Berduyun-duyun Bantu NT, Difabel yang Dipaksa Nyabu lalu Diperkosa

Konten Media Partner
28 November 2018 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berduyun-duyun Bantu NT, Difabel yang Dipaksa Nyabu lalu Diperkosa
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
(Direktur Perdik, Abdul Rahman (tengah) bersama Kepala Dinas Sosial Makassar, Mukhtar Tahir). Makassar -- Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) akan mengawal kasus perempuan difabel berinisial NT (26) yang menjadi korban penyekapan, pemerkosaan, kekerasan, dan human trafficking sampai tuntas. Hal itu disampaikan Direktur PerDIK, Abdul Rahman, saat mengunjungi NT bersama Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, Mukhtar Tahir.
ADVERTISEMENT
Rahman menyebut kejahatan yang menimpa NT termasuk kejahatan luar biasa. Menurut Abdul, PerDIK sudah membuat tim pengacara untuk mengawal kasus ini dan berkoordinasi dengan sejumlah lembaga, yakni Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia, Lembaga Bantuan Hukum Makassar, dan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Sulawesi Selatan.
"Kami mengumpulkan keterangan korban dan berkoordinasi dengan penyidik Polsek terkait kasus ini," kata Rahman.
Diberitakan sebelumnya, NT ditemukan di rumah pelaku Nasriyanto Syarif (24) di Jalan Pelita, Makassar, setelah satu bulan disekap. Selain itu, korban dipaksa menggunakan narkoba dan dijual kepada teman-temannya dan uang hasil memperdagangkan korban digunakan untuk membeli narkoba jenis sabu.
"Dari keterangan polisi yang kami dapatkan, korban dipaksa dengan dipukuli untuk mengonsumsi narkoba. Dia juga disekap serta dipaksa untuk melayani nafsu bejat pelaku dan dijual kepada rekan-rekannya dan hasilnya untuk membeli sabu-sabu," kata Rahman, Selasa (27/11).
ADVERTISEMENT
Polda Sulsel menangkap Nasriyanto sekitar pukul 22.00 WITA pada Sabtu (24/11). Menurut orang tua NT, NT mengalami luka memar pada paha dan dahi, benjol di kepala, serta sakit pada leher bila digerakkan akibat dicekik pelaku.
Orang tua dan kerabat sempat mencari sendiri keberadaan NT. Namun pencarian itu tidak membuahkan hasil setelah dua pekan dan saat itulah mereka melapor ke polisi. Barulah pada dua pekan kemudian NT ditemukan.
"Kami bersama teman-teman akan mengawal kasus ini. Termasuk dari PerDIK Sulsel dan Peksos," kata Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, Mukhtar Tahir.