah, asri, dan akan meningkatkan kualitas lingkungan serta polusi udara pun diharapkan akan berkurang drastis. Sehingga nantinya kualitas oksigen meningkat yang membuat kawasan M.H. Thamrin akan menjadi lebih sehat dan sejuk.

Konsep Membuat Vertical Garden Sebagai Pereduksi CO2, Menambah Nilai Estetis dan Sebagai Alat Ketahanan Pangan

Penerapan konsep Vertical Garden yang memiliki banyak manfaat di antaranya dapat mereduksi CO2, meningkatkan nilai estetika, hingga sebagai alat ketahanan pangan tentunya membutuhkan pengelolaan yang baik agar Vertical Garden yang dihasilkan dapat berfungsi dengan baik.
Pengelolaan Vertical Garden hampir sama dengan pengelolaan taman pada umumnya, perbedaannya hanya terletak di bidang yang akan ditanami. Pada Vertical Garden digunakan sistem irigasi tetes (drip), dimana air akan disalurkan ke tempat paling tinggi, lalu disalurkan ke pipa-pipa kecil yang ujungnya terdapat nozzle, yaitu pembagi tekanan pada pipa dari sumber tekanan air agar air yang dikeluarkan relatif sama. Selain itu, terdapat struktur bagian dari Vertical Garden, yakni bagian bingkai, rangka baja ringan, dan juga besi hollow.
ADVERTISEMENT

a. Peletakan Vertical Garden

Peletakan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam penerapan Vertical Garden. Sebaiknya Vertical Garden diletakkan di daerah yang terkena sinar matahari langsung agar dapat meredam panas. Berikut merupakan ilustrasi perletakan dari Vertical Garden.
Sumber: Jurnal Apartemen di Manado

b. Tanaman yang Ditanam

Tanaman yang dipilih adalah tanaman yang mampu bertahan hidup dikondisi lembap dan intensitas cahaya yang rendah serta tanaman yang memiliki daya sebar yang besar untuk meredam panas matahari. Beberapa tanaman yang biasa dipakai untuk Vertical Garden adalah Skindapsus, Peperomia Scandes, Antigonon, Morning of Glory.
Selain itu, ada juga tanaman jenis sayuran yang dapat diaplikasikan untuk Vertical Garden sehingga dapat berfungsi sebagai alat ketahanan pangan (urban farming) di kalangan masyarakat setempat. Jenis sayuran tersebut diantaranya yaitu, sawi, pagoda atau takecai, bayam, kangkong, seledri, dan cabai.
Sumber: Internet

c. Media Tanam

ADVERTISEMENT
Media tanam yang dipakai adalah komponen organic seperti pasir yang ditambah humus agar rumput liar dan tanaman pengganggu lainnya tumbuh di area Vertical Garden. Ketebalan tanah pun harus diperhatikan setidaknya 3 inchi sehingga pertumubuhan tanaman dapat optimal.

d. Penanaman Vertical Garden

Penanaman tanaman Vertical Garden di sepanjang jalan M.H. Thamrin Jakarta Pusat dilakukan dengan sistem panel modul teralis (Modular Trellis Panel System) yang diletakan di pinggir jalan dan pembatas jalan antara arus kendaraan yang mengarah ke Monumen Nasional (Monas) dengan arus kendaraan yang mengarah ke Hotel Indonesia. Berikut merupakan gambar ilustrasi dari modul teralis yang digunakan.
Sumber: Vertical Gardening
Sumber: Google Earth

Potensi Keefektifan Vertical Garden dalam Mereduksi CO2

Pembuatan dan penerapan vertical di suatu wilayah terutama perkotaan cukup efektif dalam mereduksi CO2. Potensi manfaat Vertical Garden di Jalan M.H. Thamrin Sudirman Jakarta dianalisis dengan menggunakan perhitungan Emisi CO2 pada daerah sekitar Jalan M.H. Thamrin yang didasarkan pada jumlah kendaraan bermotor yang melewati jalan tersebut. Selain itu juga dihitung daya serap gas CO2 berdasarkan jenis tanaman yang ditanam pada sekitar Jalan M.H. Thamrin Jakarta. Berikut merupakan tabel hasil perhitungan emisi CO2.
ADVERTISEMENT
Q = Ni × FEi × Ki × L
Keterangan:
Q : Jumlah emisi CO2 (gram/jam)
Ni : Jumlah kendaraan bermotor tipe-i (kendaraan/jam)
FEi : Faktor emisi CO2 (gram/liter)
Ki : Konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor tipe-i (liter/km)
L : Panjang jalan (km) (2.4km)
Tabel Nilai Faktor Emisi CO2 Kendaraan Bermotor
Sedan
QSedan = 18.700 × 2558.8 × 0,2315 × 2 = 11.077.173,14
Minibus/Jeep
QMinibus/Jeep = 11.855 × 2693.4 × 0,3417 × 2.4 = 26.185.365,16
Sepeda Motor
QSepeda Motor = 67.894 × 2275.1 × 0,0266 × 2.4 = 9.861.086,41
Dari tabel di atas diketahui jumlah emisi CO2 yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang melewati Jalan M.H. Thamrin Sudirman Jakarta. Berikut merupakan jenis tanaman yang ditanam pada Vertical Garden dan efektifitasnya menyerap gas karbondioksida.
Tabel Daya Serap Gas CO2 pada Tanaman yang Dapat Diaplikasikan pada Vertical Garden

Kesimpulan

Dengan peletakan Vertical Garden yang tepat, menggunakan tanaman yang benar, serta media tanam yang sesuai, Vertical Garden pada kawasan ini tidak hanya berguna untuk mereduksi kadar CO2, namun dapat multifungsi untuk menambah nilai estetis dan sebagai alat ketahanan pangan (urban farming) di kalangan masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Vertical Garden memiliki potensi yang tinggi untuk diaplikasikan pada kawasan perindustrian khususnya Jalan M.H. Thamrin. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya relevansi penerapan konsep Vertical Garden sebagai pengganti Lahan Terbuka Hijau (LTH) di Jalan M.H. Thamrin yang memiliki lahan terbatas.

Daftar Pustaka

Alfan. (2018). Perancangan Company Profile Kelurahan Tugu Sebagai Media Informasi Kepada Publik Eksternal. Tugas Akhir, 7-8.
Citra Ridhani, J. C. (2014). Walkability Index of Sidewalk in Poros Medan Merdeka Thamrin Sudirman Jakarta. Walkability Index of Sidewalk, 1-2.
Citra Ridhani, J. C. (2017). Walkability Index of Sidewalk in Poros Medan Merdeka Thamrin Sudirman Jakarta. Karya Tulis Ilmiah, 4-7.
Ghoustanjiwani A.P, R. K. (2018). Teknologi Vertical Garden : Sustainable Design atau Hanya Sebuah Trend dalam Urban Life Style. Seminar Nasional Life Style and Architecture, 580.
ADVERTISEMENT
Gracia, A. S. (2016). Kajian Kecukupan Ruang Terbuka Hijau untuk Menyerap Gas Karbon Dioksida (CO2) dari Kendaraan Bermotor di Jalan DR. IR. H. Soekarno, Surabaya. Tugas Akhir - RE 141581, 27-31.
Indri Hastuti, H. S. (2012). Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Nilai Emisi CO2 di Kawasan Industri Surabaya. Jurnal Teknik ITS Vol. 1, 6-7.
Janu Muhammad, P. H. (2015). Taman Vertikal Susun Sebagai Solusi Degradasi Ruang Terbuka Hijau di Kota Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Geografi, 5-8.
Pearce. (1992). Green Economy: Konsep, Implementasi, dan Peranan Kementerian Keuangan. Makmun, 1-2.
Syadullah. (2010). Green Economy: Konsep, Implementasi, dan Peranan Kementerian Keuangan. Peneliti Utama, 1-2.