news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PAN Kritik Try Sutrisno yang Sebut Amien Rais Pengkhianat Bangsa

24 September 2017 8:32 WIB
Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno (Foto: Aria Pradana/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden ke-6 Indonesia Try Sutrisno, menyampaikan kekecewaannya terhadap Mantan Ketua MPR, Amien Rais, terkait amandeman UUD 1945. Try bahkan menyebut Amien sebagai pengkhianat bangsa.
ADVERTISEMENT
Merespons hal itu, Sekretaris Fraksi PAN MPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menyesalkan komentar Try yang dianggap tidak perlu itu. "Fraksi PAN MPR RI menyesalkan pernyataan Try Sutrisno terkait kiprah politik Amien Rais dalam amandemen UUD 1945," ucap Saleh dalam keterangan tertulis, Minggu (24/6).
"Sebagai tokoh nasional, tidak sepantasnya Try Sutrisno menyampaikan hal itu di ruang publik. Apalagi, pernyataan itu tidak jelas arah dan esensinya," imbuhnya.
Saleh menjelaskan, sebagai mantan wakil presiden, semestinya Try Sutrisno tahu persis apa yang terjadi pada kisaran 1998-1999. Reformasi itu adalah keharusan dan tuntutan semua orang. Termasuk salah satu amanat reformasi adalah melakukan amandemen terhadap UUD 1945.
Saleh Partaonan Daulay, Anggota DPR&PAN (Foto: Dok. fraksipan.com)
zoom-in-whitePerbesar
Saleh Partaonan Daulay, Anggota DPR&PAN (Foto: Dok. fraksipan.com)
"Karena ini bagian dari amanat rakyat, tentu politisi dari berbagai pihak diharuskan untuk menjalankannya, termasuk pada waktu itu fraksi TNI/Polri. Namun demikian perlu dipertegas dan diperjelas, bahwa seluruh rumusan amandemen adalah kesepakatan seluruh fraksi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada satu orang, bahkan satu fraksi tertentu yang dominan dalam pembahasannya, tentu saja Amien Rais yang waktu itu memiliki posisi sebagai Ketua MPR juga tidak bisa mendikte semua anggota MPR RI," imbuh Saleh.
Saleh menuturkan, justru banyak sekali masyarakat yang menyambut gembira amandemen UUD 1945. Dengan amandemen itu, ada banyak perubahan dalam sistem politik dan ketatanegaraan Indonesia. Termasuk menganulir kepemimpinan seorang presiden lebih dari 2 periode.
Dengan amandemen, sistem demokrasi Indonesia menjadi lebih terbuka. Kesempatan untuk mengisi jabatan-jabatan politik juga terbuka lebar bagi semua pihak.
ADVERTISEMENT
"Mungkin ada beberapa aspek dalam reformasi yang dirasa tidak pas saat ini. Jika itu yang disebut, semestinya yang disuarakan adalah adanya amandemen lanjutan untuk menyempurnakan dan menambal yang dianggap tidak pas itu. Bukan malah menyalah-nyalahkan dan seolah semua yang dilakukan membawa kemunduran besar bagi Indonesia," kritik politikus asal Sumut itu.
Saleh yakin bahwa Amien Rais sangat terbuka untuk mendiskusikan persoalan ini kepada siapa saja. Apalagi kepada Try Sutrisno yang juga dianggap bagian penting dari sejarah reformasi itu. Namun demikian, diskusi seperti itu harus dilakukan secara baik-baik tanpa ada niat dan pretensi untuk saling menyalahkan.
"Jangan dengan mudah menyebut pengkhianat bangsa. Sebab, orang lain juga tahu sejarah. Orang lain juga punya penilaian sendiri siapa yang berjasa dan siapa yang berkhianat," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Komentar Try Sutrisno itu disampaikan saat memberikan pidato di Silaturahmi Nasional TNI hari ini. Try mengaku pernah mengingatkan Amien bahwa usulan melakukan amandemen UUD 1945 adalah sebuah langkah yang salah.
"Kemarin ada itu, saya tangkap itu, karena itu kita selalu ingatkan Amien Rais waktu amandemen empat kali dan sekarang Amien Rais mengaku salah," ujar Try Sutrisno, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9).
"Tetapi setelah terjadi diketok dan empat kali diamandemen itu, kesepakatan semuanya tidak dijalankan oleh MPR sesuai catatan kita. Kalau kata orang Pak Ali Sadikin lebih keras bicara. Pengkhianat bangsa ini Amien Rais," imbuh Try.
Amien Rais (Foto: Antara/M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais (Foto: Antara/M Agung Rajasa)