Berapa Grade Tebing yang Pernah Kamu Panjat?

EPIC Adventure
Untuk para petualang, penjelajah dan pengembara. Kami menyediakan berbagai informasi bagi para petualang nusantara yang mendambakan petualangan unik setiap harinya. Credits by : Mahitala - UNPAR
Konten dari Pengguna
14 Januari 2017 23:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari EPIC Adventure tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin di posting-an sebelumnya para petualang muda masih awam nih dengan climbing grade yang pernah dilalui oleh para perempuan penggemar outdoor sport (Baca: Perempuan Penggemar Outdoor Sport - Edisi Climbers). 5.14? 5.10? Angka apa yah itu?
ADVERTISEMENT
Climbing Grade
Climbing grade dibentuk oleh para climbers / pemanjat-pemanjat untuk menunjukkan tingkat kesulitan dan resiko kecelakaan ketika kegiatan pemanjatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi di antaranya adalah tingkat kesulitan technical, pengurasan energi pemanjat, tingkat komitmen, dan tingkat kesulitan safety dari pemanjat. Terdapat beberapa jenis climbing grade. Umumnya, perbedaan ini dikembangkan berdasarkan perbedaan nasionalitas para pemanjat. Berikut kita simak perbedaannya. Tapi kali ini kita akan khusus bahas Yosemite Decimal System, tentunya yang sering kita dengar dalam dunia panjat tebing.
Yosemite Decimal System.
Sistem Desimal Yosemit (YDS) dikembangkan oleh Sierra Club Grading System pada tahun 1930-an untuk mengukur tingkat kesulitan pendakian dan pemanjatan Pegunungan Sierra Nevada. Pada bagian rock climbing, tingkatan ini dikembangkan di Tahquitz Rock dari California bagian selatan bersama Sieera Club pada tahun 1950-an.
ADVERTISEMENT
Para petualang muda sering membaca grade 5.10, 5.11, 5.14 dan sebagainya bukan? Masing-masing angka ini ada artinya loh! Sistem yang digunakan dalam pengukuran dalam rock climbing adalah grade 5. Dimulai dari 5.0, hingga 5.15. Semakin tinggi angka di belakang desimal, semakin tinggi kesulitannya pula. Adapula huruf yang ditambahkan di belakang angka, seperti 5.14a, 5.14b. Penambahan huruf dilakukan karena banyaknya variasi jalur pemanjatan. Kebayangkan berarti gimana sulitnya Ashima Shiraishi mencapai 5.15 nya?
Masih banyak lagi climbing grading system lainnya yang mungkin akan penulis bagi di kesempatan berikutnya.
Want to join us for a climb?
ADVERTISEMENT