Perbaikan Hubungan Diplomatik Suriah-Lebanon Tahun 2008

Cut Mala
Mahasiswa Hubungan Internasional UPNVJT 2018
Konten dari Pengguna
18 Juni 2021 17:01 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cut Mala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image Source: https://unsplash.com/photos/5slirJq5Amo
zoom-in-whitePerbesar
Image Source: https://unsplash.com/photos/5slirJq5Amo
ADVERTISEMENT
Suriah dan Lebanon telah membuka kembali hubungan diplomatik mereka pada 2008. Pada tahun-tahun sebelumnya, Suriah tidak pernah menganggap keberadaan Lebanon sebagai sebuah negara, melainkan wilayah Suriah yang telah terpisah akibat dari kolonialisme Prancis (Widodo et al, 2015). Pada saat itu, Prancis berhasil membagi wilayah Suriah menjadi empat bagian yaitu Lebanon Raya, Damaskus, Lantakia, dan Allepo.
ADVERTISEMENT
Pembagian wilayah tersebut berdasarkan pada perjanjian rahasia yang dilakukan pada 19 Mei 1916 antara Inggris Sir Mark Sykes dan Prancis Francois Georges Picot yaitu Perjanjian Sykes-Picot (Vinanda R. A., 2017). Adanya perjanjian tersebut membuat Prancis dan Inggris membagi wilayah Arab bekas kekaisaran Ottoman.
Dasar dari pembuatan perjanjian Sykes-Picot yaitu pengendalian Suriah oleh Prancis serta meningkatkan pengaruh Inggris di wilayah tersebut. Sehingga, sebagian besar wilayah Lebanon serta pesisir Suriah telah dikendalikan oleh Prancis.
Image Source: https://images.app.goo.gl/vUzzGUzF9PjxtuU46
Tetapi, tahun 1925 Damaskus dan Allepo telah kembali ke wilayah Suriah. Prancis memberikan kemerdekaan kepada Suriah pada tanggal 28 September 1941 serta Lebanon pada tanggal 26 November 1941. Setelah itu, Prancis menyatakan Seikh Taj ad-din sebagai presiden Suriah dan Alfred Naccache sebagai Presiden Lebanon.
ADVERTISEMENT
Selama 70 tahun silam, Suriah tidak membuka hubungan diplomatik secara resmi dengan Lebanon serta tidak adanya perwakilan kedutaan dari kedua negara tersebut. Namun, berdasarkan pada mandat dari Liga Arab tahun 1976, Suriah memiliki peran penting dalam konflik Lebanon (Widodo et al, 2015). Penempatan Suriah di Lebanon bertujuan untuk menghentikan perang saudara serta mencegah pembagian Lebanon dan intervensi asing yang nantinya akan mempersulit penyelesaian konflik.
Tahun 1980, Lebanon memiliki situasi dimana munculnya milisi-milisi baru bersenjata yang sebagian besar berafiliasi dengan negara-negara lain dan menyebabkan perang saudara di wilayah Lebanon. Sehingga, Suriah mengirimkan beberapa pasukannya ke wilayah Lebanon untuk mengamankan Lebanon yang sedang mengalami perang saudara (Agenturen, 2008).
Masuknya pasukan militer Suriah di Lebanon adalah permintaan dari kelompok-kelompok yang berpengaruh besar terhadap pemerintahan Lebanon. Liga Arab yang merupakan organisasi berpengaruh kawasan Timur-Tengah memberikan legitimasi unit-unit militer Suriah di Lebanon melalui KTT Liga Arab Riyadh tahun 1976 serta beberapa negara anggota Liga Arab mendukung pasukan militer Suriah yang masuk ke Lebanon untuk menjalankan misi perdamaian.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Suriah melihat peluang dalam perkembangan perang saudara tersebut untuk mengembalikan Lebanon kepada Suriah dan mewujudkan keinginan Presiden Suriah Hafiz AL Ashad dalam membentuk wilayah Suriah Raya (Widodo et al, 2015).
Keinginan tersebut disebabkan oleh Suriah yang tidak setuju akan pembentukan negara Lebanon yang berdiri sendiri serta beranggapan Lebanon merupakan wilayah ciptaan dari politik kolonial Prancis.
Sebelum Prancis terlibat, Lebanon, Turki, Israel, Yordania, serta Provinsi Hatay di Turki berada di wilayah Suriah. Sehingga, Suriah tidak menginginkan kemenangan Lebanon terhadap konflik dan ingin pemerintahan di Beirut berdiri di bawah kekuasaan Damaskus.
Pada tahun 2005, hubungan diplomatik Suriah dan Lebanon terkait bantuan militer Suriah dalam perang saudara di wilayah Lebanon berhenti. Hal tersebut, disebabkan oleh terbunuhnya mantan perdana menteri Lebanon yaitu Rafiq Hariri di Beriut. Peristiwa ini membuat Lebanon menuduh Suriah sebagai dalang pembunuhan, sehingga Suriah menarik pasukannya di Lebanon untuk kembali ke Suriah (Widodo et al, 2015).
ADVERTISEMENT
Adanya keputusan Suriah dalam memberhentikan hubungan diplomatik dengan Lebanon merupakan sikap politik luar negeri Suriah terhadap Lebanon.
Tetapi, pada 15 Oktober 2008 terjadi perubahan politik luar negeri Suriah terhadap Lebanon melalui pembukaan kembali hubungan diplomatik yang berdasarkan pada keputusan Bashar Al-Assad Presiden Suriah dan bertujuan untuk melancarkan kembali hubungan diplomatik penuh dengan Lebanon.
Pembukaan kembali diplomatik Suriah dan Lebanon terjadi setelah kedua presiden melakukan pertemuan untuk menyepakati sejumlah hal, seperti pembahasan ulang terkait garis pembatasan wilayah Lebanon dan Suriah, kerja sama militer, serta pembukaan kedutaan. Sehingga, keputusan terkait normalisasi hubungan diplomatik mereka menegaskan tentang keinginan kedua belah pihak dalam mengkonsolidasikan hubungan dengan dasar saling menghormati kemerdekaan dan kedaulatan masing-masing serta mempertahankan hubungan persaudaraan kedua negara untuk merespon aspirasi rakyat (Widodo et al, 2015).
ADVERTISEMENT
Manfaat bagi Suriah dalam perbaikan hubungan diplomatiknya dengan Lebanon.
Tindakan Suriah membuka hubungan diplomatiknya dengan Lebanon tentu bertujuan untuk memenuhi national interest mereka. Negara Suriah memiliki wilayah seluas 185.180 km2 serta populasi penduduk sebanyak 2.584 juta jiwa yang dapat menciptakan sumber daya alam berlimpah (Widodo et al, 2015).
Sehingga, Suriah membutuhkan peningkatan keamanan dan integritas wilayah dalam mengamankan sumber daya alam tersebut. Suriah yang memiliki kekuatan militer serta persenjataan yang cukup luas masih dapat dikalahkan oleh Israel. Politik luar negeri Suriah sendiri menganut paham nasionalisme progresif, anti imperialism dan zionism, yang mana bertujuan untuk membangkitkan kepentingan bangsa Suriah dan bangsa Arab (Widodo et al, 2015).
Keuntungan Suriah dalam menormalisasikan hubungan diplomatiknya dengan Lebanon yaitu dapat meningkatkan national power Suriah melalui Lebanon sebagai buffer state. Hal tersebut dikarenakan wilayah Lebanon yang berbatasan langsung dengan Israel dan beberapa kelompok perlawanan pro-Suriah juga membantu melancarkan serangan berdomisili di Lebanon Selatan yang merupakan wilayah perbatasan langsung dengan Israel. Sehingga, hubungan diplomatik Suriah dengan Lebanon dapat membantu kepentingan keamanan militer Suriah dari serangan militer negara lain seperti Israel.
ADVERTISEMENT
Manfaat bagi Lebanon dalam perbaikan hubungan diplomatiknya dengan Suriah.
Dalam memperbaiki hubungan diplomatik dengan Suriah, Lebanon juga memiliki kesempatan penting untuk mencapai national interest mereka yaitu: (1) Demokrasi perbatasan, (2) Amandemen perjanjian dan perjanjian bilateral yang telah ditandatangani saat hegemoni Suriah tahun 1990-an harus diubah sebagai tanda akhir dari hegemoni Suriah di Lebanon, (3) Pembubaran Dewan Tinggi Suriah-Lebanon yang dapat menghilangkan kontrol Suriah selama penduduknya berada di Lebanon, (4) Merampas senjata faksi Palestina yang didukung oleh Suriah dan berada di luar kamp yang dapat membantu menghilangkan ketidakstabilan di Lebanon, (5) Penduduk Lebanon yang hilang di penjara Suriah harus diselamatkan guna untuk menutupi perang saudara Lebanon selama 15 tahun serta hegemoni Suriah berikutnya (Yacoubian, 2010).
ADVERTISEMENT
Pandangan beberapa pihak terkait perbaikan hubungan diplomatik Suriah-Lebanon tahun 2008.
Adanya kegiatan normalisasi hubungan diplomatik antara Suriah-Lebanon menimbulkan beberapa tanggapan positif bagi beberapa negara. Seperti, Prancis sangat menyambut baik terkait hubungan diplomatik Suriah dengan Lebanon dan beranggapan bahwa tindakan tersebut merupakan langkah penting bagi kestabilan wilayah mereka (Republika.co.id, 2008). Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan Kuwait juga menyambut baik terkait normalisasi hubungan diplomatik kedua negara tersebut (Agenturen, 2008). Selain itu, Serketariat Jenderal PBB Ban Ki-moon ikut menyambut baik dan menyatakan tindakan tersebut dapat mendorong kestabilan, kedaulatan, dan kebebasan politik Lebanon (Republika.co.id, 2008). Sehingga, banyak dari negara-negara yang dominan menganggap perbaikan hubungan diplomasi ini merupakan tindakan baik dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Suriah telah mengalami pembagian empat wilayah yaitu Damaskus, Allepo , Lebanon Raya, dan Lantakia pasca kolonialisme Prancis. Kemerdekaan juga telah diberikan oleh Prancis terhadap Suriah dan Lebanon. Tetapi, wilayah Lebanon terus mengalami perkembangan terkait dengan perang saudara dan membuat Suriah mengirimkan beberapa pasukan ke Lebanon yang bertujuan untuk mengamankan wilayah Lebanon. Pada 2005, hubungan antara Suriah dan Lebanon putus dan diakibatkan oleh terbunuhnya mantan perdana menteri Lebanon yaitu Rafiq Hariri di Beriut. Dalam peristiwa tersebut, Lebanon terlihat menuduh Suriah sebagai dalang pembunuhan. Penuduhan tersebut berdampak pada tindakan Suriah yang menarik kembali pasukan-pasukannya di Lebanon untuk kembali ke Suriah.
Namun, pada tahun 2008 hubungan diplomatik kembali dibuka oleh Presiden Suriah guna untuk melancarkan proses diplomasi penuh dengan Lebanon. Tindakan Suriah dalam membuka hubungan diplomatik dengan Lebanon yaitu adanya national interest seperti kepentingan keamanan militer dan integritas wilayah kedua belah pihak. Selain itu, Lebanon juga memiliki beberapa tujuan dalam perbaikan hubungan diplomatiknya dengan Suriah. Hubungan diplomatik ini disambut baik oleh beberapa negara dan PBB karena dapat menstabilkan wilayah mereka.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Agenturen. (2008). Suriah dan Lebanon Buka Hubungan Diplomatik. Retrieved from https://www.dw.com/id/suriah-dan-lebanon-buka-hubungan-diplomatik/a-3565221 [Accessed 13 April 2021]
Britannica, The Editors of Encyclopaedia. "Sykes-Picot Agreement". Encyclopedia Britannica, 22 May. 2020, https://www.britannica.com/event/Sykes-Picot-Agreement. [Accessed 18 June 2021]
Republika.co.id. (2008). Suriah dan Lebanon Resmi Buka Hubungan Diplomatik. Retrieved from https://republika.co.id/berita/7949/suriah-dan-lebanon-resmi-buka-hubungan-diplomatik [Accessed 13 April 2021]
Vinanda R. A. (2017). HISTORIPEDIA: Inggris dan Prancis Tanda Tangani Kesepakatan Rahasia Sykes-Picot untuk Membagi Kekuasaan Wilayah Arab. Retrieved from https://news.okezone.com/read/2017/05/18/18/1693851/historipedia-inggris-dan-prancis-tanda-tangani-kesepakatan-rahasia-sykes-picot-untuk-membagi-kekuasaan-wilayah-arab?page= [Accessed 17 June 2021]
Widodo, Aridianto, and Faisyal Rani. (2015). "Kepentingan Suriah Menjalin Hubungan Diplomatik dengan Lebanon (2008)." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, vol. 2, no. 2, Oct. 2015.
Yacoubian M. (2010). Lebanon’s Evolving Relationship with Syria: Back to the Future or Turning a New Page?. USIP United States Institute of Peace, 2010. Retrieved from https://www.usip.org/sites/default/files/resources/PB%2033%20Lebanon's%20Evolving%20Relationship%20with%20Syria.pdf [Accessed 13 April 2021]
ADVERTISEMENT