Cara Meningkatkan Bonding dengan Anak, Bagaimana Ya?

Konten dari Pengguna
15 Oktober 2021 20:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mama Rempong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cara menngkatkan bonding dengan anak. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cara menngkatkan bonding dengan anak. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Ada beberapa cara meningkatkan bonding dengan anak yang bisa Mama-Mama lakukan. Bonding dengan anak ini sangat penting, Ma. Bahkan, kualitas bonding antara anak dan orang tuanya bisa memengaruhi tingkat kepercayaan diri seorang anak.
ADVERTISEMENT
Sebelum punya anak, Mama pikir hubungan ibu dan anak akan selalu baik dan penuh cinta. Tetapi setelah dijalani, ternyata kenyataannya tidak semudah itu. Membangun bonding atau ikatan yang kuat dengan anak-anak dan mempertahankannya sampai mereka tumbuh dewasa membutuhkan upaya ekstra.
Meski butuh usaha ekstra, orang tua yang dengan tulus ingin "melihat dunia" melalui mata anak, dan berbagi baik dalam suka maupun duka, tidak akan mengalami kesulitan untuk bonding dengan anak. Salah satu kunci untuk menjaga bonding dengan anak adalah dengan menjaga komunikasi terbuka bersama anak-anak.

Cara Meningkatkan Bonding dengan Anak

Ilustrasi cara meningkatkan bonding dengan anak. Foto: Shutterstock
Untuk meningkatkan bonding dengan anak, Mama-Mama harus menyesuaikan strateginya dengan tingkatan umur anak. Psikolog klinis, Forrest Talley, dan terapis anak dan remaja, Lauren Mosback, menguraikan tahapannya seperti berikut ini.
ADVERTISEMENT
1. Anak Usia Dini atau Prasekolah
Pada masa ini, anak usia dini biasanya dipenuhi dengan rasa penasaran akan berbagai hal. Mereka mungkin akan bertanya mengenai banyak hal. Kesempatan ini bisa Mama-Mama manfaatkan untuk bonding dengan mereka.
Pada usia ini, memanfaatkan rasa penasaran anak pada kejadian sehari-hari dapat membantu kamu untuk menjalin ikatan. Anak-anak mungkin belum mengeksplorasi banyak hal. Jadi, kamu bisa mengajaknya untuk menjalani segala aktivitas yang belum pernah kamu dan anakmu lakukan.
Luangkan waktu untuk menikmati hal-hal sederhana yang menurut anak menarik. Aktivitas yang menarik buat anak-anak enggak harus yang ribet-ribet kok, Ma.
Aktivitas sederhana seperti melempar batu ke kolam, bermain gelembung di bak mandi, menginjak genangan air, atau bermain saat hujan juga bisa membantu meningkatkan bonding dengan anak.
ADVERTISEMENT
Memanfaatkan minat mereka seperti ini akan memberikan kesan kepada anak kalau ibunya peduli dengan rasa ingin tahu mereka.
2. TK sampai Kelas 3 SD
Begitu anak-anak mulai sekolah, mereka mengembangkan fungsi kognitif dan kemampuan fisik yang lebih besar. Mereka mungkin sudah tahu banyak hal dan mulai menaruh minat pada beberapa aktivitas tertentu. Misalnya ada yang suka membantu ibunya memasak, ada yang suka menggambar, atau bermain alat musik.
Di tahap ini, Mama-Mama bisa membangun bonding dengan anak-anak melalui kegiatan yang memungkinkan mereka untuk menguasai keterampilan baru yang mereka sukai.
Misalnya mengajak anak memasak bersama, membelikannya pensil warna dan buku gambar baru, atau memasukkan mereka ke tempat les musik.
Dengan cara ini, anak-anak akan merasa bahwa orang tuanya selalu mendukung apa yang mereka sukai sehingga nantinya anak tidak akan takut untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan pada orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Mungkin ada beberapa orang tua yang kadang tidak setuju dengan kegemaran anaknya. Mama-Mama harus bisa menerima dan menghargai keputusan anak dengan mendukungnya. Biarkan mereka mengeksplorasi hal-hal baru dan mengembangkan bakat karena sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.
3. Kelas 4 sampai 6 SD
Ilustrasi cara meningkatkan bonding dengan anak. Foto: Shutterstock
Pada usia ini, anak-anak mulai mengembangkan rasa kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar. Mereka mungkin sudah menetapkan apa yang mereka sukai dan bereksperimen dengan hobi baru, seperti pelajaran musik atau tim olahraga.
Orang tua harus selalu mendukungnya, ya. Mama-Mama bisa menemani mereka menjalankan hobinya atau ajak anak ke acara-acara profesional seperti konser atau pertandingan olahraga yang sesuai dengan minat mereka.
Pada usia ini juga menjadi waktu yang tepat untuk mulai membiasakan percakapan yang lebih rumit untuk mengantisipasi perubahan sikap anak saat memasuki usia remaja dan mengalami pubertas.
ADVERTISEMENT
Mama-Mama bisa menceritakan bagaimana kehidupan menjadi seorang remaja dan kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan timbul ketika ia beranjak dewasa.
(RPR)