Sekolah di Sulsel Dianggarkan Pengadaan Laptop Untuk UNBK 2020

Konten Media Partner
12 Juli 2019 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhajir Effendy didampingi Gubernur Sulawesi Selatan, HM Nurdin Abdullah meninjau langsung pelaksanaan hari pertama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Makassar, Senin (1/4/2019). (Makassar Indeks)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhajir Effendy didampingi Gubernur Sulawesi Selatan, HM Nurdin Abdullah meninjau langsung pelaksanaan hari pertama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Makassar, Senin (1/4/2019). (Makassar Indeks)
ADVERTISEMENT
Makassar -- Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2020, seluruh peserta didik se-Sulawesi Selatan sudah memiliki masing-masing laptop dari setiap sekolah.
ADVERTISEMENT
Gubernur Sulsel, Prof. HM. Nurdin Abdullah, mengatakan, program pengadaan laptop untuk semua siswa tingkat terakhir di SMA, SMK dan SLB di Sulsel, berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam dokumen jangka menengah daerah tahun 2018 dan tahun 2023.
Dijabarkan juga dalam rancangan pembangunan daerah RKPD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2020.
"Maka, fokus pembangunan 2020 diarahkan kepada pembangunan manusia supaya sinergi dengan program pemerintah pusat," ujar Nurdin Abdullah.
Nurdin juga membahas hal tersebut saat penyampaiannya di Rapat Paripurna DPRD Sulsel, digelar kemarin, Kamis (11/7).
"Itu yang kami sampaikan kemarin di Dewan, dan saya sampaikan juga jika setiap tahun kita melakukan UNBK, tapi sangat ironi bahwa sekolah-sekolah masih melaksanakan dengan meminjam sebagian komputer dari orang tua murid," kata Nurdin Abdullah, Jumat (12/7).
ADVERTISEMENT
Ia berharap, anggaran tahun 2020 ini harus menjadi prioritas utama dalam pembahasan APBD tahun 2020 mendatang.
"Semoga tidak ada lagi masyarakat kita dari pulau-pulau harus ke daratan untuk ikut UNBK. Sehingga mungkin kita prioritaskan ke pulau-pulau yang paling jauh. Ini sangat miris kita mendengar bahwa siswa yang ikut UNBK harus menempuh tiga hari tiga malam di laut baru sampai dengan sistem transportasi seadanya," tutup Nurdin.