Benteng Moraya, Monumen Heroik Minahasa yang Instagramable Banget

Tim Manado Bacirita
1001 Media Partner kumparan
Konten dari Pengguna
11 Februari 2019 17:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tim Manado Bacirita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Monumen Benteng Moraya di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara
BENTENG Moraya merupakan benteng terakhir rakyat Minahasa saat menghadapi tentara kompeni yang datang menjajah. Dari beberapa literatur yang diperoleh manadobacirita.com, benteng ini pada tahun 1808 menyimpan cerita heroik pasukan warga Minahasa, yang tak ingin dijajah.
ADVERTISEMENT
Berada di tepi Danau Tondano, Kelurahan Roong, Kecamatan Tondano Barat, daerah ini juga merupakan kompleks pemukiman awal orang Tondano yang diberi nama Minawanua.
Pemerintah Kabupaten Minahasa sendiri, tahun 2017 resmi mengoperasikan monumen Benteng Moraya, untuk mengenang pertempuran sengit dari masyarakat Minahasa yang tidak ingin dijajah oleh bangsa lain. Monumen ini mempertahankan keaslian cerita dari keberadaan benteng moraya.
Saat ini, monumen Benteng Moraya telah menjadi lokasi kunjungan wisata yang instragramable. Bangunan monumen, kayu prasejarah, Waruga yang merupakan kuburan orang minahasa dan nama-nama marga asli Minahasa dan pemandangan danau tondano menjadi daya tarik sendiri untuk berpose.
Tak hanya itu, orang-orang yang menggunakan baju tarian Kabasaran Minahasa, bisa ditemukan dengan mudah untuk diajak berfoto. Sekali foto Rp10 ribu dan jika ingin dicetak tinggal tambah Rp10 ribu lagi. Anda tinggal mencari tempat atau spot paling pas untuk dijadikan latar belakang saat berfoto.
ADVERTISEMENT
Ada sekitar 15 fotografer yang menjajakan jasanya sejak Pukul 08.00 WITA dan baru akan pulang sekira pukul 20.00 WITA. "Sekarang sudah banyak tukang foto. Kalau ramai bisa dapat 20 pelanggan. Tapi, kadangkala juga tidak dapat sama sekali," tutur Bintang, warga Desa Kanonang, Kecamatan Barat, Senin 11 Februari 2019.
Meini Solambela, salah satu pengguna pakaian tarian kabasaran di Benteng Moraya menyebutkan, peluang untuk mendapatkan pendapatan terbuka lebar, karena wisatawan yang datang tentunya ingin memiliki foto khas dan unik, termasuk berfoto dengan pakaian yang khas di Minahasa.
"Saya pemimpin sanggar tari Toulour Waya, para penari kabasaran wanita. Setiap hari kami ada disini. Kami satu sanggar tapi jika penghasilan dari berfoto bersama pengunjung itu milik masing-masing," kata Meini.
ADVERTISEMENT
Monumen Benteng Moraya sendiri bisa ditempuh dengan jarak 35 kilometer dari Kota Manado. Pilihannya bisa menggunakan jasa transportasi umum bus dengan harga Rp10ribu, atau menggunakan jasa kendaraan online Rp160 ribu.
Ridwan (Kontributor)