Akademisi Unsrat Sebut Pemilu 2024 Sulit Terhindar dari Penyebaran Hoax

Konten Media Partner
20 Desember 2023 7:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akademisi Unsrat Manado, Ferry Liando
zoom-in-whitePerbesar
Akademisi Unsrat Manado, Ferry Liando
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MANADO - Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Ferry Liando, menyebutkan jika Pemilu 2024 kemungkinan besar akan sulit terhindar dari dinamika hoax (hoaks) atau berita bohong. Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah motivasi berkuasa yang keliru, di mana ada anggapan jika terpilih pada Pemilu, maka akan membuatnya menjadi lebih kaya, lebih terhormat dan akan leluasa berkuasa untuk kepentingan pribadi.
"Karena motivasi keliru, banyak calon berusaha menghalalkan segala cara agar terpilih. Ini yang harus kita cegah," kata Ferry.
Ferry mengatakan, pada Pemilu 2019 lalu, ada 3.356 berita bohong atau hoax yang berhasil teridentifikasi. Ini bisa lebih massif lagi pada Pemilu 2024, mengingat ada perubahan konstelasi politik yang terjadi saat ini.
Dijelaskan, ada lima penyebab mengapa penyebaran berita hoax rawan terjadi saat pemilu. Pertama adanya kepentingan politik. Banyak kandidat menghalalkan segala cara termasuk menyebarkan berita bohong. Kandidat yang memiliki banyak pendukung, berpotensi jadi sasaran hoax dengan tujuan meruntuhkan kekuatan.
ADVERTISEMENT
Kedua, karena kepentingan keuntungan bisnis. Menurut Ferry, semakin banyak pihak yang merespons postingan hoax maka akan menguntungkan pemilih media sosial. Selama ini banyak pihak yang diuntungkan hoax sehingga informasi itu terus digandakan dan disebar di berbagai aplikasi media sosial atau konten.
"Penyebab ketiga berita bohong menyebar karena ada media yang dimanfaatkan untuk penyebarannya. Hampir 80 persen pemilih menggunakan informasi melalui media sosial," kata Ferry.
Lanjut dijelaskan, faktor keempat adalah pasar atau penerima manfaat, di mana tidak mungkin hoax akan berkembang jika tidak ada pihak yang membutuhkan. Dan karena pihak yang membutuhkan banyak, maka produksi hoax terus berkembang setiap saat terutama pada tahapan pemilu.
Sementara faktor terakhir adalah untuk kepentingan ideologi. Menurutnya, diduga akan ada kelompok-kelompok yang hendak menghancurkan Indonesia melalui pemilu. Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa mengancam kekuatan negara lain.
ADVERTISEMENT
"Sehingga banyak cara untuk melemahkan ataupun ada upaya untuk menghancurkan. Mereka memanfaatkan pemilu untuk mewujudkan keinginan mereka melakukan adu domba masyarakat lewat hoax," ujar Ferry.
"Pencegahan penyebaran hoax ini dengan penegakkan hukum yang tegas. Pasalnya, jika para pelaku kejahatan penyebaran berita hoax tidak ditindak, maka perbuatan ini akan terus berkembang," ujarnya lagi.
febry kodongan