Siaran Langsung (16)
30 Mei 2021 15:07 WIB
·
waktu baca 7 menitAkhirnya aku sampai di rumah. Perjalanan pulang terasa sangat panjang dan lama, tetapi mungkin ada baiknya. Setidaknya aku merasa sampai rumah cukup sore, dan itu sedikit mengurangi rasa bersalahku, meskipun, tentu saja, masih kelewat siang bagi seorang pemain bola untuk pulang dari lapangan.
Dulu, jauh sebelum aku bermain bola di lapangan, biasanya aku tiba di rumah saat hari sudah gelap benar dan azan Magrib sudah lama berlalu. Aku ingat amarah Emak menyambutku. Hardikan “Mau jadi apa kamu?” atau cemooh “Main bola tak bisa jadi bekal akhirat, Is...” adalah kalimat-kalimat yang biasa dilontarkannya dengan wajah murka, dengan sesuatu di tangan yang siap dihajarkan ke badanku.
Untuk meredakan amarah Emak sekaligus menghindarinya, satu-satunya cara yang kulakukan adalah segera melolos kaos yang penuh keringat, melemparnya ke pojokan entah di mana, lalu menyambar sarung dan baju mengajiku, sandal juga, kemudian mencangkingnya sambil berlari sekencang-kencangnya menuju masjid, sambil berteriak: “Aku mandi di masjid saja!”
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814