Konten dari Pengguna

Kehidupan: Sebuah Perjalanan yang Tak Terduga

Maghfira Martevia
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
4 Juli 2023 11:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maghfira Martevia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Keluarga bahagia. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Keluarga bahagia. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap yang bernyawa pasti hidup. Ketika kita dihadapkan dengan beragam persoalan hidup yang berat pastinya akan menimbulkan banyak pertanyaan: kenapa hidup kita seperti ini?
ADVERTISEMENT
Kehidupan memang kadang menyebalkan. Tapi percayalah, hidup tidak semenyebalkan itu. Kehidupan yang kita dapatkan mungkin saja adalah kehidupan yang orang lain harapkan. Semua sudah diatur. Tergantung siapa yang menjalani. Juga takdir yang mengikuti.
Menurut WHO, 2019, sekitar 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri per tahun, di dunia. Angka bunuh diri lebih tinggi pada usia muda. Di Asia Tenggara, angka bunuh diri tertinggi terdapat di Thailand yaitu 12,9 persen (per 100.000 populasi), Singapura 7,9 persen, Vietnam 7,0 persen, Malaysia 6,2 persen, Indonesia 3,7 persen, dan Filipina 3,7 persen.
Perilaku bunuh diri (ide bunuh diri, rencana bunuh diri, dan tindakan bunuh diri) disebabkan oleh beratnya persoalan hidup masing-masing individu yang akan berkaitan pada mental psikis dan gangguan pada kejiwaan, misalnya, merasa tidak berguna, tidak ada harapan atau putus asa. Depresi yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, iritabilitas, dan selalu menyalahkan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Tetapi bagi sebagian orang di luar sana, mereka tidak mau memutuskan hidupnya secara cuma-cuma dengan mengakhiri hidupnya. Mereka hanya ingin hidup sebaik mungkin. Karena hanya itu yang mereka miliki. Yaitu tetap hidup.
Ilustrasi jangan bunuh biri. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Walaupun kadang hidup sangat amat menderita, memprihatinkan, dan tidak sesuai harapan. Pasti ada sesuatu hal yang membuat mereka bertahan dan memutuskan untuk tetap hidup. Entah itu manusia, hewan, benda, ataupun suatu hal yang istimewa.
Seringkali kita melihat di sekeliling tentang bagaimana orang-orang yang hidupnya jauh kurang beruntung dari kita masih bisa tetap bertahan hidup. Sedangkan kita, lebih sering mengeluh dan kurang bersyukur atas apa yang di kasih oleh Tuhan.
Tuhan tidak pernah mengabarkan tentang kegagalan, yang ada hanya mengarahkan manusia kepada skenario yang sudah ditetapkan keberhasilan yang selama ini ia dapatkan. Tuhan hanya ingin melihat seberapa banyak usaha dan batas kesabaran yang kita kerahkan untuk setiap cobaan seorang hamba-Nya.
ADVERTISEMENT
Hidup memang kadang suka menyebalkan. Tapi ya itulah hidup. Bukan cuma perihal yang enak-enaknya saja. Pasti ada pasang surutnya. Hidup akan selalu berjalan dan berputar, kita tidak tahu ke depannya hanya Tuhan yang dapat menentukan. Jalani saja, nanti pasti akan sampai ke titik yang menyenangkan.
Seperti ketika melihat keluarga pemulung yang menjalani pekerjaannya dengan sepenuh hati, para pedagang kaki lima yang masih bisa tersenyum menyambut pelanggan saat teriknya matahari, atau ketika seseorang yang sedang dalam keadaan susah masih mau menolong orang lain di pusat keramaian.
Ilustrasi Orang di tengah kerumunan. Sumber: Shutterstock
Mereka masih bisa hidup di kehidupan yang bukan dalam definisi terbaik. Ya karena itu adalah hidup. Tidak semua tentang kita. Terkadang kita harus lebih melihat ke bawah dan tidak melulu ke atas.
ADVERTISEMENT