Biang Keringat pada Bayi, Apa Penyebabnya?

Konten dari Pengguna
9 Juni 2021 9:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Biang Keringat pada Bayi. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biang Keringat pada Bayi. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Biang keringat pada bayi jadi salah satu hal yang biasa terjadi kok, Ma. Secara umum, biang keringat rentan banget menyerang bayi yang belum genap berusia 12 bulan. Bagian-bagian tubuh bayi yang rentan terserang biang keringat adalah punggung, leher, dada, bahu, bahkan pangkal paha.
ADVERTISEMENT
Enggak perlu khawatir berlebihan, ada banyak cara yang bisa Mama-Mama lakukan untuk mengatasi hal itu. Kalau Mama sendiri, saat anak kedua terserang biang keringat, Mama yang telah berkonsultasi dengan dokter anak mengatasinya dengan mengoleskan salep khusus yang diresepkan dokter. Sejak saat itu juga, Mama jadi teliti banget milih baju bayi dan memandikannya dengan lebih bersih.
Sebenarnya, apa sih Ma penyebab biang keringat? Untuk Mama-Mama yang penasaran, yuk disimak uraian di bawah ini tentang 3 penyebab paling umum biang keringat yang menyerang kulit bayi kita.

4 Penyebab Biang Keringat pada Bayi dan Cara Menghindarinya

1. Pakaian
Pakaian menjadi salah satu penyebab biang keringat yang jarang diketahui. Padahal, pemilihan bahan pakaian dan kebersihannya adalah hal yang dapat memicu biang keringat jika enggak dipersiapkan dengan baik.
llustrasi Pakaian Bayi. Foto: Freepik
Mama-Mama dianjurkan untuk memakaikan pakaian anak yang enggak ketat untuk mencegah peningkatan suhu tubuh mereka. Baju yang enggak ketat dijamin enggak akan memicu kemunculan keringat. Selain itu, Mama-Mama juga harus memperhatikan bahan pakaian, ya. Carilah bahan pakaian bayi yang mudah menyerap keringat, seperti katun dan kaos.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya selektif dalam memilih bahan pakaian bayi, Mama-Mama juga perlu lho untuk teliti terhadap kebersihan pakaian mereka. Pastikan proses mencuci pakaian bayi dilakukan dengan benar ya, Ma. Pakaian bersih tentu saja akan mengurangi serangan kuman pada kulit bayi. Hal yang enggak kalah penting diperhatikan, rajin-rajin mengganti pakaian bayi, ya.
2. Faktor Cuaca
Faktor cuaca menjadi penyebab biang keringat yang umum terjadi, apalagi di Indonesia yang beriklim tropis. Kelembapan udara yang terkadang tinggi dan suhu panas berlebihan bisa membuat tubuh bayi kita lebih banyak memproduksi keringat. Jika mereka sudah kepanasan, produksi keringat secara berlebihan itulah yang akan memicu biang keringat.
Untuk mengatasinya, jagalah suhu ruangan di sekitar bayi kita ya, Ma. Pastikan sirkulasi udara di sana juga enggak kalah baik, enggak pengap, dan lembap. Mama-Mama bisa memanfaatkan AC atau alat penyejuk ruangan lainnya, namun pastikan juga enggak terlalu dingin ya, Ma.
ADVERTISEMENT
3. Demam
Jika bayi Mama-Mama terserang demam, dia akan lebih rentang terserang pula biang keringat. Kok bisa begitu, ya? Tentu saja jawabannya adalah karena pada saat demam, terjadi peningkatan suhu tubuh yang membuat tubuh bayi memproduksi lebih banyak keringat. Hal ini akan terjadi sampai suhu bayi yang terserang demam kembali normal.
Ilustrasi Menggendong Bayi. Foto: Freepik
4. Terlalu Sering Digendong
Penyebab keempat bayi terkena biang keringat adalah terlalu sering digendong. Kebanyakan ibu cenderung mengabaikan aktivitas satu ini sebagai salah satu pemicu biang keringat.
Biang kering pada bayi bisa terjadi karena terlalu sering digendong, terlebih saat suhu udara di sekitar bayi juga sedang panas. Pada saat itu, tubuh bayi dalam gendongan akan menghadapi dua sumber panas sekaligus, Ma. Satu sumber panas dari cuaca dan satunya lagi dari tubuh orang yang menggendongnya. Untuk itu, jangan sampai bayi kita terlalu sering digendong saat suhu udara sedang panas ya, Ma.
ADVERTISEMENT
Itu dia Ma, 4 penyebab biang keringat yang harus Mama-Mama tahu. Intinya, Mama-Mama enggak boleh mengabaikan bahan dan kebersihan pakaian bayi serta suhu udara di sekitar bayi. Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Ma. Semoga juga bayi Mama-Mama tetap sehat!
(TMA)