Dosen Vokasi UNDIP Dorong Akselerasi Produksi Pada UMKM Kopi Lereng Gunung Muria

Mahendra Farih
Mahasiswa D4 TRKI Vokasi UNDIP
Konten dari Pengguna
10 November 2022 10:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mahendra Farih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sesi dokumentasi & penyerahan alat bersama pemilik UMKM kopi Muria (sumber: dokumen penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Sesi dokumentasi & penyerahan alat bersama pemilik UMKM kopi Muria (sumber: dokumen penulis)
ADVERTISEMENT
Kudus‒dataran tinggi Muria yang berlokasikan di kabupaten Kudus memiliki potensi hasil alam berupa kopi. Dengan demografi yang sangat mendukung serta luas lahan mencapai 452 ha, kawasan ini dapat memproduksi biji kopi dengan kualitas tinggi sekitar 1,5-2 ton per tahunnya. Jenis kopi yang dihasilkan adalah robusta. Selain itu, lereng gunung Muria juga terdapat makam Sunan Muria sebagai kawasan religi yang menjadi daya tarik bagi para peziarah maupun wisatawan. Hal tersebut menambah potensi pengembangan UMKM kopi di kawasan lereng gunung Muria. Namun sejak pandemi COVID-19 hingga sekarang, kegiatan perekonomian menurun drastis sehingga berdampak pada penjualan produk UMKM kopi. Dua diantara UMKM kopi yang terdampak pandemi COVID-19 adalah Kopi Itheng (Argo Mulyo) dan Tastyco yang berada di lereng gunung Muria. Saat ini kedua UMKM tersebut mengalami berbagai permasalahan seperti penurunan penjualan, permodalan, distribusi terhambat, kesulitan bahan baku, produksi menurun hingga penurunan profit secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Kopi Itheng dan Kopi Tastyco merupakan produk unggulan UMKM Kopi Muria milik Abdul Rohman (Argo Mulyo) dan Shinta Dwi Mutiarani (Tasty) yang berada di Desa Colo. Saat ini kedua UMKM tersebut mencoba bangkit dari dampak pandemi COVID-19 yang hampir seluruh proses produksinya terhenti, bahkan sejumlah alat produksi dijual untuk menyambung hidup.
Seiring dibukannya kembali kawasan wisata Colo, permintaan akan produk kopi robusta muria mulai meningkat. Tetapi karena proses produksi yang masih rendah, permintaan ini tidak dapat dipenuhi, karena proses produksi kopi robusta muria di kedua UMKM tersebut masih dilakukan secara manual dan konvesional. Di samping itu, kapasitas produksi yang hanya 1 kg perhari mengakibatkan produktivitasnya rendah. Ditambah lagi pemasaran berbasis online masih terdapat banyak kendala seperti kurang maksimal dan belum menjangkau semua konsumen baik di pasar lokal, nasional bahkan di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Dari hasil observasi inilah, dosen Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (UNDIP) melakukan sebuah pengabdian masyarakat dengan membantu kedua UMKM tersebut melalui penerapan tekologi terbaru yang bisa menjawab permasalahan di saat pengolahan kopi. Melalui Pengabdian Masyarakat Penguatan Komoditi Unggulan (PKUM) yang diusung oleh LPPM Undip kegiatan yang dilakukan adalah akselerasi produksi kopi menggunakan mesin roasting dengan teknologi re-circulating fluidized bed dan sistem pemasaran berbasis e-commerce yang mana penerapan mesin sangrai (roaster) yang dilengapi dengan re-circulating fluidized bed ini akan menjadi salah satu cara untuk mengefisiensikan proses pengolahan kopi yang dilakukan di UMKM mitra tersebut.
Menurut Hermawan Dwi Ariyanto, Ph.D. dosen Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi UNDIP selaku ketua Tim Pengabdian pada kegiatan kali ini menyebutkan bahwa “Teknologi yang kami terapkan ini adalah menggunakan teknologi Re-Circulating Roaster dimana pada teknologi ini kita coba menambahkan atau mengembangkan proses transportasi udara pemanas yang dihasilkan dari mesin sendiri kita tidak buang panas ke lingkungan tetapi panasnya itu nanti akan diserap atau digunakan di dalam proses pemasakan atau roasting biji kopi sehingga kita akan menghemat energi kemudian menghemat biaya produksi dan juga sangat efisien”.
Mesin roasting dengan teknologi Re-circulating fluidized bed (sumber: dokumen penulis)
Teknologi mesin roasting yang diterapkan ini dilengkapi dengan pengaturan suhu, laju alir udara pemanas dan proses pendinginan secara simultan, sehingga dapat menghemat energi yang dibutuhkan hingga lebih dari 30% dan menghasilkan produk dengan kualitas unggul.
ADVERTISEMENT
Saya selaku pelaku UMKM kopi disini sangat terbantu ya dengan adanya kegiatan ini karena kebetulan alat yang dulu Kami punya itu kapasitasnya cuman 1 kilo dan sekarang diberi alat yang kapasitasnya 2 kg yang mana proses produksinya akan lebih singkat karena kan langsung bisa 2 kilo gitu dan harga roasting perkilonya juga berani saya naikin yang dulunya Satu kilonya Rp10.000 sekarang saya berani kasih harga Rp15.000 per kilo”, ujar Sinta selaku pemilik UMKM Tastyco.
Selain itu, pengembangan jaringan pemasaran berbasis e-commerce diharapkan dapat mendongkrak penjualan di tengah keterbatasan saat new normal. Marketing plan yang akan dijalankan adalah dengan menggunakan e-commerce (digital marketing & digital payment).
Untuk saat ini Sementara saya offline terus untuk pemasarannya, ya saya jual di sekitar di sekitar wisata Muria itu. Kemudian saya juga terkadang dapat orderan sama yang temen-temen yang di luar daerah seperti Grobogan, Pati, dan Rembang yang kadang juga bisa sampai ke luar Jawa. Namun untuk pemasaran secara online saya belum terlalu paham akan sistemnya, sejauh ini saya hanya menggunakan Facebook saja dan untuk yang lainnya saya belum mencobanya”, ujar Abdul selaku pemilik UMKM Kopi Itheng.
ADVERTISEMENT
Hadirnya mesin roasting ini harapannya bisa lebih mengefisienkan waktu untuk pengolahan kopi bagi UMKM yang ada di kopi muria ini dan dampak lainnya juga omset yang dihasilkan oleh para pelaku UMKM ini bisa lebih meningkat dan bisa lebih diperbaiki kembali di segi pemasaran dan manajemennya.***
Mahendra Farih, mahasiswa S.Tr Teknologi Rekayasa Kimia Industri - UNDIP