Pelaku Pemenggal Kepala di Gowa Menyerahkan Diri

Konten Media Partner
12 November 2019 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pembunuhan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembunuhan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Gowa - Kasus pembunuhan terhadap korban Sampara, warga Gowa Sulawesi Selatan yang tewas dengan kepala terpenggal akhirnya terungkap. Pelakunya tak lain adalah pamannya sendiri berinisial HS.
ADVERTISEMENT
Kejadian tragis tersebut terjadi pada, Senin (11/11). Korban Sampara ditemukan warga dengan kondisi kepala terpisah dengan badannya, sekitar pukul 07:00 WITA di Dusun Pangngapusan Sonra Taring Toa Desa Taring Kecamatan Biringbulu.
Pelaku HS menyerahkan diri di kantor Polisi di Kabupaten Jeneponto, usai melakukan tindakan sadis terhadap Sampara yang merupakan keponakannya sendiri.
"ini terkait kasus sengketa lahan tanah milik keluarga, dan pelaku menyerahkan diri dari kepolisian Jeneponto dan kita bawa ke Mapolres Gowa untuk dimintai keterangan, ia juga mengaku jika korban adalah keponakannya sendiri," ujar Kasubbag Humas Polres Gowa, AKP Mangatas Tambunan, Selasa (12/11).
AKP Mangatas juga tidak membeberkan kronologis kejadian tersebut, di mana pihaknya masih sementara penyelidikan.
"Kami minta maaf yah, kalau masalah kronologis kasus ini, kami belum bisa beberkan karena kita menunggu penyelidikan dan interogasi oleh penyidik," ujar Kasubbag Humas Polres Gowa, AKP Mangatas Tambunan.
Pelaku pembunuhan Sampara yakni HS (pakai songkok) saat menyerahkan dirinya ke Polisi, (Makassar Indeks).
Saat berada di ruang penyidik, pelaku sempat diinterogasi oleh penyidik. Barang bukti yang diamanakan, berupa sebilah parang yang memiliki panjang sekitar 50 sentimeter. Pelaku tak bisa berbuat banyak usai dirinya ditahan oleh aparat kepolisian.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Camat Biringbulu, Yamin Basri juga membenarkan, pembunuhan sadis tersebut akibat sengketa tanah antara pelaku dan korban yang sudah berlangsung lama.
Keterangan lainnya dari Lurah Tonrorita, Muh Syarif juga membenarkan bahwa korban adalah warganya di Lingkungan Batuaje. Korban diduga dibunuh oleh pamannya sendiri. Diduga kejadian tersebut terjadi akibat sengketa lahan antara paman dan keponakan.
"Katanya sengketa tanah antara ponakan dengan pamannya, bisa jadi pamannya sendiri menurut informasi," tambah Muh Syarif.