Pria yang Disekap 9 Tahun Diduga Stres Usai Merantau ke Malaysia

Konten Media Partner
18 Oktober 2019 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penyekapan. (SHUTTERSTOCK).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penyekapan. (SHUTTERSTOCK).
ADVERTISEMENT
Bulukumba -- Mansyur (26) pemuda asal Kabupaten Bulukumba berhasil melarikan diri usai orang tuanya menyekapnya di kamar mandi selama 9 tahun. Mansyur mengalami gangguan mental sehingga orang tuanya mengurungnya di dalam kamar mandi.
ADVERTISEMENT
Mansyur merupakan putra sulung dari dua bersaudara, ia dikurung di kamar mandi dengan keadaan tangan dan kakinya dirantai.
Amirullah, tetangga Mansyur, mengatakan bahwa Mansyur berhasil lolos dari kurungan orang tuanya lalu dibawa ke Polres Bulukumba oleh warga pada Jumat (11/10).
Rumah orangtua Mansyur tempat penyekapan di Borong Jatia, Kelurahan Jalanjang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba. (Makassar Indeks).
Mansyur berhasil lolos dengan cara menggigit kunci pintu dengan menaiki kursi karena kedua tangan dan kakinya dirantai. Ia pun dengan cara melompat-lompat dalam keadaan terikat kabur dari rumah tersebut di Borong Jatia, Kelurahan Jalanjang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
"Saat itu saya mau pergi salat tapi ada yang teriak orang gila minta makan. Dan setelah dicek ternyata Mansyur kemudian ku tolong bersama warga untuk dibawa ke kantor polisi, di sana kami bersama pamannya" kata Amirullah, Jumat (18/10).
ADVERTISEMENT
Amirullah juga bercerita bahwa Mansyur memiliki saudara kandung bernama Yuni yang telah menikah dengan salah satu warga Pallimmasang, Bulukumba. "Yuni tidak berani kembali ke rumah karena takut dengan apa yang menimpa Mansur dengan keadaannya," terangnya.
Mengalami Gangguan Jiwa Usai Merantau
Amirullah mengatakan, Mansyur stres setelah dari merantau di Malaysia. Diduga Mansyur saat itu mengalami penyiksaan dengan cara mulutnya 'digalang' seperti kuda oleh atasannya.
"Mansyur disuruh kerja keras demi ringgit untuk membangun rumah. Saat pulang Malaysia itu dia mengalami trauma dan itu sebabnya kenapa dia mengalami gangguan jiwa di kampungnya dan kalau dia disuruh dia nurut itu, mungkin karena orang tuanya tak terima keadaannya seperti itu jadi disekap," kata Amirullah.
Tangan Mansyur bekas dirantai oleh orangtuanya, (Makassar Indeks).
Amirullah menceritakan saat berhasil kabur dari rumahnya, Mansyur mendapat perlakuan kasar orang-orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
"Yang lebih memiriskan ketika Mansyur sempat lolos sekali keluar rumah, ia dikejar-kejar dan sempat dipukul dengan batu oleh orangtuanya. Bahkan saat di tangkap oleh orangtuanya diperlakukan tak manusiawi, bahkan kerap diperlakukan kasar dipukuli dengan kayu lagi," jelasnya.
Kepala Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Sulsel, Meisy Sari Bunga, mengatakan saat ini Mansyur dalam penanganan.
Meisy menyebut bahwa Mansyur memang mengalami tindak kekerasan oleh orang tuanya sendiri. Ia diantarkan oleh pamannya sendiri ke pihak UPT P2TP2A Sulsel. Menurut penuturan paman Mansur, orang tuanya memperlakukannya dengan tidak manusiawi karena mengalami gangguan jiwa.
Orang tua Mansyur bernama Penning dan Marhuma, di hadapan pihak UPT P2TP2A Sulsel, paman mansur menceritakan apa yang terjadi terhadap keponakannya perlu ditindak.
ADVERTISEMENT
"Dia pernah mengambil barang orang. Tapi menurut pamannya, jika anak ini sangat penurut namun karena dia memiliki masa lalu yang kelam. Namu penurut semisal dia pergi ke sawah, dia ambil makanannya orang kalau dia lapar kemudian dia makan, tapi kan orang sudah tahu kalau anak ini sedikit gangguan jiwa. Terus pamannya juga pernah diambil handphonenya. Namun setelah dia mainkan HP tersebut dia mengembalikannya. Akan tetapi, cuma ibunya ini merasa malu sehingga mulai diperlakukan kasar" jelas Meisy kepada Makassar Indeks.
Meisy kepada Makassar Indeks jika kejadian ini terungkap sejak pekan lalu, 11 Oktober 2019.
Sementara itu, menurut Agustin salahsatu Tim Reaksi Cepat (TRC) Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bulukumba, sulung dari dua bersaudara ini sebelumnya bisa melarikan diri setelah dia membuka kunci jendela kamar mandi dengan menggunakan giginya.
ADVERTISEMENT
"Dia dorong meja pakai manjat untuk buka jendela kamar mandi begitu jendela kamar mandi bisa dibuka, dia tendang kemudian dia kabur," jelas Agustin.
Menurutnya dirinya dihubungi oleh Polres Bulukumba setelah Mansyur diantarkan oleh pamannya untuk melaporkan kejadian ini.
"Saya ditelpon dari Polres waktu Mansyur sudah ada di sana. Pamannya yang antar waktu dia sudah lolos dari ruang sekapannya," tambahnya.
Ia juga mengaku mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari kedua orang tuanya.
Kepada Makassar Indeks, Mansyur menunjukkan bekas luka di tangan dan kakinya akibat dari rantai yang digunakan untuk mengikatnya selama ini. Saat ini Mansyur telah ditangani oleh UPT P2TP2A Sulsel dan Mansyur pun mendapatkan pendampingan psikolog. Mansyur pun tak berkata-kata, hanya tunduk dan tampak masih mengalami trauma pasca-disekap selama 9 tahun dengan kondisi terikat kaki dan tangannya.
ADVERTISEMENT