Angka Penderita Stunting di Sitaro Turun, Ini yang Dilakukan Pemerintah

Konten Media Partner
5 Maret 2020 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Stunting
Jumlah penderita stunting atau gizi kurang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) di dua tahun belakangan mengalami penurunan. Data Dinas Kesehatan Sitaro menyebutkan, tahun 2018 jumlah kasus stunting tercatat sebanyak 38 kasus, namun menurun di 2019 dan tinggal menyisakan 11 orang penderita.
ADVERTISEMENT
“Jumlahnya menurun. Kami targetkan di tahun ini angka penderita terus mengalami penurunan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sitaro, dr Semuel E Raule MKes.
Terkait penurunan angka kasus stunting itu, Raule mengaku, pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya, seperti pengobatan bagi bayi yang terindikasi mengalami hambatan dalam pertumbuhan fisik dan mental, serta memberi asupan makanan tambahan bagi bayi atau anak dan ibu hamil.
“Jadi, langkah-langkah ini kami optimalkan dalam pelayanan posyandu di semua wilayah, termasuk layanan di puskesmas maupun rumah sakit yang ada,” ujar Raule.
Raule melanjutkan, selain lebih massif dalam pencegahan timbulnya kasus stunting, pihak Dinkes Sitaro juga melakukan perjanjian kerjasama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, di Jakarta, terkait rujukan skrining Hipothiroid Kongenital (HK) atau panduan keseragaman dan pedoman dalam mendiagnosis dan melakukan tatalaksana pasien dengan HK.
ADVERTISEMENT
“Jadi setiap bayi baru lahir akan diambil sampel darahnya lalu dikirim ke laboratorium RSCM untuk mengetahui apakah bayi tersebut terindikasi ada kelainan bawaan hipothiroid atau tidak. Inilah salah satu cara untuk mencegah kasus stunting,” kata Raule kembali.
franky salindeho