Mendikbud Hadiri Peringatan Hari Aksara Internasional Di Makassar

Konten Media Partner
7 September 2019 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mendampingi Mendikbud RI Muhajir Effendi di Hari Aksara Internasional, Sabtu (7/9).
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mendampingi Mendikbud RI Muhajir Effendi di Hari Aksara Internasional, Sabtu (7/9).
ADVERTISEMENT
Makassar -- Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) tingkat Nasional yang dilaksanakan di Karebosi Kota Makassar Sabtu (7/8) dihadiri oleh Mentri pendidikan dan kebudayaan Muhajir Effendi.
ADVERTISEMENT
Hari Aksara Internasional yang diperingati di Sulawesi selatan ini mengusung tema “Ragam Budaya Lokal dan Literasi Masyarakat”. Tema ini diambil sebagai representatif dari bangsa Indonesia.
“Tema ini berangkat dari keberagaman masyarakat Indonesia yang memiliki lebih dari 1500 suku bangsa dan lebih dari 1000 bahasa daerah dan bahasa minor keragaman budaya ini merupakan aset bangsa Indonesia yang harus kita pelihara dan kita kembangkan sebagai wahana bersama dalam meningkatkan literasi masyarakat” ungkap Muhajir Effendi dalam sambutannya.
Saat ini sudah sekitar 98% masyarakat Indonesia memiliki kemampuan membaca yang baik. Berbeda dengan masa awal kemerdekaan Indonesia.
“Alhamdulillah sekarang Indonesia sudah mencapai tingkat literasi yang sangat tinggi karena sudah diatas 98% sisa 1% lebih sedikit. Padahal pada awal kemerdekaan pada saat bung Karno mencanangkan pemberantasan buta huruf kondisi Indonesia 97% penduduknya dalam keadaan buta aksara. Kemudian 1974 presiden kita Bapak Suharto mencanangkan SD Inpres besar-besaran sebetulnya adalah juga untuk menuntaskan buta aksara itu peranan SD Inpres luar biasa saat itu”. jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mendikbud juga menghimbau pemerintah daerah serta pendidik untuk meningkatkan peranan pendidikan dasar dalam menyambut industrilialisasi 4.0. Dimana generasi emas yang cerdas dibutuhkan pada era ini.
“Tugas kita sekarang ini adalah meningkatkan peranan pendidikan dasar untuk menyongsong abad 21 menyiapkan generasi emas tahun 2045 dalam rangka menyambut dan mengikuti industrialisasi 4.0” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan standart pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan pasalnya standart pendidikan sekarang ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Siswa-siswi seharusnya perlu memahami literasi dalam arti lebih bukan hanya sekedar tau membaca.
“Sebetulnya standartnya pendidikan dasar sekarang ini sudah tidak memenuhi syarat, dan kita harus menaikkan standartnya makanya literasi sekarang tidak cukup hanya Balistung, (baca, tulis, hitung) tapi harus literasi dalam arti lebih fungsional termasuk literasi digital literasi, keuangan literasi” paparnya.
ADVERTISEMENT
Literasi ini dibutuhkan agar masyarakat yang ada saat ini mampu memfilter seluruh informasi yang diterimanye dengan baik dan mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi dengan baik pula.
“literasi sekarang memiliki pengembangan yang lebih jauh ada literasi digital, lfinansial literasi kebudayaan dan berwarga negara dan literasi-literasi lain. Saya kira sudah cukup kita sekarang untuk membina masyarakat kita sekarang hanya sekedar bisa membaca, menulis dan berhitung l tetapi harus. Betul-betul bisa memanfaatkan kemampuannya kemampuan membacanya, kemampuan berliterasinya untuk menyelesaikan persoal-persoalan yang didalam kehidupan sehari-hari yang terjadi maupun kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Bukan hanya itu kita juga memiliki imunitas mengahadapi berita-berita menyesatkan, berita-berita yang berepengaruh negatif termasuk hoax sehingga kita memiliki kemampuan untuk melakukan filterisasi” tutupnya saat dijumpai awak media.
ADVERTISEMENT