Didesak Masyarakat, Bupati Tana Toraja Umumkan Tolak Wisata Halal

Konten Media Partner
13 Maret 2019 13:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae (Makassar Indeks).
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae (Makassar Indeks).
ADVERTISEMENT
Toraja -- Masyarakat Tana Toraja yang terdiri dari warga dan mahasiswa melakukan aksi menolak wisata halal selama dua hari berturut-turut. Mereka berpendapat konsep wisata itu bertentangan dengan adat dan budaya Tana Toraja.
ADVERTISEMENT
Masayarakat menduduki Gedung Dewan Perwakilan Raykat Daerah (DPRD) Tana Toraja, Mekale, pada Rabu (13/3). Bupati Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae, sempat dikejar-kejar massa aksi untuk menandatangani surat pernyataan menolak wisata halal.
Polisi dan TNI mengawal ketat masyarakat yang melakukan aksi saat Nicodemus berusaha bergeser tempat dari Gedung DPRD Tana Toraja. Setelah didesak masyarakat, Nicodemus akhirnya menolak konsep wisata halal di Tana Toraja.
"Kalau dewan sudah menolak, saya juga katakan menolak wisata halal di Toraja," kata Nicodemus di hadapan masyarakat yang berkumpul di Gedung DPRD Tana Toraja.
Pernyataan itu disambut riuh masyarakat. Nicodemus berharap tidak ada lagi keresahan masyarakat soal wacana itu. Dia juga mengatakan akan menemui Gubernur Sulawesi Selatan untuk menyelesaikan masalah wisata halal yang ditolak masyarakat Tana Toraja.
ADVERTISEMENT
Diketahui wacana itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman, saat berkunjung ke Tana Toraja. Andi bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat Tana Toraja untuk memberi penjelasan terkait rencana penerapan konsep wisata halal.
Andi berpendapat penerapan konsep wisata halal bertujuan untuk meningkatkan potensi kunjungan wisatawan ke Tana Toraja.
"Jangan dipolitisasi itu (wisata halal), fokus infrastruktur daerah dengan baik, segala hubungan yang menyangkut wisata halal biarlah pemerintah daerah dan tokoh masyarakat memutuskan sendiri mana lebih baik," kata Andi Sudirman dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (10/3).
Masyarakat pun merespons wacana itu dengan memprotesnya. Mereka menolak penerapan konsep wisata halal di Tana Toraja.