Ketika Bapak Berangkat (11)
25 April 2021 14:09 WIB
·
waktu baca 5 menitAku belum enam tahun ketika Bapak berangkat. Sementara semua orang di rumah menangis, aku tidak. Orang-orang bilang aku tak menangis karena belum mengerti apa yang terjadi. Tapi, sampai bertahun-tahun setelahnya, aku selalu bersikeras bahwa hari itu aku tidak menangis bukan karena aku belum mengerti, melainkan karena aku kuat. Aku tangguh. Aku yakin itu.
Lihat, sejak sangat kecil, aku sudah punya modal untuk jadi bek, bukan?
Sebenarnya kakakku juga tidak menangis hari itu. Tapi itu berbeda. Aku tahu, dan cukup mengerti, kakakku tidak menangis karena ia marah. Kambing kesayangannya dijual untuk tambahan biaya keberangkatan Bapak tanpa dia diberitahu sebelumnya. Yang pernah dengar cerita tentang kakakku dan kambingnya akan tahu betapa kemarahan itu beralasan.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814