Wantimpres dan Gubernur Sulawesi Selatan Bahas Fenomena Kotak Kosong

Konten Media Partner
13 September 2018 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wantimpres dan Gubernur Sulawesi Selatan Bahas Fenomena Kotak Kosong
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Makassar -- Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, menerima kunjungan Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Mayjen TNI (Purn), I Gede Nyoman Arsana, dan juga penulis buku 'Dewasa Dalam Berdemokrasi', Surya Wiranto, di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Kamis (13/9).
ADVERTISEMENT
"Jadi tim Wantimpres ini lagi membuat sebuah pedoman, bagaimana sistem demokrasi kita bisa berjalan dengan baik, dengan murah tanpa insiden, termasuk yang banyak disoroti soal pilkada," kata Nurdin.
Nurdin menyebutkan, kajian mereka dengan harapan pilkada bisa lebih murah, lebih adem, dan menghasilkan pemimpin yang baik.
Selain itu, mereka juga meneliti fenomena kotak kosong, mengapa di Kota Makassar bisa menang.
"Kenapa kotak kosong menang, kotak kosong tidak bisa berkampanye, tidak bisa bersosialisasi kok bisa menang, begitu," ujarnya.
Figur dari para kandidat juga mereka kaji. Karena hal ini menjadi salah satu yang menarik di Sulsel. Kandidat yang ada dinilai dewasa dalam berkontestasi.
"Pertama kali di Sulsel ini pilkada damai, tenang, lahir pemimpin tanpa gugat menggugat, itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Buku ini sendiri ditulis juga oleh Rektor Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta periode 2006-2015.
I Gde Nyoman menyebutkan saat ini mereka sedang melakukan pengumpulan data, sebelumnya di Medan (Sumatera Utara) dan Pontianak (Kalimantan Barat), selanjutnya di Makassar (Sulawesi Selatan).
"Kami tertarik banyak terjadi fenomena mengarah ke depan untuk lebih baik, kami sudah membuat tulisan berdasarkan data sekunder, sekarang data primer, ditulis oleh tim kami di Jakarta yang melibatkan, tiga professor dan ahli," jelasnya.
Adapun sasaran dari buku ini, menciptakan demokrasi yang baik di Indonesia. Demokrasi yang didasarkan pada nilai Pancasila.
"Kita ingin membuat demokrasi khas Indonesia. yang ada di barat, belum tentu cocok karena kita ada falsafah Pancasila, kita menggali nilai sendiri kita lihat demokrasi yang ada di seluruh dunia tidak sama," paparnya.
ADVERTISEMENT
Adapun untuk di Sulsel, salah satu fokusnya, pada fenomena kemenangan kota kosong. Untuk pemilihan Gubernur, dari buku ini juga digali perjalan gubernur terpilih hingga menang.
"Apa resep dari gubernur baru, Nurdin Abdullah bisa menang, kalau kita liat figur beliau bagus, dua kali menjadi Bupati Bantaeng. Masyarakat Sulsel semakin dewasa dan bisa jadi contoh daerah lain," sebutnya.